Pahlawan Air dari Wonogiri: Kisah Inspiratif Joko Sulistyo dan SATU Indonesia Awards

Joko Sulistyo menemukan sebuah sungai di salah satu gua vertikal yang ia jelajahi. Source: dok. Astra zonaebt.com
Joko Sulistyo menemukan sebuah sungai di salah satu gua vertikal yang ia jelajahi. Source: dok. Astra
  • Joko Sulistyo, mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Solo, berhasil menemukan solusi krisis air di Desa Pucung, Wonogiri, dengan memanfaatkan sumber air di dalam Gua Suruh, yang berada di daerah berbatu karst.
  • Proyek ini merupakan hasil gotong royong antara Joko dan rekan-rekannya dari pencinta alam KMP Giri Bahama, warga desa, pemerintah desa, dan donatur, yang bahu-membahu mewujudkan impian air bersih.
  • Berkat kegigihan Joko dan kerja sama semua pihak, kini air bersih telah mengalir ke Desa Pucung, mengubah kehidupan warga yang sebelumnya harus berjalan jauh hanya untuk mendapatkan beberapa liter air.

Perjuangan Melawan Kekeringan di Tanah Kapur

Joko Sulistyo menemukan sebuah sungai di salah satu gua vertikal yang ia jelajahi. Source: dok. Astra zonaebt.com
Joko Sulistyo menemukan sebuah sungai di salah satu gua vertikal yang ia jelajahi. Source: dok. Astra

Di balik keindahan alam pedesaan Jawa Tengah, terdapat kisah perjuangan panjang warga Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, yang hidup di tengah tantangan geografis yang berat. Keadaan tanah kapur dan batuan karst membuat desa ini kesulitan mendapatkan sumber air bersih yang layak pakai. Bertahun-tahun, kehidupan warga diwarnai oleh rutinitas yang melelahkan: berjalan kaki sejauh beberapa kilometer setiap hari, hanya untuk mendapatkan 10-20 liter air demi memenuhi kebutuhan dasar. Anak-anak kesulitan mendapatkan waktu belajar karena harus membantu membawa air, sementara para petani menghadapi tantangan besar dalam mengolah lahan mereka.

Kisah kesulitan ini mulai menemukan titik terang pada tahun 2001, saat seorang pemuda bernama Joko Sulistyo, mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Solo, melakukan jelajah gua. Sebagai anggota pecinta alam KMP Giri Bahama, Joko memiliki ketertarikan mendalam pada kondisi alam di Wonogiri. Dalam penjelajahannya, ia menelusuri 13 gua, hingga akhirnya menemukan sesuatu yang luar biasa di Gua Suruh: sebuah sungai bawah tanah. Dari sekian banyak gua yang ia jelajahi, hanya Gua Suruh yang memiliki sumber air.

Namun, mewujudkan ide tersebut bukanlah perkara mudah. Tantangan pertama adalah meyakinkan warga yang pada awalnya takut untuk memasuki Gua Suruh. Gua ini dikenal angker dan berbahaya, dan tidak ada satupun warga yang berani mendekat, apalagi memasukinya. Joko tidak menyerah. Ia mengajak Ashari, Kepala Desa Pucung, untuk melihat langsung sungai di dalam gua. Mereka mengabadikan momen tersebut dengan foto, kemudian mensosialisasikannya kepada warga desa. Joko menjelaskan potensi besar yang dimiliki sumber air tersebut dan meyakinkan warga bahwa proyek ini akan membawa perubahan besar bagi kehidupan mereka. Perlahan tapi pasti, keyakinan warga mulai tumbuh. Mereka menyadari bahwa masa depan desa bergantung pada keberanian untuk mencoba hal baru.

