
- PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus menguatkan komitmennya dalam mendukung transisi energi dengan menanam 150.000 pohon biomassa dari tahun 2023 hingga 2025.
- Program ini melibatkan penanaman 50.000 pohon serbaguna di area seluas 15 hektare serta pembangunan rumah bibit sebagai lokasi penyemaian dan bank bibit masyarakat.
- Co-Firing PLTU Mereka mengklaim daun dari Indigofera dan kaliandra baik untuk pertumbuhan hewan ternak, sementara batang pohonnya juga dapat dipasarkan ke PLN sebagai substitusi sebagian (co-firing) batu bara di PLTU.
PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus mengukuhkan komitmennya dalam mendukung transisi energi dengan menanam 150.000 pohon biomassa pada periode 2023 hingga 2025.
Direktur Biomassa PLN EPI, Antonius Aris Sudjatmiko, menegaskan bahwa pengembangan biomassa tidak hanya berkontribusi terhadap ketahanan energi nasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan.
Baca Juga :
- Sumber Daya Biomassa, Bisa Didapat dari Mana Saja?
- Inovasi Karbon Padat untuk Mengurangi Jejak Karbon di Laut
PLN Tanam 150.000 Pohon Biomassa di Yogyakarta

Pohon-pohon dengan berbagai fungsi tersebut ditanam di Sultan Ground dan Tanah Kas Desa di Kalurahan Gombang serta Karang Asem, Gunungkidul, Yogyakarta, sebagai bagian dari strategi pemanfaatan energi terbarukan melalui teknologi co-firing.
“Ekosistem biomassa ini berkontribusi pada ketahanan energi dengan menggantikan batubara melalui teknologi cofiring, serta membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal dengan menyediakan pakan ternak dan menciptakan peluang ekonomi baru,” ujar Antonius.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, PLN EPI bekerja sama dengan Keraton Yogyakarta dan warga Gunungkidul untuk meluncurkan program pengembangan biomassa di Kalurahan Karangasem. Program ini mencakup penanaman 50.000 pohon serbaguna di lahan seluas 15 hektare, serta pembangunan rumah bibit sebagai pusat penyemaian dan bank bibit masyarakat.
Kepala Bebadan Pangreksaloka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo, menyambut baik inisiatif ini dan menegaskan bahwa Keraton Yogyakarta mendukung penuh program yang berkelanjutan.
“Dengan komitmen ini, kami mengizinkan pemanfaatan Sultan Ground tanpa biaya untuk mendukung masyarakat serta pengembangan energi terbarukan,” tambahnya.
Pemimpin Kalurahan Karang Asem, Parimin, berpendapat bahwa program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam menekan biaya pakan hewan ternak, khususnya di musim kemarau.
“Bibit yang berasal dari rumah bibit bisa memenuhi kebutuhan lokal dan juga menawarkan kesempatan usaha tambahan bagi masyarakat,” jelasnya.
Pohon-pohon yang ditanam, seperti Gamal, Kaliandra, Indigofera, dan Gmelina (Jati Putih), memberikan manfaat ganda. Selain daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak, ranting dan kayunya juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar biomassa di PLTU.
Dengan adanya rumah bibit yang dikelola oleh BUMDes lokal, program ini dapat berjalan secara berkelanjutan. Selain di Yogyakarta, model pengembangan biomassa berbasis komunitas ini juga mulai diperkenalkan di daerah lain, seperti Cilacap dan Tasikmalaya.
PLN EPI berharap langkah ini dapat menginspirasi daerah lain untuk mengembangkan energi terbarukan dengan keterlibatan aktif masyarakat. Langkah ini juga sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 15, yang menitikberatkan pada perlindungan dan pengelolaan ekosistem daratan.
Melalui program ini, PLN EPI, Keraton Yogyakarta, dan komunitas Gunungkidul membuktikan bahwa kolaborasi lintas sektor dapat menghasilkan perubahan nyata bagi keberlanjutan energi, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.
PLN Tanam 30.000 Tanaman Indigofera di Tasikmalaya
Melalui PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), meluncurkan program Pengembangan Ekosistem Biomassa yang berfokus pada Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Program ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan pengembangan ekosistem biomassa berbasis ekonomi rakyat di Gunungkidul dan Cilacap.
