- Terdapat tiga jenis Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang digunakan. Adapun terdiri dari PLTS On-Grid, Off-Grid, dan Hybrid.
- Definisi PLTS On-Grid, Off-Grid, dan Hybrid
- Perbedaan PLTS On-Grid, Off-Grid, dan Hybrid.
Dalam era modern ini, energi terbarukan menjadi topik yang semakin populer dan diminati. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah salah satu jenis sumber energi terbarukan yang banyak digunakan dan populer di Indonesia. Pembangkit Listrik Tenaga Surya menjadi pilihan utama karena sumber energinya berupa sinar matahari yang memiliki potensi melimpah di Indonesia. Dalam penggunaannya, terdapat tiga jenis Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang digunakan. Adapun terdiri dari PLTS On-Grid, Off-Grid, dan Hybrid.
Ketiga Jenis PLTS ini memiliki perbedaan dalam hal sistem penyimpanan energi dan cara memasok energi surya ke jaringan listrik. Memahami perbedaan antara ketiga jenis Pembangkit Listrik Tenaga Surya dapat membantu dalam menentukan jenis PLTS yang sesuai dengan kebutuhan dan lokasi. Tentunya dalam artikel ini akan membahas perbedaan dari ketiga jenis PLTS, sehingga Sobat Heroes nantinya dapat memilih PLTS yang tepat untuk memenuhi kebutuhan energi.
Definisi PLTS On-Grid, Off-Grid, dan Hybrid
Sebelum lebih jelas untuk mengetahui perbedaan dari ketiga jenis Pembangkit Listrik Tenaga Surya, harus tahu juga pengertian dari setiap jenisnya. PLTS On-Grid adalah sistem panel surya yang masih terhubung melalui jaringan PLN, dapat disebut juga sebagai grid tie atau grid interactive dan terbilang sistem yang lebih murah.
PLTS Off-Grid berbeda dengan On-Grid, sistem panel surya ini sudah tidak bergantung dengan jaringan listrik PLN. Hal itu disebabkan karena pada PLTS Off-Grid sudah menggunakan baterai untuk menyimpan listrik.
PLTS Hybrid merupakan gabungan antara PLTS On-Grid dan Off-Grid sehingga sistem ini dapat disambungkan langsung melalui jaringan PLN dan bisa juga tidak karena sudah terdapat baterai. Tentunya dengan menerapkan sistem ini, ketika siang hari bisa menggunakan energi matahari secara langsung, begitu juga saat malam tetap bisa menggunakan karena energi sudah tersimpan di dalam baterai.
Baca Juga:
Perbedaan PLTS On-Grid, Off-Grid, Hybrid
1. Akses Listrik
Sistem PLTS Off-Grid bergantung dengan energi matahari untuk aliran listriknya, hal tersebut karena tidak terhubung langsung dengan listrik PLN. Aliran listrik jenis Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini saat matahari bersinar dan saat mengambil energi listrik dari baterai yang disimpan selama produksi sistem panel surya.
Sistem PLTS On-Grid selalu memiliki akses ke listrik. Jika panel surya tidak menghasilkan listrik yang cukup dapat menarik energi dari jaringan utilitas untuk melengkapinya.
Berbeda dengan PLTS Hybrid yang menggabungkan keunggulan dari panel surya On-Grid maupun Off-Grid. Pada panel surya ini menggunakan energi matahari dan dilengkapi juga dengan baterai. Saat siang hari bisa menggunakan energi matahari langsung, jika pada malam hari dan terjadi pemadaman listrik tetap bisa menggunakannya dengan suplai energi yang tersimpan pada baterai.
2. Sisi Produksi Energi
Sistem PLTS Off-Grid tergantung dengan ukuran dan jumlah panel surya yang dipasang. Rancangan sistem ini sebagian besar untuk menghasilkan jumlah listrik yang lebih saat siang hari kemudian disimpan dalam baterai.
Sistem On-Grid jika produksi energi melampaui kebutuhan surplusnya bisa disalurkan kembali ke jaringan listrik utama dan dijual kepada penyedia layanan listrik sebagai sumber pendapatan tambahan. Pada sistem Hybrid jika kelebihan daya, kelebihan tersebut dialirkan ke jaringan listrik PLN. Begitu juga sebaliknya, jika daya listrik tidak memenuhi kebutuhan akan dipenuhi dari jaringan listrik PLN termasuk pengisian daya baterai.
Kelebihan PLTS On-Grid, Off-Grid, Hybrid
Dari setiap masing-masing jenis Pembangkit Listrik Tenaga Surya memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut penjelasannya.
1. PLTS On-Grid
Kelebihan:
- Terhubung Jaringan PLN, Pembangkit listrik on-grid terhubung ke jaringan listrik PLN sebagai tempat penyimpanan energi.
- Hemat Biaya karena tidak memerlukan baterai, ruangan, dan peralatan tambahan. Cocok untuk yang tidak memiliki ruangan luas.