Baca Juga



Sebuah Proyek Gotong Royong dan Keahlian

Joko Sulistyo menemukan sebuah sungai di salah satu gua vertikal yang ia jelajahi. Source: dok. Astra zonaebt.com
Joko Sulistyo menemukan sebuah sungai di salah satu gua vertikal yang ia jelajahi. Source: dok. Astra

Dengan tekad yang kuat dari Joko dan dukungan dari Kepala Desa, proyek ini pun mulai bergerak. Ini bukan hanya proyek satu orang, melainkan sebuah gerakan kolektif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Warga Desa Pucung dengan sukarela menyumbangkan tenaga mereka, bergotong royong membersihkan jalur, membangun infrastruktur, dan melakukan pekerjaan berat lainnya. Mereka bekerja tanpa lelah, didorong oleh harapan untuk bisa mendapatkan air bersih dengan mudah. Di sisi lain, pemerintah desa tidak tinggal diam. Mereka berupaya mengusahakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), menyadari betapa pentingnya proyek ini bagi kesejahteraan warganya.

Joko Sulistyo dan rekan-rekannya dari KMP Giri Bahama, yang telah lama mengabdikan diri pada alam, menyumbangkan keahlian, pemikiran, dan waktu mereka. Mereka adalah motor penggerak teknis di balik proyek ini. Dengan pemahaman mendalam tentang geografi dan hidrologi, mereka merancang sistem untuk mengangkat air dari kedalaman gua ke permukaan. Mereka menghadapi tantangan teknis yang rumit, seperti bagaimana memasang pompa dan pipa di medan yang sulit, serta bagaimana memastikan air dapat mengalir secara efisien. Keahlian mereka sangat krusial dalam mengubah mimpi menjadi kenyataan.

Keberhasilan proyek ini juga tidak lepas dari peran para donatur yang terhimpun. Donasi yang terkumpul menjadi modal penting untuk membeli peralatan dan material yang dibutuhkan, seperti pipa, pompa air, dan bak penampungan. Kerelaan dari berbagai pihak untuk membantu, baik dalam bentuk tenaga, dana, maupun keahlian, menunjukkan betapa kuatnya semangat gotong royong di Indonesia. Proyek ini menjadi bukti nyata bahwa ketika semua pihak bekerja sama, hambatan sebesar apa pun dapat diatasi.

Baca Juga



Apresiasi dan Dampak bagi Kehidupan Warga

Hasil dari jerih payah dan kolaborasi ini akhirnya terwujud. Air bersih dari Gua Suruh kini telah mengalir ke Desa Pucung. Tidak lagi ada pemandangan warga yang harus berjalan jauh hanya untuk mendapatkan air. Air kini ditampung di beberapa menara air yang dibangun di atas bukit, dan dari sana, mengalir ke bak-bak penampungan di berbagai sudut desa. Warga bisa mengambil air kapan saja mereka butuhkan, mengubah total rutinitas harian mereka. Waktu yang tadinya dihabiskan untuk mencari air, kini bisa digunakan untuk kegiatan produktif lainnya, seperti bertani, berdagang, atau belajar. Kualitas hidup warga pun meningkat secara signifikan.

Dedikasi dan kontribusi Joko Sulistyo tidak luput dari perhatian. Pada tahun 2013, PT Astra International Tbk memberikan apresiasi berupa Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards kepada lima pemuda-pemudi terbaik bangsa. Untuk kategori lingkungan, penghargaan ini jatuh kepada Joko Sulistyo. Apresiasi ini menjadi pengakuan atas kerja kerasnya, dan juga menjadi inspirasi bagi pemuda-pemudi lain di seluruh Indonesia. Kisah Joko Sulistyo mengajarkan kita bahwa perubahan besar seringkali dimulai dari ide sederhana yang diwujudkan dengan tekad, kerja keras, dan semangat gotong royong. Ia bukan hanya seorang mahasiswa pecinta alam, tetapi juga pahlawan bagi warga Desa Pucung, yang telah membawa kehidupan baru melalui air bersih.

SUMBER:

[1] Terus Mengalir di Tanah yang Sulit Air | tempo.co 

[2] Joko Sulistyo, Penyalur Air Tanah Kapur 

[3] Joko Sulistyo, penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2013 penyalur air tanah kapur untuk warga di Wonogiri. Bagaimana kisah perjuangan Joko saat menyusuri Gua Suruh? Cek kisahnya di http://satu-indonesia.com/artikel.php?id=123. #SATUIndonesia.