- Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memanfaatkan sampah plastik menggunakan metode ecobrick.
- Inovasi ini dilakukan oleh mahasiswa KKN UAD Unit XIII.D3 di Padukuhan Puluhan, Sedayu, Kabupaten Bantul, DIY.
- Ketua KKN Unit XIII.D3, Nugraha Ihsan mengatakan, inovasi ecobrick dimunculkan sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Limbah plastik berupa botol mineral bekas hingga sampah plastik rumah tangga menjadi bahan dalam pembuatan ecobrick.
Sampah selalu menjadi masalah utama yang tidak ada hentinya bagi seluruh negara di dunia. Terutama sampah atau limbah plastik yang sulit untuk terurai. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementrian Lingkungan Hidup, pada tahun 2020 Indonesia memiliki total 12,572,002.77 ton sampah yang tidak terkelola. Jumlah tersebut terbilang cukup fantastis. Berbagai cara sudah dilakukan untuk mengolah sampah tersebut, namun tidak sebanding dengan peningkatkan jumlah sampah yang terjadi setiap tahunnya.
Melihat masalah tersebut, tentunya perlu dilakukan inovasi-inovasi dalam mengelola sampah, terutama pada sampah plastik. Di era modern ini diperlukan cara yang lebih mudah dan murah dalam mengelola sampah plastik. Salah satu caranya yaitu dengan ecobrick. Ecobrick merupakan istilah yang digunakan untuk menamai hasil pengelolaan sampah plastik menjadi sebuah bata. ecobrick sendiri diciptakan oleh Rusel Maier seorang seniman dari Kanada di Filipina.
Baca juga:
- Kalla Group Gencar Untuk Bangun Tiga Proyek PLTA
- Kini Pasang PLTS Atap Bisa Dapat Insentif dari Kementrian
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menerjunkan mahasiswanya dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) regular periode 88 disejumlah lokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satunya adalah di Padukuhan Puluhan, Kalurahan Argomulyo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul. Adapun unit yang ditugaskan di padukuhan tersebut adalah unit XIII.D3.
Program unggulan dari KKN unit XIII. D3 adalah pembuatan ecobrick dari limbah plastik yang diadakan di Posko KKN unit XIII. D3 pada tanggal 20 Februari 2022. Sebelum adanya kegiatan pembuatan ecobrick, KKN UAD unit XIII.D3 melakukan sosialisasi kepada masyarakat dusun puluhan termasuk para pemuda-pemudi di dusun tersebut. Dalam acara sosialisasi tersebut khusunya para pemuda-pemudi sangat antusias mengikutinya seperti yang disampaikan
Di era sekarang ini adanya sampah telah cukup mengganggu semua aspek yang ada. Hal itu dikarenakan jumlah dari sampah yang sudah menumpuk tanpa adanya keseimbangan pengolahannya. Terutama dari sampah plastik dimana sampah yang paling sulit terurai bahkan bisa bertahun- tahun terurainya. Dalam menjalankan program tersebut, KKN UAD memanfaatkan limbah plastik berupa botol mineral bekas, sampah plastik rumah tangga sebagai bahan dalam pembuatan ecobrick.
Ecobrick sendiri merupakan metode pengelolaan sampah plastik menjadi sebuah bata. Ihsan menjelaskan, ecobrick memanfaatkan sampah plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological yang digunakan untuk membuat blok bangunan atau bata.
Ecobrick dapat menjadi solusi biaya yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu dan seluruh kalangan masyarakat. Melalui ecobrick ini diharapkan dapat mengurangi sampah plastik. Pasalnya, Indonesia termasuk dalam salah satu negara penghasil sampah plastik yang besar yakni mencapai 64 juta ton per tahun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Pembuatan ecobrick pun disosialisasikan kepada masyarakat di Padukuhan Puluhan, termasuk generasi muda di kawasan tersebut. Pelatihan untuk membuat ecobrick ini juga diberikan kepada warga agar dapat dimanfaatkan dengan baik.
Saat ini banyak sampah plastik yang tidak terolah dengan baik. Hal ini menyebabkan sampah menumpuk tanpa diiringi dengan keseimbangan dalam pengolahannya. Terlebih, sampah plastik sulit terurai. Melalui ecobrick tersebut, merupakan langkah yang cukup efektif untuk mengurangi sampah plastik.
Pengelolaan ecobrick ini sangat cocok, karena bisa memanfaatkan sampah plastik yang ada untuk menjadi sebuah karya yang bernilai, baik secara estetika maupun dari segi kegunaannya bagi kehidupan sehari-hari manusia.
Cara pembuatan ecobrick ini tergolong mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Pertama-tama siapkan alat dan bahan, seperti botol plastik berukuran 600 ml atau 1500 ml (jumlah botol sesuai dengan kebutuhan pembuatan), berbagai sampah plastik, sendok dan lem kayu. Setelah alat dan bahan tersedia, kemudian ikut langkah-langkah berikut:
Cuci bersih seluruh bahan plastik yang akan digunakan (botol dan sampah plastik). Keringkan bahan tersebut sampai benar-benar kering. Masukkan berbagai sampah plastik ke dalam botol. Jika ukuran sampah plastik yang digunakan besar, maka terlebih dahulu dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil.
Baca juga:
Setelah semua sampah plastik masuk ke dalam botol, kemudian padatkan menggunakan ujung sendok. Hal tersebut bertujuan agar botol plastik menjadi lebih kokoh. Tutup botol dan lakukan cara yang sama untuk membuat ecobrick selanjutnya. Apabila seluruh ecobrick telah selesai dibuat, susun ecobrick membentuk barang-barang yang diinginkan dan rekatkan dengan lem kayu. Tunggu hingga kering dan barang-barang hasil dari ecobrick siap digunakan.
Hasil dari ecobrick dapat dimanfaatkan sebagai pengganti batu bata konvensional dalam mendirikan bangunan, selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan furniture, seperti meja, kursi dan perabotan lainnya. Pembuatan ecobrick yang berbahan dasar sampah plastik membuat sifatnya yang kuat, anti air dan lebih awet. Selain membuat sampah plastik menajdi lebih ramah lingkungan, ecobrick juga dapat dimanfaatkan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan begitu, mari budayakan cara pengolahan sampah plastik ini sebagai salah satu upaya mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh limbah plastik.
Zonaebt.com
Renewable Conten Provider
#zonaebt #sebarterbarukan #sampah #plastik #ecobrick
Editor: Bunga Pertiwi
Referensi:
https://smamuh5yk.sch.id/cara-mudah-mengolah-sampah-plastik-dengan-ecobrick/