- Biaya modul PV surya turun lebih dari 99% dalam 50 tahun, membuatnya lebih terjangkau untuk banyak orang.
- Tenaga surya menawarkan energi bersih, biaya rendah, dan bisa dipasang di rumah pribadi.
- Tenaga surya menghadapi tantangan seperti cuaca dan biaya awal, tetapi dengan teknologi yang terus berkembang, penggunaannya semakin meluas.
Halo, Sobat EBT Heroes! Energi surya kini semakin digemari sebagai solusi untuk masa depan yang lebih hijau. Dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim, semakin banyak rumah dan industri mulai beralih menggunakan panel surya. Meski ada tantangan, teknologi fotovoltaik (PV) surya menawarkan potensi besar untuk menyediakan energi bersih dan berkelanjutan. Yuk, kita kenali lebih jauh bagaimana PV surya berkembang dan mengapa ini bisa jadi langkah tepat menuju lingkungan yang lebih sehat!
Berkurangnya Biaya Modul Surya Secara Signifikan
Faktor utama peningkatan dalam adopsi energi surya, disebabkan oleh penurunan biaya modul surya yang signifikan selama lebih dari 50 tahun terakhir. Kurva di atas, menggambarkan biaya modul PV surya yang dinormalisasi per watt, untuk memperhitungkan berbagai ukuran modul yang berbeda. Pada tahun 1975, ketika modul PV mulai memasuki pasar, biayanya lebih dari $120 per watt yang berarti modul 100 watt akan menghabiskan biaya $12.000.
Namun, kemajuan dalam teknologi sel surya, perbaikan dalam teknik manufaktur, dan persaingan di pasar telah menyebabkan penurunan biaya modul secara eksponensial. Saat ini, biaya modul hanya sekitar $0,26 per watt, yang membuat harga modul 100 watt turun drastis menjadi hanya $26, menyusut lebih dari 99,8% dibandingkan harga awalnya.
Biaya ini hanya mencakup modul itu sendiri, belum termasuk perangkat keras dan biaya pemasangan lainnya. Namun, karena biaya modul merupakan komponen utama dalam total biaya instalasi PV surya, penurunan harga lebih dari 99% ini membuka peluang bagi lebih banyak orang untuk terlibat dalam adopsi energi surya.
Dampak Penurunan Biaya PV Surya terhadap Listrik Global
Pada dekade terakhir, biaya listrik dari panel surya terus menurun drastis, mirip dengan tren pada tenaga angin. Biaya listrik dari panel surya, yang dikenal sebagai Levelized Cost of Energy (LCOE), mencakup semua pengeluaran seperti harga modul, pemasangan, perangkat pendukung seperti inverter, serta biaya perawatan yang cukup rendah.
Pada tahun 2010, biaya listrik tenaga surya masih mahal, sekitar $0,45 per kilowatt jam, yang berarti 3-4 kali lebih tinggi dari biaya listrik saat ini. Hanya orang-orang yang sangat peduli lingkungan atau tinggal di daerah mahal, seperti Hawaii yang berani memasang panel surya dengan biaya tersebut. Tujuannya saat itu lebih untuk mengurangi emisi karbon daripada keuntungan finansial.
Baca Juga
- Begini Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya!
- Bagaimana Pembangkit Listrik Tenaga Angin Bekerja?
Seiring perkembangan teknologi, efisiensi produksi, dan skala ekonomi, biaya listrik dari panel surya kini turun hingga 89%, menjadi kurang dari lima sen per kilowatt jam. Dengan semakin banyaknya instalasi panel surya, biaya ini diperkirakan akan terus menurun, membuat listrik tenaga surya semakin terjangkau bagi semua orang.
Keunggulan Utama PV Surya sebagai Energi Bersih dan Terjangkau
Keunggulan utama PV surya mencakup beberapa faktor. Pertama, PV surya tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polutan udara beracun, yang menjadikannya sumber energi bebas emisi yang tidak berkontribusi pada pemanasan global. Kedua, seperti halnya tenaga angin, PV surya adalah sumber energi domestik yang dapat diakses oleh setiap negara, memungkinkan mereka untuk memproduksi listrik secara mandiri. Ketiga, biaya listrik dari PV surya saat ini sangat rendah, di bawah lima sen per kilowatt jam, lebih murah daripada sebagian besar sumber energi tradisional.
Tren biaya yang terus menurun menunjukkan bahwa PV surya akan semakin terjangkau berkat kemajuan teknologi dan skala ekonomi yang lebih besar. Berbagai usaha yang dilakukan oleh pemerintah juga mencakup pemberian insentif pajak yang dapat mengurangi biaya sistem PV surya hingga 30%. Selain itu, tenaga surya memiliki keuntungan dapat didesentralisasi, yang berarti PV surya dapat dipasang di atap rumah untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga, memberikan fleksibilitas yang tidak bisa diberikan oleh sumber energi tradisional seperti batu bara, gas alam, atau nuklir.
