- Arky Gilang Wahab, konversi limbah organik dengan Maggot.
- Program Sistem Konversi Limbah Organik Secara Keseluruhan Untuk Menciptakan Ketahanan Pangan karya Arky berpengaruh terhadap lingkungan.
- Arky menerima salah satu penerima Satu Awards 2021 dari PT. Astra Internasional Tbk.
Sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang paling banyak dihasilkan oleh manusia. Limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti sisa makanan, kotoran hewan, dan limbah pertanian. Limbah organik yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti pencemaran lingkungan, penyebaran penyakit, dan bau yang tidak sedap.
Di Desa Banjaranyar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masalah sampah organik menjadi permasalahan utama warga setempat. Tumpukan sampah organik di sudut-sudut desa menimbulkan bau tidak sedap dan mengganggu aktivitas warga.
Arky Gilang Wahab, seorang pemuda asal Banjaranyar, melihat bahwa membudidayakan maggot merupakan salah satu solusi dalam mengolah sampah organik yang menumpuk di lingkungan tempat tinggalnya. Maggot merupakan larva lalat BSF yang memiliki kemampuan mengurai sampah organik dengan cepat.
Arky memulai program budidaya maggot pada tahun 2018 dengan modal yang sangat minim, yaitu hanya 5 gram maggot dan sampah organik dari lingkungan tempat tinggalnya. Hasilnya, ia berhasil menghasilkan 7 kilogram pupuk organik dari budidaya maggot tersebut.
Baca Juga
- Kisah Alfira Oktaviani, Pendiri Semilir Ecoprint yang Go International dengan Produk Fesyen Lokal Ramah Lingkungan dan Bekelanjutan
- Kisah Indra Jaya: Sang Penggerak Lokal Ecovillage di Kedungwaringin Kabupaten Bekasi Menjadi Pariwisata Berkelanjutan
Program budidaya maggot milik Arky mendapat dukungan dari pemerintah Banyumas. Pemerintah menyediakan tempat untuk mengolah bubur sampah organik yang kemudian dilaksanakan di TPST.
Kini, program budidaya maggot milik Arky telah berkembang pesat. Ia mampu mengolah 5 ton sampah setiap hari yang berasal dari 5.500 rumah dan 72 instansi pemerintah di kecamatan Sumbang dan Sokaraja.
Program budidaya maggot milik Arky telah membuktikan bahwa sampah organik dapat menjadi peluang untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Manfaat Budidaya Maggot
Budidaya maggot memiliki berbagai manfaat, yaitu:
- Meningkatkan ketahanan pangan, dengan memanfaatkan maggot sebagai pakan alternatif hewan peliharaan. Larva BSF memiliki kandungan protein yang tinggi (>30 %) dan harganya terjangkau.
- Melestarikan lingkungan, dengan mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah organik. Maggot dapat mengurai sampah organik dengan cepat, sehingga dapat mengurangi volume sampah dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan membuka lapangan kerja baru di bidang budidaya maggot. Budidaya maggot merupakan usaha yang relatif mudah dan tidak membutuhkan modal yang besar, sehingga dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat.
Proses Pengolahan Sampah Organik
Sampah organik yang masuk ke TPST diolah menggunakan dua metode, yaitu metode manual dan metode otomatis.
Metode Manual
Metode manual dilakukan dengan cara memilah sampah organik dan non organik secara manual oleh petugas. Sampah organik kemudian diolah menjadi bubur sampah untuk pakan maggot.
Metode Otomatis
Metode otomatis dilakukan dengan menggunakan mesin pemilah otomatis. Mesin ini dapat memilah sampah organik dan non organik dengan kapasitas 3-5 kubik sampah per jam.
Sampah organik yang telah dipilah kemudian diolah menjadi bubur sampah untuk pakan maggot. Maggot merupakan larva lalat BSF yang memiliki kemampuan mengurai sampah organik dengan cepat.
Hasil Pengolahan Sampah Organik
Maggot yang telah dipanen dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif hewan peliharaan, terutama ikan dan unggas. Larva BSF memiliki kandungan protein yang tinggi (>30 %) dan harganya terjangkau.
Selain itu, maggot juga dapat diolah menjadi pupuk organik. Pupuk organik hasil olahan maggot memiliki kandungan protein yang lebih banyak daripada pelet ternak biasa atau pupuk kimia. Pupuk ini bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan hasil panen.
Baca Juga
- Kurangi Bakar dan Buang Sampah ke Sungai, Program Tirtasari Bijak Kelola Sampah Sukses Ajak Warga Desa Tirtasari Tangani Sampah Lebih Bertanggung Jawab
- Sekolah Alam Al-Firdaus: Sekolah di Indonesia yang Bayar SPP dengan Sampah
Program budidaya maggot milik Arky Gilang Wahab merupakan solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan sampah organik. Program ini memiliki berbagai manfaat, baik bagi lingkungan, masyarakat, maupun ketahanan pangan. Dengan program ini, Arky menjadi penerima Satu Indonesia Awards 2021. Penghargaan ini diberikan kepada Arky atas inovasinya dalam memanfaatkan maggot untuk mengatasi permasalahan sampah organik
Referensi
[2] Arky Gilang Pencipta Inovasi Sistem Konversi Limbah Organik untuk Ketahanan Pangan