- Bioetanol adalah bahan bakar utama yang digunakan sebagai pengganti bensin untuk kendaraan, khususnya di negara-negara maju. Bahan bakar bioetanol terutama dihasilkan oleh proses fermentasi gula, meskipun juga dapat diproduksi dengan proses kimia untuk mereaksikan etilen dengan uap.
- Biodiesel dan Bioetanol generasi 2 merupakan energi bersih yang dapat mereduksi emisi CO2, NOx, dan mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global.
- Amerika Serikat (AS) dan Brazil merupakan negara yang sukses menerapkan etanol sebagai komponen wajib dalam campuran bahan bakar kendaraan. AS dan Brazil juga merupakan negara dengan tingkat produksi etanol tertinggi di dunia.
Sektor energi mempunyai peranan penting dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Ketersediaan energi merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang keberlangsungan pembangunan negara. Seiring dengan peningkatan pembangunan diberbagai bidang, pertumbuhan ekonomi dan penduduk maka kebutuhan akan energi akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data dari Kementerian ESDM RI, konsumsi energi tertinggi Indonesia berasal dari bahan bakar fosil dengan tingkat konsumsi hampir mencapai 95% .
Dari tingkat konsumsi tersebut, hampir 50% nya merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dalam usaha mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil khususnya bahan bakar minyak yang akan habis karena depositnya terbatas maka sangat diperlukan upaya peningkatan pemanfaatan energi lain terutama pada sektor transportasi, di antaranya dengan penggunaan biofuel, khususnya bioetanol yang merupakan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui juga ramah lingkungan.
Bioetanol adalah bahan bakar utama yang digunakan sebagai pengganti bensin untuk kendaraan, khususnya di negara-negara maju. Bahan bakar bioetanol terutama dihasilkan oleh proses fermentasi gula, meskipun juga dapat diproduksi dengan proses kimia untuk mereaksikan etilen dengan uap. Bioetanol memiliki sejumlah keunggulan dibanding bahan bakar konvensional.
Bahan bakar ini berasal dari sumber daya terbarukan, yaitu tanaman, dan bukan dari sumber yang terbatas. Hasil panen yang bisa dijadikan bioetanol dapat tumbuh dengan baik di Inggris (seperti sereal, gula bit dan jagung). Menggunakan bioetanol pada mesin mobil tua dapat membantu mengurangi jumlah karbon monoksida yang dihasilkan oleh kendaraan sehingga meningkatkan kualitas udara.
Keuntungan lain dari bioetanol adalah kemudahan dimana ia dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam sistem bahan bakar transportasi jalan yang ada. Semua pembakaran bahan bakar terlepas dari bagaimana ramah lingkungan-nya tetap menghasilkan emisi yang membahayakan atmosfer bumi. Namun, pembakaran etanol, terutama bioetanol, memiliki emisi jauh lebih sedikit daripada bensin atau batubara. Oleh karena itu, bioetanol, terutama pada kendaraan yang bisa menggunakan bahan bakar yang berasal dari bioetanol, jauh lebih baik untuk lingkungan daripada beberapa sumber bahan bakar alternatif lainnya.
Baca Juga :
- MENUJU ZERO NET EMISSION, PGN MANFAATKAN GAS BUMI SEBAGAI ENERGI PILIHAN
- Belajar dari Eropa Alami Krisis Energi: Indonesia Kejar Pengembangan Upaya Net Zero Emission 2060
- GENJOT PENGGUNAAN EBT, PLN HADIRKAN LAYANAN SERTIFIKAT ENERGI TERBARUKAN
Disebut ramah lingkungan karena Bioetanol ini memang bisa mengurangi emisi gas rumah kaca yang sering ditimbulkan oleh bahan bakar konvensional. Itulah mengapa sebagai warga negara Indonesia Anda perlu mengenal apa itu Bioetanol, pengganti BBM masa depan bukan?
Tetapi fasilitas produksi etanol tidak berkembang pesat seperti biodiesel. Hal ini mutlak dikarenakan tingginya harga bahan baku gula dan pati yang menyebabkan harga pokok bioetanol dari produsen tidak kompetitif dengan BBM konvensional (bensin). Selanjutnya, hampir semua produsen bioetanol di Indonesia tidak terintegrasi sebagai suatu sistem biorefinery.
Biodiesel dan Bioetanol generasi 2 merupakan energi bersih yang dapat mereduksi emisi CO2, NOx, dan mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global. Bahan bakar alternatif bioetanol dibuat dengan cara melumatkan tebu atau jagung menjadi suatu partikel yang lembut, kemudian dibiarkan berfermentasi dan tahap selanjutnya dilakukan distilasi. Satu hektar kebun tebu dapat menghasilkan sekitar 85 ton tebu yang secara kasar menghasilkan sekitar 7,04 kiloliter (1,859 galon atau 59 barel) biofuel. Jumlah itu setara dengan 9,5 kiloliter (1,321 galon atau 42 barel) minyak bumi.
