Mineral Kritis Jadi Komoditas Utama Panel Surya

Ilustrasi pertambangan mineral kritis. Sumber: Wartaekonomi
  • Mineral kritis adalah mineral penting yang digunakan dalam industri modern dan teknologi tinggi tetapi pasokannya rentan terhadap gangguan, ketidakstabilan dalam pasokannya.
  • Menurut IEA, komoditas utama yang paling dibutuhkan untuk panel surya adalah mineral kritis berupa Silikon dan Tembaga
  • Penggunaan mineral kritis dalam produksi panel surya memiliki dampak yang dapat meluas ke berbagai aspek, termasuk lingkungan, sosial, ekonomi, dan industri.

Panel surya telah mendapatkan perhatian global sebagai solusi dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon. Namun, dalam fungsinya tersebut pembuatan panel surya yang efisien dan andal memerlukan sejumlah komoditas mineral yang belum dikenal secara luas oleh masyarakat umum.  Mineral tersebut merupakan mineral kritis yang menjadi komoditas utama pembuatan panel surya. Apa saja mineral kritis yang digunakan? Artikel ini akan membahas lebih lanjut untuk memahaminya.

Apa itu Mineral Kritis?

Mineral kritis adalah mineral penting yang digunakan dalam industri modern dan teknologi tinggi tetapi pasokannya rentan terhadap gangguan, ketidakstabilan dalam pasokannya. Contoh mineral kritis yaitu:

Silikon: Silikon adalah inti dari setiap panel surya, Bahan ini digunakan dalam sel fotovoltaik yang bertugas mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik.

Tembaga: Tidak hanya digunakan dalam pembuatan kabel listrik, tembaga juga memiliki peran penting dalam pembuatan sel fotovoltaik. Tembaga membantu mengalirkan arus listrik dari sel fotovoltaik ke sistem pengumpulan listrik

Litium: Diperlukan untuk baterai litium-ion yang digunakan dalam kendaraan listrik, perangkat elektronik, dan penyimpanan energi.

Kobalt: Digunakan dalam baterai lithium-ion dan industri pesawat terbang, serta dalam produksi turbin gas.

Rare Earth Elements (REEs): Termasuk dalam kelompok lanthanida seperti neodymium, europium, dan terbium, digunakan dalam perangkat elektronik seperti komponen layar sentuh, bahan tahan api, dan magnet permanen.

Tungsten: Dibutuhkan untuk alat-alat tahan panas dan tahan aus, seperti filamen lampu pijar, alat pemotong industri, dan dalam produksi senjata.

Antimon: Digunakan dalam produksi baterai, bahan tahan api, cat, dan dalam industri elektronik.

Indium: Penting untuk panel surya, layar tipis, dan teknologi layar sentuh.

Graphite (Grafit): Digunakan dalam baterai lithium-ion, seperti yang digunakan dalam kendaraan listrik dan perangkat elektronik.

Copper (Tembaga): Penting dalam kabel listrik dan komponen elektronik.

Nikel: Diperlukan dalam baterai lithium-ion dan dalam industri logam.

Platinum Group Metals (PGMs): Termasuk platinum, palladium, dan rhodium, digunakan dalam katalis kendaraan bermotor, industri elektronik, dan dalam produksi katalis untuk industri kimia.

Selain digunakan untuk bahan baku panel surya, mineral kritis juga banyak digunakan industri pembangkit listrik tenaga angin, kendaraan listrik, dan baterai penyimpanan energi terbarukan.

Komoditas Mineral untuk Panel Surya

Logo IEA. Sumber: iea.org

Menurut IEA, mineral kritis yang paling dibutuhkan untuk panel surya adalah Silikon dan Tembaga. Silikon digunakan untuk Efisiensi Voltase (EV), smart grid, power meter, dan elektronik lainnya. Tembaga dapat digunakan untuk kisi-kisi (grid) pada panel surya, turbin angin, dan Efisiensi Voltase(EV).

IEA memperkirakan permintaan silikon untuk produksi panel surya secara global mencapai 756 ribu ton pada 2022 sedangkan untuk tembaga mencapai 681 ribu ton. Berbeda dengan permintaan mineral jenis lainnya yang lebih sedikit, terlihat pada gambar di bawah ini.

Volume permintaan mineral industri panel surya global 2022. Sumber: databoks

Seperti yang dikerahui, penggunaan teknologi berbasis energi baru terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya semakin meningkat, hal ini tentu saja akan berdampak pada permintaan mineral kritis sebagai bahan baku panel surya.

Tinjauan Pasar Mineral Kritis IEA Tahun Pertama bahwa permintaan besar mineral seperti Litium, Kobalt, Nikel, dan Tembaga untuk teknnologi energi bersih. Pada tahun 2017 hingga 2022 litium meningkat tiga kali lipat untuk setor energi, Kobalt sebesar 70% dan nikel sebesar 40%.

Baca Juga:



Dampak Mineral Kritis

Penggunaan mineral kritis dalam produksi panel surya memiliki dampak yang dapat meluas ke berbagai aspek, termasuk lingkungan, sosial, ekonomi, dan industri. Berikut adalah beberapa dampak utama yang perlu dipertimbangkan:

  1. Ketergantungan Pasokan: Mineral kritis sering kali memiliki pasokan terbatas dan dapat terkonsentrasi di beberapa negara atau wilayah tertentu. Ini menciptakan risiko gangguan pasokan yang dapat mempengaruhi produksi panel surya dan industri terkait. Gangguan ini dapat terjadi karena faktor-faktor seperti perubahan kebijakan pemerintah, fluktuasi harga, atau konflik geopolitik.
  2. Dampak Lingkungan Pertambangan: Pertambangan mineral kritis seringkali dapat menyebabkan dampak lingkungan yang serius, seperti pencemaran air dan tanah, deforestasi, dan kerusakan habitat alami. Pertambangan yang tidak berkelanjutan dapat merusak ekosistem dan mengancam keberlanjutan lingkungan.
  3. Pengaruh Sosial: Pertambangan mineral kritis juga dapat memiliki dampak sosial yang signifikan pada komunitas lokal, termasuk masalah terkait hak asasi manusia, konflik lahan, migrasi paksa, dan keamanan kerja. Masyarakat lokal dapat terkena dampak negatif dari aktivitas pertambangan, terutama jika tidak ada praktik pertambangan yang berkelanjutan dan tanggung jawab sosial yang kuat.
  4. Keberlanjutan Industri Teknologi Tinggi: Industri teknologi tinggi, termasuk pembuatan panel surya, sangat tergantung pada pasokan mineral kritis. Gangguan pasokan mineral ini dapat mempengaruhi keberlanjutan dan kemajuan industri ini, yang dapat berdampak pada inovasi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.
  5. Alternatif penganekaan bahan baku : Dalam menghadapi risiko pasokan dan dampak lingkungan, industri perlu mencari alternatif dalam penggunaan mineral kritis atau bahkan penganekaan sumber daya bahan baku. Pengembangan teknologi pengganti atau pengembangan sumber daya yang lebih berkelanjutan menjadi penting untuk mengurangi ketergantungan pada mineral kritis.
  6. Inovasi dan Penelitian: Dampak penggunaan mineral kritis juga dapat mendorong inovasi dalam teknologi panel surya dan pengembangan sumber daya alternatif. Penelitian untuk mengurangi atau mengganti penggunaan mineral kritis dapat menghasilkan kemajuan yang signifikan dalam bidang ini.

Sobat EBT Heroes, sekarang kita jadi semakin tahu potensi mineral kritis dan beberapa dampak yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan panel surya. Menurutmu inovasi apa yang dapat menjadi alternatif pembangkit tenaga listrik yang berkelanjutan?

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

Editor: Gabriel Angeline Farenita Kusuma Putri

Sumber:

Ini Komoditas Mineral yang Dibutuhkan Industri Panel Surya

Mengapa Negara-negara Bertarung untuk Kuasai Mineral Kritis?

Critical Minerals Market Review 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *