- META memulai kiprahnya dalam bisnis EBT dengan mendirikan PT Energy Infranusantara (PT EI) pada tahun 2012
- Sejumlah proyek energi terbarukan dimiliki oleh META dalam pipeline yang siap untuk dikembangkan, termasuk juga pembangkit hidro, biomassa dan surya
- META saat ini berinvestasi di lima sektor bisnis yang berbeda: Jalan Tol, Air, Energi Terbarukan, Pelabuhan, dan Menara Telekomunikasi untuk meningkatkan kehidupan demi masa depan yang lebih baik dan lebih cerah.
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) merupakan sebuah perusahaan yang berperan aktif dalam percepatan pembangunan infrastruktur ekonomi di Indonesia. Infrastruktur ekonomi adalah fasilitas internal suatu negara yang memungkinkan kegiatan bisnis, seperti transportasi, komunikasi, jaringan distribusi, lembaga keuangan dan pasar, serta sistem pasokan energi.
Sebagai salah satu perusahaan infrastruktur swasta terkemuka di Indonesia, META memiliki konsesi infrastruktur di bagian barat dan timur Indonesia yang memberikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Didirikan pada tahun 2006, META saat ini berinvestasi di lima sektor bisnis yang berbeda: Jalan Tol, Air, Energi Terbarukan (EBT), Pelabuhan, dan Menara Telekomunikasi untuk meningkatkan kehidupan demi masa depan yang lebih baik dan lebih cerah.
Baca Juga
- Intip Kisah General Electric Co.: Perusahaan EBT Dengan Pendapatan Tertinggi di Dunia
- Pertamina NRE Ajak Anak Muda Terlibat dalam Pengembangan EBT
Yang akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini adalah terkait kiprah META dalam merintis dan menjalankan bisnis EBT.
Yuk Sobat EBT Heroes simak perjalanan META dari awal merintis bisnis di bidang EBT supaya bisa lebih Makin Tahu Indonesia dengan mengenal salah satu Perusahaan EBT di Indonesia!
PT Energy Infranusantara
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) memulai kiprahnya dalam bisnis EBT dengan mendirikan PT Energy Infranusantara (PT EI) pada tahun 2012. PT EI sendiri didirikan dengan tujuan untuk dapat berinvestasi di sektor energi, khususnya dalam pembangkit listrik dari energi terbarukan.
META menyadari bahwa energi adalah salah satu persyaratan utama untuk pembangunan ekonomi, dan kesenjangan yang besar antara permintaan dan penawaran menghadirkan peluang yang signifikan untuk pembangunan di sektor ini.
META meyakini bahwa kombinasi dari ide-ide perusahaan terkait pelestarian lingkungan dan investasi pada pembangkit listrik berbasis energi terbarukan akan menempatkan perusahaan di garis depan untuk menjadi perusahaan infrastruktur hijau terkemuka di Indonesia.
Hingga akhir tahun 2021, kepemilikan saham META di Energi Infranusantara sebesar 99,99%.
PT Inpola Meka Energi
Salah satu langkah awal yang dilakukan PT EI adalah dengan mengakuisisi PT Inpola Meka Energi (IME). PT EI menandatangani Share Subscription Agreement dengan IME pada tahun 2012, dimana EI mengakuisisi 45 persen saham.
IME sendiri berfokus pada pengembangan PLTA Lau Gunung di Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. PLTA ini direncanakan dapat menghasilkan 15 MW. PLTA Lau Gunung ini memiliki kontrak 20 tahun dengan PT PLN Persero dalam memasok energi ke pelanggan di Sumatera melalui jaringan mereka.
Pada tahun 2020, proses pembangunan PLTA dengan kapasitas 2 x 7,5 Megawatt (MW) ini akhirnya selesai dan sudah mulai beroperasi (Commercial Operating Date/COD) sejak 16 Desember 2020.
PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari
Pada tahun 2018, META melalui PT EI mengakuisisi 80% saham dari PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari (RPSL).
RPSL sendiri merupakan perusahaan Independent Power Producer (IPP) yang menjalankan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) berkapasitas 1×15 MW di Siantan, Desa Wajok Hulu, Kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
PLTBm ini telah beroperasi sejak 23 April 2018 dan dikontrak untuk memasok 8 MW ke Perusahaan Listrik Negara (PLN).
PLTBm Siantan menjadi pembangkit energi terbarukan pertama di Kalimantan Barat dan dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi gasifikasi. Lebih jelasnya, teknologi ini merupakan boiler dengan tipe water tube menggunakan bahan bakar yang berasal dari sumber daya alami misalnya cangkang kelapa sawit dan kayu.
Baca Juga
- Biomassa: Cara Cerdas Mengubah Sampah Menjadi Energi
- Bagaimana Biomassa Dapat Menjadi Penyelamat Indonesia dalam Perubahan Iklim?
Rencana Masa Depan META dalam Bisnis EBT
Pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, Pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit EBT baru sebesar 10,6 GW sampai dengan tahun 2025. Selanjutnya, 10,3 GW dalam 5 tahun berikutnya sehingga akan ada penambahan kapasitas hingga 20,9 GW hingga 2030.
Dengan target ini, Pemerintah memproyeksikan bauran EBT mencapai 23% pada tahun 2025 dan 25% pada tahun 2030. Dari target penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 20,9 GW tersebut, ditargetkan kontribusi sektor swasta (IPP) mencapai 11,8 GW.
Maka dari itu, META sangat antusias untuk berpartisipasi dalam pengembangan bisnis EBT di Indonesia. META sendiri telah memiliki sejumlah proyek energi terbarukan dalam pipeline yang siap untuk dikembangkan, termasuk juga pembangkit hidro, biomassa dan surya. Untuk pelaksanaannya sendiri akan disesuaikan dengan prosedur dan proses yang diselenggarakan oleh PLN.
META juga saat ini sedang menjajaki rencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di jalanan tol milik META.
Gimana nih Sobat EBT Heroes? Sudah mulai lebih mengenal META, kan sekarang?
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes
Editor: Annisa Nur Fissilmi Kaffah
Referensi:
[1] Nusantra Infrastructure Tbk. | Indonesia Infrastructure Company | Energi
[2] Nusantra Infrastructure Tbk. | Indonesia Infrastructure Company | About Us