Prancis Jadi Negara Paling Bergantung Kepada Nuklir

Reaktor nuklir EDF Prancis. Sumber: Tempo.co

  • Prancis menduduki peringkat pertama sebagai negara paling bergantung kepada energi nuklir, di atas Ukraina dan Slovakia.
  • Pemerintah Perancis giat meningkatkan penggunaan energi nuklir disertai dengan meningkatkan kapasitas setiap reaktor nuklir dan terus melakukan inovasi teknologi.
  • Krisis minyak yang beberapa kali terjadi sejak tahun 1973, mengakibatkan Prancis harus memutar otak untuk mengurangi ketergantungannya terhadap penggunaan energi minyak bumi.

Taukah Sobat EBT Heroes, kalau Prancis menjadi negara yang paling bergantung dengan energi nuklir? Menurut data Badan Energi Atom Internasional (IAEA), penggunaan energi nuklir di Prancis mencapai 69% dari total produksi listrik. Menjadikan Prancis menduduki peringkat pertama sebagai negara paling bergantung kepada energi nuklir, diatas Ukraina dan Slovakia.

Prancis terus membangun reaktor nuklir baru untuk menjamin kemandirian energi dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2050. Pada tahun 2022, Prancis memiliki 56 reaktor nuklir aktif dan merupakan industri ketiga di seluruh negeri.

Pada tahun 2012, Prancis sudah berencana untuk mengurangi porsi pembangkit listrik tenaga nuklir sebesar 50% tahun 2023 dengan mendorong penggunaan sumber energi baru dan terbarukan (EBT) lainnya. Alih-alih rencana tersebut terlaksana, muncul target baru yang menjadi untuk mempertahankan pangsa tenaga nuklir dalam produksi listrik di Prancis. Hal tersebut menandakan bahwa energi nuklir masih menjadi sumber energi yang disukai Prancis walaupun banyak mendapat kecaman.

Nicolas Mazzucchi, dari Foundation for Strategic Research, percaya bahwa tenaga nuklir harus terus menjadi bagian dari pembangkit energi Prancis. Menurutnya, insiden nuklir sangat rendah, terutama di Perancis, karena industrinya diawasi secara ketat. Ia juga mengatakan negaranya memiliki keahlian dalam mengelola limbah nuklir yang terus mengeluarkan radiasi selama ribuan tahun.

Walaupun begitu, energi nuklir belum mendapat solusi untuk memenuhi misi dalam memerangi darurat iklim dunia.

Baca Juga



Perkembangan Energi Nuklir di Prancis

Ilustrasi pengembangan energi nuklir. Sumber: nature.com

Amerika Serikat sebagai pelopor pemanfaatan energi nuklir berusaha mengembangkan industri energi nuklirnya ke pasar utama yang dituju, yaitu Eropa. Hal tersebut dikarenakan kawasan tersebut memiliki keterbatasan sumber energi. Dari peluang itu, Amerika menawarkan tenaga nuklir sebagai sumber energi di Eropa.

Pada tahun 1945, di Prancis berdiri sebuah badan penelitian energi nuklir yaitu CEA (Commissariat a l’Energie Atomique) yang memiliki misi menggalakkan dan menggiatkan penggunaan energi nuklir dalam ilmu pengetahuan, industri, dan militer. Tahun 1948 menjadi saat dimana percobaan reaktor nuklir pertama di prancis didirikan. Beberapa tahun kemudian CEA membangun beberapa unit reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir di kota Marcoule, Prancis selatan. Reactror tersebut adalah G1 (tahun 1956) dengan kekuatan 2 megawatt, dan memulai perkembangannya.

Baca Juga



Sejak tahun 1958 hingga 1966, Industri listrik tenaga nuklir mulai dilaksanakan ketika EDF mendirikan tiga PLTN di kota Chinon, departement Indreet-Loiere, Prancis tengah, Saint-Laurent-Nouan, departement Loir-et-Cher, Prancis tengah dan Saint-Vulbas, departement Ain, Prancis Tenggara yang menggunakan enam reaktor nuklir.

Pemerintah Perancis giat meningkatkan penggunaan energi nuklir disertai dengan meningkatkan kapasitas setiap reaktor nuklir dan terus melakukan inovasi teknologi. Sehingga saat ini energi nuklir di prancis menjadi sumber energi utama yang digunakan.

Kisah Dibalik Energi Nuklir menjadi Sumber Utama di Prancis

Sebelum menjadikan energi nuklir sebagai sumber energi utama, perancis bergantung kepada energi minyak bumi yang di impor dari timur tengah yang menjadi sumber penghasil minyak bumi terbesar di dunia. Hingga pada akhirnya krisis minyak terjadi yang disebabkan karena adanya bentrokan di timur tengah dan berdampak kepada beberapa negara yang membutuhkan pasokan minyak bumi, salah satunya Perancis.

Harga minyak sejak tahun 1946-2022. Sumber: idxchannel.com

Sejak perang Timur Tengah Pecah pada tahun 1956, Amerika Serikat dan Uni Soviet ikut campur dan semakin memperkeruh masalah antara Israel dan Mesir. Pada akhirnya perang tersebut tidak hanya melibatkan Mesir, Syiria, dan Israel. Namun juga ada keterlibatan Amerika Serikat, Inggris, Prancis yang memberikan bantuan persenjataan kepada Israel dan Uni Soviet kepada Mesir dan Syria.

Keterlibatan negara-negara barat memicu kecemasan negara timur tengah yang tergabung dalam OPEC (Organisation of Petroleum Exporting Countries) akan pecahnya Perang Dunia III di Timur Tengah. Mereka meminta Amerika, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet untuk menghentikan pengiriman senjata. Karena hal tersebut negara-negara OPEC melakukan embargo penjualan minyak kepada negara-negara barat dan menaikkan harga minyak hingga empat kali lipat pada 1973.

Krisis minyak yang beberapa kali terjadi sejak tahun 1973, mengakibatkan Prancis harus memutar otak untuk mengurangi ketergantungannya terhadap penggunaan energi minyak bumi. Caranya adalah dengan memanfaatkan nuklir yang dapat dijadikan sumber energi untuk menyokong kebutuhan energi negaranya.

Editor: Nur Wasilatus Sholeha

Referensi:

[1] 8 Negara Ini Paling Bergantung dengan Energi Nuklir

[2] Perkembangan pemanfaatan energi nuklir di Prancis

[3] Prancis Perpanjang Operasional 32 Reaktor Nuklir Tertua

[4] France’s elusive promise: Cutting nuclear power to 50% of electricity production

[5] Rencana reaktor kecil Prancis mendapat kecaman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

189 Comment