Tantangan Penggunaan Energi Surya
Walaupun memiliki banyak keunggulan, energi surya juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangan utama adalah ketergantungannya pada cuaca yang tidak stabil. Panel surya hanya dapat menghasilkan listrik ketika matahari bersinar, sehingga pada malam hari atau saat cuaca mendung, produksi listrik akan berkurang atau bahkan terhenti sama sekali. Oleh karena itu, penyimpanan energi menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan pasokan listrik tetap tersedia.
Selain itu, biaya pemasangan awal panel surya cukup tinggi. Misalnya, untuk memasang sistem panel surya berkapasitas 5 kilowatt di rumah, biayanya sekitar $15.000 atau $3 per watt. Walaupun tagihan listrik akan berkurang, butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembalikan investasi awal tersebut. Namun, di pembangkit listrik tenaga surya skala besar, biaya pemasangannya jauh lebih murah, sekitar $1 per watt. Itulah sebabnya ladang surya besar kini lebih banyak dikembangkan.
Baca Juga
- Pembangkit Listrik Tenaga Angin: Keunggulan dan Tantangan
- Pembangkit Listrik Tenaga Air: Keunggulan dan Tantangan
Kekurangan lain adalah kebutuhan ruang dengan area luas untuk menghasilkan listrik yang cukup.Di rumah, atap perlu memiliki ukuran yang cukup untuk menampung beberapa panel surya dan harus menghadap ke arah matahari agar dapat menghasilkan listrik secara optimal. Meski demikian, kelemahan ini tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan manfaat besar yang ditawarkan oleh energi surya. Dengan penurunan biaya yang terus berlanjut, diperkirakan penggunaan tenaga surya akan semakin meluas di masa depan.
Sebaran Global Instalasi PV Surya
Instalasi PV surya terus berkembang pesat di seluruh dunia, dan distribusinya dapat dilihat dalam diagram lingkaran ini. Pada tahun 2022, dengan lebih dari sepertiga kapasitas yang dipasang berasal dari China. Pertumbuhan ekonomi di Tiongkok yang luar biasa, mendorong permintaan energi yang sangat besar.
Tiongkok juga menyadari dampak buruk dari ketergantungannya pada pembangkit listrik tenaga batu bara pada 1990-an dan awal 2000-an, yang telah menimbulkan polusi serius dan masalah kesehatan. Dalam langkah cerdas, pemerintah Tiongkok telah mengidentifikasi energi terbarukan, termasuk PV surya sebagai solusi masa depan yang penting. Mereka berkomitmen untuk memimpin dunia dalam teknologi PV surya, kemampuan manufaktur, dan memanfaatkan skala ekonomi melalui instalasi domestik.
Selain China, negara-negara Uni Eropa seperti Jerman, Prancis, Italia, dan bahkan Luksemburg juga merupakan pemain besar dalam instalasi PV surya, menyumbang 19% dari total kapasitas yang dipasang pada 2022. Amerika Serikat berada di urutan berikutnya dengan 11% dari total kapasitas dunia, diikuti oleh Jepang dengan 8%, India dengan 6%, dan Australia serta Brasil masing-masing dengan 2%. Secara keseluruhan, tujuh negara ini menyumbang 85% dari total kapasitas PV surya yang dipasang, dengan 15% sisanya tersebar di seluruh dunia.
Prospek Masa Depan PV Surya
Teknologi sel surya berkembang pesat dengan efisiensi meningkat dan biaya menurun. Ini memperluas kapasitas pembangkit listrik tenaga surya secara signifikan. Basis terpasang PV surya tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir. Biaya listrik dari PV surya juga turun drastis, menjadikannya sumber listrik dengan biaya terendah. Penurunan biaya ini mendorong semakin banyaknya instalasi PV surya.
Meskipun tenaga surya bergantung pada sinar matahari, sektor ini akan terus berkembang. China, Uni Eropa, dan Amerika Serikat mendominasi kapasitas terpasang PV surya. Negara lain perlu memanfaatkan energi matahari untuk meningkatkan ketahanan energi mereka.
Secara keseluruhan, PV surya menawarkan listrik dengan biaya terendah dibandingkan sumber energi lain. Dengan emisi nol, tenaga surya berperan penting dalam infrastruktur listrik global. Ini membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil pada 2030 dan mencapai emisi nol bersih pada 2050.
zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi
International Renewable Energy Agency (IRENA) Costs of Power Generation in 2021 Datafile
International Renewable Energy Agency (IRENA) Renewable Capacity Statistics 2023