- Penyebab dan akibat dari kenaikan permukaan laut
- Peningkatan risiko banjir pada daerah pesisir dan erosi
- Efek yang dihasilkan perubahan iklim terhadap kehidupan pesisir
Pesisir mengacu pada daerah yang terletak di sepanjang pantai atau garis pantai di mana tanah bertemu dengan laut. Wilayah yang dicirikan oleh kedekatannya dengan air, dan seringkali memiliki ekosistem serta pola cuaca yang berbeda ini memiliki beberapa aspek dalam berbagai bidang. Dalam aspek geografis, wilayah pesisir memiliki keanekaragaman pantai berpasir atau berbatu, tebing, bukit pasir, muara, laguna, hutan bakau, terumbu karang, dan dataran pantai. Hal ini juga berkaitan dengan iklim mikro unik yang dipengaruhi oleh kedekatan perairan yang luas, terkadang ia mengalami suhu yang lebih sejuk, kelembaban lebih tinggi, dan lebih banyak curah hujan dibandingkan dengan daerah pedalaman. Jika dilihat dari segi ekonomi, pesisir memiliki peran penting sebagai pusat perikanan, akuakultur, perkapalan, pariwisata, dan rekreasi, oleh karena itu ia tentu memberikan peluang bagi perdagangan, transportasi, maupun pengembangan industri pesisir.
Dikarenakan banyak daerah pesisir juga menjadi tempat permukiman bagi kota-kota padat penduduk, maka tak heran jika masyarakat sekitar bergantung pada laut sebagai mata pencaharian dan sumber daya. Mereka juga biasanya familiar dalam kegiatan seperti memancing, berperahu, berselancar, wisata pantai. Mengetahui bahwa wilayah pesisir menghadapi berbagai tantangan lingkungan, termasuk erosi, polusi dari sumber industri dan pertanian, perusakan habitat, penangkapan ikan berlebihan, dan dampak perubahan iklim seperti kenaikan permukaan dan pengasaman air laut.
Masyarakat sekitar tentu paham terhadap bahaya alam seperti erosi pantai, gelombang badai, dan kenaikan permukaan laut, sehingga pengelolaan dan upaya konservasi yang cermat untuk melestarikan ekosistem pesisir dan melindungi populasi manusia maupun ekosistem laut pun gencar diupayakan.
Baca Juga
- Penyebab, Dampak dan Solusi Pencemaran Air
- Ekspor Pasir Laut, 115 Pulau di Indonesia Terancam Tenggelam!
Efek kompleks dari naiknya permukaan air laut
Salah satu dampak perubahan iklim yang paling terlihat di wilayah pesisir adalah naiknya permukaan air laut. Saat suhu bumi meningkat, es kutub mencair, dan air laut yang lebih hangat mengembang, kenaikan permukaan laut pun terjadi. Hal ini bukanlah ‘efek kecil’ yang bisa disepelekan, karena dampak dari naiknya permukaan air laut ini dapat mengakibatkan erosi pantai, peningkatan banjir saat badai, dan penggenangan di daerah dataran rendah yang bisa mengancam kehidupan masyarakat dan infrastruktur pesisir. Tak hanya itu, fenomena ini dapat menyebabkan intrusi air asin ke akuifer air tawar dan muara yang mempengaruhi pasokan air minum dan pertanian di wilayah pesisir. Intrusi ini juga dapat merusak vegetasi pesisir dan lahan basah, yang semakin memperburuk kerentanan.
Dilansir dari laman Climate Knowledge Portal, wilayah Indonesia seperti pulau Jawa, wilayah pesisir Sumatera serta Sulawesi, dan pulau Papua sangat rentan terhadap berbagai bahaya yang ditimbulkan akibat banjir, tanah longsor, dan kenaikan permukaan laut. Analisis risiko global yang dilakukan oleh Bank Dunia menempatkan Indonesia di peringkat ke-12 dari 35 negara yang menghadapi risiko kematian yang relatif tinggi. Bahaya serta konsekuensi yang disebabkan dari naiknya permukaan laut ini tentu tidak bisa diabaikan mengingat banyak pulau bisa terancam tenggelam dan gentingnya kehidupan manusia di masa yang akan datang.
Terumbu karang dan ekosistem lainnya yang terancam
Dalam setengah abad terakhir, permukaan air laut rata-rata di seluruh dunia telah meningkat sekitar 2-3 mm per tahun.
Berdasarkan laju ini, banyak ilmuwan berpendapat bahwa kenaikan permukaan laut akan berdampak kecil pada terumbu karang, karena tingkat dan besarnya kenaikan permukaan laut yang diperkirakan berada dalam tingkat pertumbuhan potensial sebagian besar terumbu karang dan banyak lainnya.
Pada skala lokal, kenaikan permukaan air laut cenderung mengarah pada peningkatan proses sedimentasi yang dapat mengganggu fotosintesis, pemberian makan makan, perekrutan dan proses fisiologis penting lainnya dari terumbu karang.
Hal ini dapat menyebabkan peningkatan sedimentasi akibat erosi pantai, yang dapat menyebabkan tekanan pada terumbu karang atau mengurangi jumlah sinar matahari yang dibutuhkan untuk fotosintesis. Naiknya permukaan air laut juga dapat membanjiri dan merusak habitat pesisir seperti hutan bakau dan pantai tempat penyu bertelur.
Baca Juga
- KemBali Becik Dorong Wisatawan Berwawasan Lingkungan
- Yuk Mengintip, Cara Mengatasi Kerusakan Lingkungan Alam
Apa perubahan iklim memberikan perubahan pada kondisi pesisir Indonesia?
Diperkirakan pada tahun 2050, sekitar 23 juta orang di sepanjang pesisir Indonesia akan menghadapi risiko banjir laut tahunan akibat kenaikan permukaan air laut yang disebabkan perubahan iklim abad ini. Pesisir Indonesia juga terancam akan tenggelam dimana puluhan juta jiwa akan terdampak akan hal itu.
Kondisi geografis pesisir kepulauan Indonesia yang merupakan dataran rendah, ditambah dengan dampak perubahan iklim serta penurunan muka tanah, dianggap sebagai faktor banjir laut tahunan yang mengancam keberlangsungan kehidupan warga yang tinggal di pesisir.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dodo Gunawan mengungkapkan kondisi geografis pesisir Indonesia ini yang membuat area tersebut rentan terhadap perubahan iklim.
Untuk menghadapi tantangan iklim ini, langkah-langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca perlu diterapkan supaya lingkungan serta masyarakat dapat beradaptasi dengan perubahan iklim dan melindungi wilayah pesisir yang rentan.
Strategi pengelolaan pesisir seperti pemeliharaan pantai, pembangunan tanggul, pemulihan ekosistem dan pengembangan infrastruktur pesisir yang berkelanjutan, dan kerja sama internasional diperlukan untuk memerangi perubahan iklim dan meminimalkan dampaknya pada wilayah pesisir.
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes
Editor: Gabriel Angeline Farenita Kusuma Putri
Referensi:
[1] The coastal cities are at risk as sea levels rise | World Economic Forum
[2] Indonesia – Vulnerability | Climate Change Knowledge Portal