Indonesia merupakan salah satu sektor transportasi terbesar yang masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Kebanyakan emisi yang menyebabkan gas rumah kaca berasal dari sektor energi. Sektor energi masih banyak yang menggunakan bahan yang akan punah dan tidak ramah lingkungan seperti fosil, batubara, minyak bumi, dll. Salah satunya penyebab gas rumah kaca dari bahan bakar tersebut. Pada kendaraan masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM), minyak akan menghasilkan asap dan akan menyebabkan polusi udara sampai merusak lapisan bumi. 

Indonesia tergolong sepuluh negara yang menyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Emisi karbon menghasilkan gas rumah kaca di Indonesia tercatat 965,3 MtCO2e yang setara dengan 2% emisi di dunia. Indonesia masih sumbang emisi gas rumah kaca karena dibeberapa sektor seperti energi untuk menghasilkan listrik, transportasi dan agrikultur masih menggunakan bahan bakar yang kurang ramah lingkungan. Sehingga Indonesia terdaftar negara yang menyumbang emisi gas rumah kaca.

Baca juga: HADIRKAN PELUANG USAHA, PLN GANDENG MASYARAKAT UNTUK MEMBUKA BISNIS SPKLU

Asap dari knalpot kendaraan menghasilkan gas-gas yang berbahaya, terdapat kandungan seperti gas karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidro karbon (HC) dan kandungan gas-gas beracun lainnya yang dapat membahayakan manusia. Emisi gas inilah yang dapat merusak lapisan bumi sehingga menyebabkan efek rumah kaca.

Emisi gas rumah kaca dapat berdampak buruk bagi lingkungan

1. Pemanasan global (Global Warming)
   Pemanasan global atau global warming mengakibatkan kenaikan suhu atau temperatur pada bumi. Sehingga dibeberapa negara akan merasakan panas yang berlebih, ini disebabkan karena efek rumah kaca.
2. Ekosistem mulai punah
   Efek rumah kaca dapat meneyebabkan makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan mati, dikarenakan suhu yang tinggi akibatnya kekeringan untuk mencari makanan tidak maksimal.
3. Air laut akan mulai naik tingkat keasamannya
   Air laut akan meningkat tingkat keasamanannya karena kebanyakan emisi gas dari beberapa faktor biasanya berada disekita udara diatas laut. Ini akan menyebabkan tingkat keasaman laut semakin tinggi, yang dapat menyebabkan makhluk-makhluk hidup di laut akan mati.

Baca juga: KOLABORASI BUMN UNTUK RISET DAN PENGEMBANGAN BATERAI KENDARAAN LISTRIK

Dampak buruk yang disebabkan efek rumah kaca sangat riskan bagi lingkungan dan makhluk hidup, apalagi lapisan bumi yang mulai tipis akan mengakibatkan pemanasan global, seperti juga berdampak buruk pada kutub utara yang saat ini mulai mencair. Jika es pada kutub utara mencair akan menyebabkan air laut tinggi dan akan menambah faktor-faktor yang membahayakan lagi.

Hal tersebut akan terus memiliki masalah serius jika tidak ditanggulangi dengan baik. Saat ini Indonesia mulai menggerakkan kendaraan yang ramah lingkungan untuk menyelamatkan bumi dari tingkat bahaya dari gas emisi rumah kaca. 

Kendaraan berbasis listrik sudah menjadi tren dibeberapa kalangan masyarakat. Pemerintah akan berambisi ditahun 2030 sudah menggunakan kendaraan listrik, unit yang akan ditargetkan ditahun 2030 pada motor listrik sebanyak 13 juta sedangkan pada mobil listrik ditargetkan 2 juta. Dan ditahun 2050 pada target penerapan masyarakat ditahun 2050 sudah menggunakan motor listrik mencapai 92% sedangkan mobil listrik mencapai 85%. 

Sudah saatnya kita menyadari bahwa kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM) tidak ramah lingkungan lagi, sekarang saatnya beralih menggunakan energi terbarukan yang menggunakan kendaaran listrik.

#zonaebt #sebarterbarukan #KendaraanListrik