- Proses bersih, hal tersebut karena listrik yang dihasilkan dari proses terbarukan yang tidak menggunakan energi fosil.
Kelemahan:
- Ketergantungan pada Cuaca: Kinerja PLTS on-grid sangat tergantung pada kondisi cuaca dan intensitas sinar matahari.
- Ketergantungan pada Jaringan Listrik: Karena PLTS on-grid terhubung ke jaringan listrik utama, jika terjadi gangguan atau pemadaman di jaringan, PLTS ini juga akan terpengaruh dan tidak akan berfungsi.
- Keterbatasan Penyimpanan Energi: PLTS on-grid biasanya tidak dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi, seperti baterai, sehingga kelebihan energi yang dihasilkan pada siang hari tidak dapat disimpan untuk digunakan pada malam hari.
2. PLTS Off-Grid
Kelebihan:
- Tidak ada pemadaman karena terdapat baterai yang masih berfungsi.
- Cocok untuk daerah terpencil yang susah dijangkau jaringan arus listrik.
- Penghasilan tambahan dengan menjual listrik yang tidak tersambung dengan PLN
Kelemahan:
- Diperlukan perawatan dan penggantian baterai secara berkala untuk memastikan kinerja PLTS.
- Biaya awal lebih tinggi, biaya pemasangan awal lebih mahal jika dibandingkan dengan memasang listrik konvensional.
- Selektif menggunakan listrik, hal ini karena jika pemakaian listrik berlebihan akan beresiko menghabiskan cadangan daya sehingga tidak memiliki cukup listrik untuk menerangi rumah.
3. PLTS Hybrid
Kelebihan PLTS Hybrid
- Tidak terganggu saat jaringan listrik PLN mengalami gangguan karena ada baterai yang menjadi cadangan energi listrik.
- Bebas polusi karena ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi lingkungan baik polusi udara maupun suara.
- Efisiensi PLTS on-grid lebih tinggi dibandingkan generator tradisional dengan bahan bakar.
- Mengurangi biaya pemakaian listrik PLN karena biaya tagihan listrik mengalami kenaikan setiap tahunnya.
- Solusi efektif memenuhi kebutuhan energi listrik pabrik atau kantor, dan rumah.
Kelemahan PLTS Hybrid:
- Biaya pemasangan yang cukup tinggi, hal tersebut dikarenakan pada PLTS ini menggunakan baterai. Semakin besar kapasitas PLTS on-grid dipasang maka akan semakin banyak baterai yang dibutuhkan.
- Diperlukan biaya tambahan untuk mengganti baterai jika sudah tidak optimal dalam jangka waktu tertentu karena terbatasnya usia pakai baterai.
- Membutuhkan tempat dan ruangan khusus untuk menyimpan peralatan dan komponennya.
Harnessing Nature’s Power: Exploring Hydropower in North Sumatra for Eco-Friendly and Sustainable Energy Solutions
- North Sumatra has untapped hydropower potential, with plants generating electricity from 317 MW to 50 MW.
- Hydropower in North Sumatra is a clean and renewable energy source, benefiting the environment and enhancing energy security.
- Hydropower projects bring economic development but require addressing environmental and social impacts, climate vulnerability, and technical challenges through collaboration for sustainable outcomes.
North Sumatra, Indonesia, has abundant natural resources, and among them lies a hidden gem of energy generation – hydropower. As the world grapples with the challenges of climate change and increasing energy demands, hydropower offers a sustainable solution to meet the growing electricity needs while minimizing the environmental impact. This article explores the significance of hydropower in North Sumatra, its potential benefits, challenges, and role in shaping the region’s energy landscape.data:image/gif;base64,R0lGODlhAQABAAAAACH5BAEKAAEALAAAAAABAAEAAAICTAEAOw==
In North Sumatra, a region of Indonesia renowned for its rich natural resources and picturesque landscapes, a diverse range of hydropower plants can be found, boasting a broad spectrum of power capacities ranging from an impressive 317 MW down to a still substantial 50 MW.
PLTA Tangga
Situated 4 kilometres downstream from Sigura-gura, the dam channels water to turn the turbine, and the water is then reintegrated into the Asahan River to be used again for propelling the generator station’s turbines. The Stairs Dam boasts impressive dimensions, stretching 125 meters long and 82 meters high. This hydropower plant, known as PLTA Stairs, generates a substantial 317 MW of power, facilitated by its two generator units capable of driving 79.2 MW each.
PLTA Sigura-gura(Asahan II)
Positioned approximately 23 kilometres from Lake Toba, this pioneering power plant employs an innovative underground tunnel system, a first of its kind in Indonesia. Four turbine units, each boasting 71.5 MW of power, spin the turbines at a speed ranging from 330 to 560 revolutions per minute (rpm). The flowing water is efficiently directed through the tunnel to maintain a continuous flow downstream. The plant harnesses the force of 25 kg/s of water discharged.