Sebelumnya, di Tasikmalaya telah ditanam 30.000 batang Indigofera di area seluas 30 hektare sebagai bagian dari upaya pengembangan biomassa berkelanjutan.
“Saat ini kami meningkatkan skala menjadi 100.000 pohon di lahan seluas 100 hektar,” ujar Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, setelah peresmian program biomassa, pada hari Kamis.
Iwan menambahkan, inisiatif ini merupakan bagian dari usaha PLN untuk menurunkan emisi karbon dan mempercepat transisi energi, dengan memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar co-firing PLTU sambil meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Program ini adalah salah satu langkah PLN untuk mendorong pemberdayaan masyarakat setempat, melalui pengelolaan lahan yang terdegradasi dengan menanam tanaman energi yang beragam, seperti Indigofera.
“Tanaman ini bisa digunakan sebagai sumber bahan bakar biomassa dan juga pakan untuk ternak,” ungkap Iwan.
Daun tanaman indigofera, menurut Iwan, memberikan kontribusi atau kandungan protein yang tinggi untuk hewan ternak. Selain itu, memperlancar proses pertumbuhan ternak. Penanaman tanaman indigofera dapat dilakukan dengan tumpang sari.
Di Bojongkapol, tanaman ini ditanam bersamaan dengan tanaman cabai, Iwan mengatakan, “Selain menanam pohon indigofera untuk energi, kami juga memberikan 205 kambing sebagai modal awal bagi masyarakat yang kini telah mampu memberi makan ternak dengan daun indigofera.”
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa program ini telah berjalan sejak tahun lalu. Kementerian Pertanian dan PLN telah memberikan pendidikan serta pelatihan kepada petani di seluruh wilayah, termasuk di daerah terpencil, untuk memanfaatkan lahan tidak produktif atau sulit ditanami.
Namun, untuk lahan kritis di pegunungan, kawasan terpencil dengan tanah tidak subur, kita dapat bekerja sama dengan PLN. Sudaryono mengungkapkan, “Kita menanam indigofera dan kaliandra.”
Dia menjelaskan bahwa ada banyak keuntungan dari penanaman tanaman ini. Salah satu dampaknya adalah lahan menjadi subur.
Pemanfaatan Tanaman Kaliandra dan Indigofera

Daun tanaman ini memiliki nilai gizi tinggi untuk hewan ternak. Ternak yang semula berbobot 18 kg, setelah tiga bulan diberikan Indigofera, dapat mencapai berat hingga 40 kg.
“Dengan daun ini, peningkatannya sangat signifikan,” ujar Sudaryono. Ia juga menambahkan bahwa batang pohon ini memiliki kandungan karbon yang tinggi. Tanaman Kaliandra dan Indigofera memiliki potensi karbon offset yang besar.
Baca Juga :
- Inovasi Karbon Padat untuk Mengurangi Jejak Karbon di Laut
- Solusi Inovatif Pengurangan Karbon Saat Olimpiade Paris 2024
PLN mengklaim bahwa daun tanaman ini baik untuk pertumbuhan hewan ternak, sedangkan batang pohonnya dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa untuk co-firing di PLTU sebagai substitusi sebagian batu bara.
“Setiap batang bisa dipasarkan, bahkan yang melengkung juga dapat digunakan. Semuanya dihitung berdasarkan beratnya,” jelas Sudaryono.
Ke depannya, penduduk yang menjual batang Indigofera tidak perlu repot mengantarnya ke PLN, karena justru PLN yang akan menjemput hasil panen mereka. Menurut Sudaryono, keberadaan energi terbarukan ini memberikan harapan cerah bagi masa depan Indonesia.
“Kita memiliki titik pengambilan di berbagai area. Harga jual tidak dihitung di PLTU, melainkan berdasarkan lokasi pengambilan,” ungkapnya. Sudaryono juga menambahkan bahwa, pangan dan energi menjadi permasalahan paling penting di dunia saat ini.
“Permasalahan paling penting di dunia saat ini adalah pangan dan energi,” pungkasnya.
#zonaebt #EBTHeroes #Serbaterbarukan
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi :
[1] PLN EPI Tanam 50.000 Pohon Biomassa di Gunungkidul Yogyakarta
[2] Kembangkan Biomassa, PLN Tanam 30.000 Pohon Indigofera di Tasikmalaya