Amerika Serikat (AS) dan Brazil merupakan negara yang sukses menerapkan etanol sebagai komponen wajib dalam campuran bahan bakar kendaraan. AS dan Brazil juga merupakan negara dengan tingkat produksi etanol tertinggi di dunia. Sebagai contoh, sepanjang periode 2018 AS berhasil memproduksi 16.1 miliar gallon sedangkan Brazil berada di posisi kedua dengan jumlah produksi sebesar 7,95 miliar gallon.
Mayoritas jenis kendaraan di Brazil adalah flexible-fuel vehicle yang dapat mengkonsumsi bioetanol. Hal tersebut terjadi karena sejak tahun 1976, pemerintah Brazil telah menerapkan kebijakan bahwa etanol wajib digunakan sebagai campuran bahan bakar kendaraan dengan komposisi 22% etanol dan 78% bensin yang disebut dengan E22. Bahkan, sejak tahun 2015 hingga saat ini Brazil sudah berhasil menggunakan bioetanol E25. Etanol merupakan bahan bakar yang sangat mudah teroksidasi, sehingga sangat memungkinkan untuk terbentuk uap dan titik – titik air pada tangki dan pipa-pipa saluran bahan bakar pada kendaraan.
Uap dan titik air tersebut dapat menyebabkan korosi pada tangki dan saluran bahan bakar sehingga penggunaan etanol akan mempercepat terjadinya korosi pada tangki dan saluran bahan bakar. Sebagai langkah solusi, haruslah dilakukan kajian dan modifikasi terhadap material kendaraan khususnya saluran bahan bakar dan tangki bahan bakar dimana material yang digunakan sebelumnya digantikan dengan material yang lebih tahan terhadap korosi.
Baca Juga :
- PLTS Atap untuk Bali Net-Zero Emission 2045
- Inovasi Baru!! Pompa Air Bertenaga Panel Surya
- PERTARUNGAN SERU, BISNIS KENDARAAN LISTRIK TANAH AIR
Etanol dianggap menjadi salah satu bahan kimia terbaik untuk digunakan sebagai campuran bensin karena selain dapat meningkatkan kadar oktan (octane enhancer) dalam bensin, juga mengeluarkan gas emisi yang jauh lebih rendah dibanding bensin murni. Studi menyebutkan dengan menerapkan program E10 dalam campuran bensin, dapat meningkatkan nilai oktan hingga 3-4 tingkatan. Implementasi bioetanol di Filipina pada kurun 2009 sampai 2016 telah memberikan dampak positif seperti pengurangan emisi karbon sebesar 10 metrics ton atau sekitar 55,5% lebih rendah dibanding emisi dari bensin murni campuran MTBE, penghematan forex sebesar 48 miliar peso Filipina, penghentian penggunaan MBTE pada bensin dan terciptanya lapangan pekerja di pedesaan di sektor pertanian hingga 1,2 juta pekerja
Produksi bioetanol yang paling banyak digunakan adalah hasil produksi yang diperoleh melalui metode fermentasi dimana proses ini akan menghasilkan alkohol dengan kadar yang cukup rendah. Untuk meningkatkan kadar etanol agar dapat mencapai Fuel Grade Ethanol (FGE) dengan kadar 99.5% dibutuhkan proses lanjutan berupa penyulingan (distillation) dan dehidrasi (dehydration). Adapun beberapa kelebihan dari bioetanol yang dinilai cukup signifikan yaitu mampu meningkatkan unjuk kerja dari mesin kendaraan. Hal ini dapat dilihat pada pemakaian biogasoline dengan rasio campuran bensin dan bioetanol dengan komposisi (90:10) yang memberikan nilai torsi dan daya lebih tinggi serta konsumsi bahan bakar spesifik yang lebih rendah dibandingan dengan penggunaan bensin murni terutama pada putaran mesin yang tinggi.
Salah satu solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi ketersediaan bahan baku bioetanol adalah melalui usaha pembuatan bioetanol generasi kedua melalui pemanfaatan bahan-bahan berlignosellulosa yang mengandung struktur gula sederhana yang dapat diubah menjadi etanol yang mana ketersediaannya masih melimpah, murah dan masih belum banyak dimanfaatkan dalam skala besar. Salah satunya melalui pemanfaatan rumput laut untuk dijadikan sumber bahan baku utama dalam produksi bioetanol yang dilakukan melalui tahapan proses hydrolisis dan fermentasi.
Zonaebt.com
Renewable Content Provider
#zonaebt #sebarterbarukan #Bioetanol #BahanBakarAlternatif #RamahLingkungan
Editor : Bunga Pertiwi
Referensi :
http://dx.doi.org/10.23887/jptm.v8i1.27298
https://www.bppt.go.id/en/siaran-pers/sp062vii2021
https://www.pertamina.com/id/news-room/market-insight/ethanol-dilemma