PLTA Asahan I
Utilizing a stretcher pond system, this hydropower plant effectively converts the river water behind the dam into electrical energy by propelling turbines. During water scarcity, the system automatically draws water from the Stretcher Pool shelter, while in times of high water discharge, excess water is stored in the Stretcher Pool. The combined capacity of the two turbine units is 180 MW, each generating 90 MW of power.
PLTA Lau Renun
Employing water diversion from the Renum River and several other tributaries into a holding reservoir, this hydropower plant ingeniously uses tunnel technology, spanning 25,345 meters in length and featuring three sections: the Upstream Tunnel measuring 8,781 meters, the Downstream Tunnel extending 11,205 meters, and the Branch Tunnel encompassing 3,381 meters. The two turbine units have a collective power capacity of 41 MW, thus contributing 82 MW of electricity generation.
PLTA Sipansihaporas
This power plant system ingeniously harnesses the water from Lake Toba, which is accommodated within the DAM structure. With the assistance of two generating units, each capable of producing 25 MW, the plant develops a total output of 50 MW. The power stations are strategically situated at varying distances from the DAM, all working in tandem to ensure an efficient water supply for electricity generation.
Baca Juga:
- The Significance of Small-Scale Hydropower in Central Java’s Development
- Unlocking Sustainable Development: The Powerful Impact Of Small-Scale Hydropower In West Java
The Untapped Potential of North Sumatra
North Sumatra’s rugged terrain, characterized by majestic mountain ranges and cascading rivers, presents an ideal environment for hydropower development. With a plethora of rivers and water resources, the province holds substantial untapped hydropower potential. The strategic location and abundant water flow offer an opportunity to harness nature’s power and transform it into clean and renewable energy.
Environmental Advantages of Hydropower
Hydropower is considered one of the cleanest energy sources, as it generates electricity without emitting harmful greenhouse gases. Unlike fossil fuel-based power plants, hydropower facilities do not contribute to air pollution or global warming. Furthermore, the water used in the generation process is recycled within the hydrological cycle, making it a sustainable and environmentally friendly energy option.
Energy Security and Diversification
In recent years, Indonesia has been making strides to diversify its energy mix to reduce its dependency on fossil fuels. Hydropower provides an excellent alternative, reducing the nation’s reliance on imported fuels and promoting energy security. By utilizing its vast hydropower potential, North Sumatra can contribute significantly to the national energy grid and strengthen Indonesia’s energy independence.
Boosting Rural Development
The construction of hydropower plants often involves developing infrastructure, roads, and other facilities, which can lead to enhanced rural development in the region. These projects create employment opportunities, stimulate local economies, and improve access to essential services. Additionally, the availability of reliable electricity can fuel the growth of small and medium-sized enterprises, further boosting economic development in remote areas.
Challenges and Considerations
While hydropower presents numerous benefits, its development is challenging. Some of the key considerations include:
a. Environmental Impact: Large-scale hydropower projects can lead to significant changes in the local ecosystem and displacement of communities. Careful planning, environmental impact assessments, and community engagement are essential to mitigate adverse effects.
b. Social Impacts: The construction of dams may require the relocation of communities, which can lead to social disruption and cultural challenges. Ensuring the rights and well-being of affected communities should be a top priority during project implementation.
c. Climate Vulnerability: Climate change can affect rainfall patterns and water availability, potentially impacting the reliability of hydropower generation. Adequate planning and climate-resilient designs are crucial to ensure long-term sustainability.
d. Technical Challenges: Hydropower projects require precise engineering and construction, often involving substantial investments. Robust feasibility studies and advanced technology are necessary to optimize project outcomes.
Baca Juga:
- Unveiling the Power: Advantages of Hydropower in Indonesia
- Unleashing Indonesia’s Hydro Potential: Harnessing the Power of Water for a Sustainable Energy Future
Hydropower Initiatives in North Sumatra
North Sumatra has already witnessed notable developments in the hydropower sector. Several ongoing and planned projects aim to harness the region’s potential to meet local and national energy needs. The construction of large-scale dams, run-of-the-river projects, and micro-hydropower systems is in progress, contributing to the province’s energy diversification and economic growth.
Collaboration for a Sustainable Future
Hydropower development demands a collaborative effort between the government, the private sector, and local communities. Engaging stakeholders in decision-making processes, adhering to sustainable practices, and investing in social and environmental safeguards can lead to successful and inclusive hydropower projects.
Hydropower stands as a hope for sustainable energy development in North Sumatra. Hydropower projects can drive economic growth, boost energy security, and contribute to Indonesia’s clean energy transition by capitalising on the region’s abundant water resources. Embracing the challenges and opportunities presented by hydropower while ensuring responsible and inclusive development will pave the way for a greener and more prosperous future in North Sumatra.
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes
Editor: Gabriel Angeline Farenita Kusuma Putri
Sumber:
Perbedaan PLTS On-Grid, Off-Grid, dan Hybrid
11 Keunggulan dan Kelemahan PLTS On-Grid Terhubung PLN
