
- Dinobatkannya Bali sebagai tempat wisata terpopuler kedua di dunia oleh Tripadvisor, terjadi peningkatan jumlah turis yang berkunjung dan akhirnya menyebabkan kemacetan.
- Pemerintah meresmikan Proyek Light Rail Transit (LRT) Bali yang akan dipegang oleh PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ).
- Fakta menarik tentang keterlibatan China Railway Construction Corporation (CRCC) dalam proyek telah menggambarkan bahwa China secara tidak langsung telah ikut campur dalam berbagai proyek di Indonesia.
Pulau bali merupakan ikon wisata Indonesia yang terkenal di penjuru dunia. Bali dikenal dengan keindahan alamnya yang berpadu dengan budaya adat istiadat yang masih terjaga, menjadikannya tujuan wisatawan untuk berlibur. Selain itu, keramahtamahan penduduk lokal Bali terhadap wisatawan yang datang menjadikan tempat ini nyaman untuk didatangi.
Dinobatkannya Bali sebagai tempat wisata terpopuler kedua di dunia oleh Tripadvisor pada awal 2024, terjadi peningkatan jumlah turis yang berkunjung, dan memberikan dampak baik bagi perekonomian masyarakat. Namun, di sisi lain, Bali juga harus menghadapi masalah baru yang kompleks berupa kemacetan.
Kemacetan merupakan kegiatan identik yang hanya terjadi di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang. Namun, kegiatan ini sudah masuk ke tempat wisata terbaik di Indonesia. Hal ini disebabkan banyak hal, mulai dari overtourism, banyaknya penduduk yang merantau di Bali, hingga kondisi jalan yang sempit.
Seperti pada momen pergantian tahun 2023 ke 2024, banyak ruas jalan di Bali mengalami kemacetan parah, menyebabkan banyak wisatawan tertinggal pesawat. Banyak perencanaan solusi yang dihadirkan banyak pihak, salah satunya dengan pengadaan transportasi umum, LRT Bali.
Memperkenalkan LRT Bali Urban Subway

Agar Sobat EBT Heroes makin tahu Indonesia, pemerintah pada 4 September 2024 meresmikan Proyek Light Rail Transit (LRT) Bali di Sentral Parkir Kuta. LRT ini akan dibangun pada kedalaman 15 hingga 30 meter.
Proyek pembangunan LRT Bali dipegang oleh PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), dengan PT Indotek dan China Railway Construction Corporation (CRCC) sebagai kontraktor. Pembangunan LRT Bali, atau Bali Urban Subway, pembangunannya dibagi dalam empat fase.
- Fase pertama meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai-Kuta Sentral Parkir-Seminyak-Berawa-Cemangi yang membentang sejauh 16 km.
- Fase kedua proyek ini membentang dari Bandara I gusti Ngurah Rai-Jimbaran-Unud-Nusa Dua dengan panjang proyek sejauh 13,5 km.
- Fase ketiga meliputi daerah Sentral Parkir Kuta-Sesetan-Renon-Sanur.
- Fase terakhir membentang dari Renon-Sukawati-Ubud.
Dengan catatan fase ketiga dan keempat masih pada tahap kajian, pembangunan fase pertama diharapkan bisa selesai di awal 2028 dan fase selanjutnya pada tahun 2031. Dalam pengerjaan Bali Urban Subway investasi yang dikeluarkan bernilai sekitar US$10,8 Miliar pada dua fase pertama, dan untuk keempat fase bernilai US$20 Miliar.
Baca Juga
- Memang Ada Pesawat Listrik? Mari Cari Tahu!
- Mitos dan Fakta Tentang Kendaraan Listrik: Apakah Benar Lebih Ramah Lingkungan?
Pembangunan LRT Bali Memunculkan Harapan
Pembangunan LRT Bali diharapkan akan memberikan beberapa manfaat besar, yaitu:
1. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas yang telah menjadi masalah besar akibat lonjakan jumlah wisatawan di berbagai rute yang ramai dikunjungi seperti Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kuta, Seminyak, dan berbagai destinasi utama lainnya.
2. LRT Bali berpotensi meningkatkan kualitas udara di Bali. Dengan beralih dari kendaraan pribadi ke sistem transportasi umum yang terintegrasi, emisi karbon dioksida dari transportasi pribadi dapat ditekan. Sejalan dengan upaya Bali untuk menjaga lingkungan dan mendukung pariwisata berkelanjutan.
3. Pembangunan LRT juga diharapkan akan merangsang pertumbuhan ekonomi lokal. Selama fase konstruksi, proyek ini akan menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung bisnis lokal. Setelah operasional, aksesibilitas yang lebih baik akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke berbagai area, memberikan dorongan positif bagi sektor pariwisata dan perekonomian lokal.
4. LRT Bali akan memperkuat konektivitas antara berbagai kawasan, membuat perjalanan lebih cepat dan nyaman bagi penduduk dan wisatawan. Dengan rute yang menghubungkan daerah-daerah strategis, sistem ini akan mempermudah mobilitas, mendukung aktivitas sehari-hari, dan mengurangi ketergantungan pada transportasi pribadi.
Secara keseluruhan, LRT Bali diharapkan akan membawa perubahan positif dalam hal lalu lintas, lingkungan, ekonomi, dan konektivitas, sehingga dapat mendukung visi misi Bali sebagai destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Baca Juga
- Kontroversi Subsidi NIK KRL Jabodetabek: Apa Kabar KRL Jogja?
- Wacana Subsidi KRL Berbasis NIK, Apa Kata Publik?
CRCC: Dominasi China di Indonesia

Terlepas dari proyek LRT Bali, ada fakta menarik tentang keterlibatan China Railway Construction Corporation (CRCC). Keterlibatan CRCC dalam proyek telah menggambarkan bahwa China secara tidak langsung telah ikut campur dalam berbagai proyek di Indonesia.
CRCC bukan proyek pertama kalinya di Indonesia. Sebelumnya, perusahaan asal negeri tirai bamboo tersebut menjadi kontraktor utama dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh). Datang dari mobil listrik asal China, BYD merajai penjualan mobil listrik di Indonesia dengan jumlah penjualan 1.290 unit pada Juli 2024, diikuti dengan Wuling menempati peringkat kedua penjualan mobil listrik pada periode tersebut dengan jumlah penjualan 550 unit.
Di sektor lain, China juga aktif melakukan investasi dalam proyek yang sedang dilakukan Indonesia, seperti proyek pembangunan Waduk Jati Gede, Tol Medan Kuala Namu, Kawasan Industri Morowali, dan PT Gunbuster Nickel Industri (GNI).
#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes
Editor: Adhira Kurnia Adhwa
Referensi: