- Kegiatan pertambangan merupakan salah satu penyumbang terbesar gas emisi dan polusi
- Namun kini beberapa perusahaan tambang mulai menggunakan kendaraan listrik dalam kegiatannya
- Perusahaan seperti Normet Canada, PT Bukit Asam hingga Vale Indonesia telah mulai menggunakannya
Kawasan tambang merupakan salah satu penyumbang pencemaran lingkungn terbesar di dunia. Kawasan ini umumnya digunakan untuk memperoleh sumber daya seperti emas, minyak bumi, tembaga dan lain sebagainya. Macam sumber daya tersebut merupakan jenis sumber daya tak terbarukan. Oleh karenanya, awasan tambang sangatlah merusak lingkungan, sebab nantinya kawasan bekas pertambangan sulit dipulihkan kembali.
Sobat EBT Heroes tahu tidak? Jika di kawasan pertambangan sendiri telah dilakukan berbagai usaha untuk mengurangi emisi dan pencemaran. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan kendaraan listrik pada kegiatan operasional.
Akan tetapi, kenapa kiranya perusahaan tambang memilih untuk menggunakan kendaraan listrik dalam kegiatan operasionalnya?
Sebagai Upaya Kontribusi Terhadap Lingkungan?
Kendaraan listrik merupakan salah satu solusi yang kini hadir bagi masyarakat dunia untuk bersama sama mengurangi emisi dan polusi. Meskipun kendaraan listrik tidak sepenuhnya bebas emisi, namun kendaraan listrik memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap pengurangan emisi di dunia.
Berdasarkan data dari badan perlindungan lingkungan AS (US Environmental Protection Agency Studies), gas emisi yang dihasilkan kendaraan konvensional 12 kali lebih besar dibanding gas hasil kontribusi dari kendaraan listrik. Walau begitu, penggunaan kendaraan listrik hanya akan mengurangi, bukan menghilangkan gas emisi.
Maka penggunaan kendaraan listrik untuk kegiatan operasional tambang sendiri sebenarnya merupakan terobosan yang positif. Karena beberapa negara dan pabrikan sendiri telah menargetkan penggunaan penuh kendaraan listrik seperti General Motors dan Volkswagen yang menargetkan penggunaan kendaraan listrik secara penuh pada tahun 2035. Sementara Ford memiliki target untuk memproduksi sekitar 2 juta unit kendaraan listrik pada tahun 2026.
Normet Canada menjadi salah satu perusahaan yang telah memiliki rencana besar untuk mengalihkan kendaraan operasional nya menjadi kendaraan listrik. Dalam proyek Potash Jansen, perusahaan tersebut telah berencana untuk memulai penggunaan loader EV sebagai salah satu upaya untuk mengurangi sekitar 2 persen emisi dari kegiatan mereka.
Lantas, bagaimana dengan penggunaan kendaraan listrik pada kegiatan pertambangan di Indonesia?
EV di Pertambangan Indonesia
Tidak hanya di perusahaan luar negeri, beberapa perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia juga telah mengadopsi beberapa terobosan dengan menggunakan beberapa kendaraan listrik (Electric Vehicle) dalam kegiatan operasionalnya. Contohnya adalah PT Bukit Asam (PTBA) dan Vale Indonesia. Kedua perusahaan tersebut telah memulai penggunaan kendaraan listrik dan merencanakan penggunaan yang lebih luas kedepannya.
PTBA sendiri telah dan akan menggunakan berbagai kendaraan listrik, seperti 7 Shovel Electric, 40 Haul Dump, hingga penggunaan sekitar 15 bus listrik. Dirut PTBA yakni Arsal Ismail mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk mendukung target pemerintah soal Net Zero emission pada tahun 2060.
Selain penggunaan beberapa kendaraan listrik untuk kegiatan operasional, PTBA sendiri memiliki beberapa rencana lain untuk mengurangi emisi karbon. Pertama, PTBA akan segera mengganti alat pertambangan konvensional ke alat pertambangan berbahan bakar listrik, lewat program e-MM. Lalu PTBA juga akan melakukan reforestasi hutan sekitar tambang, serta mulai mengganti bahan yang merusak ozon ke bahan yang ramah lingkungan.
Selain PTBA, Vale Indonesia juga mulai melakukan terobosan dengan menggunakan kendaraan listrik dalam operasionalnya, dalam upaya untuk mencapai target bebas emisi pada tahun 2050. CEO perusahaan tersebut, Febriany Eddy mengatakan jika berjalan lancar maka seluruh truk operasional mereka akan diganti menjadi truk elektrik.
Dia juga mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut telah memiliki target reduksi emisi mulai tahun 2023 hingga nanti bisa bebas emisi pada tahun 2050. Truk listrik yang digunakan adalah buatan China, yaitu CXMG type XDR-80-TE dengan kapasitas material sekitar 70 ton. Truk ini memiliki fitur auto charging dan telah 100 % menggunakan bahan bakar listrik. Dengan durasi penggunaan sekitar 12 jam, truk ini hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mengisi ulang baterainya.
Namun, apakah kendaraan listrik telah benar benar siap untuk digunakan dalam kegiatan pertambangan?
Tantangan Penggunaan EV di Pertambangan
Sebagai sebuah teknologi baru di daerah pertambangan, resiko besar menghantui industri tambang. Resiko besar tersebut adalah potensi kebakaran akibat baterai yang digunakan pada kendaraan listrik tersebut. Potensi ini bisa diakibatkan oleh kecelakaan atau mungkin kesalahan perawatan pada kendaraan tersebut.
Kegiatan pertambangan merupakan salah satu penyumbang gas emisi terbesar di dunia. Maka dari itu penggunaan EV dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi emisi tersebut. Namun karena merupakan sebuah teknologi baru, terdapat beberapa tantangan dalam penggunaan nya secara menyeluruh di daerah tambang.
Walaupun resiko yang sama sebenarnya juga terdapat pada kendaraan konvensional, namun karena ini merupakan sebuah terobosan baru, maka potensi kesalahan tersebut bisa sangat besar.
Sementara itu Isas Kosasih, Deputy Business Operation Division Head of Isuzu Astra Motor Indonesia, mengatakan bahwa tantangan dari penggunaan EV di pertambangan adalah soal hal hal teknis, seperti charging station, lalu daya angkut dan sebagainya. Menurutnya, meski sebuah ide brilian, perlu ada penyesuaian terlebih dahulu atas dampak dan resikonya.
Sementara itu Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, walaupun telah ada beberapa jenis kendaraan listrik yang digunakan seperti heavy duty truck, namun penggunaan nya masih belum optimal.
Maka, meskipun penggunaan kendaraan listrik dalam operasional di tempat pertambangan merupakan sebuah terobosan yang baik, perlu diperhatikan juga segala resiko dan dampak dari penggunaan nya. Selain itu perlu perawatan yang sedikit berbeda dan menyesuaikan dengan karakteristik EV yang digunakan.
Bukan berarti EV tidak cocok digunakan di kegiatan pertambangan, namun masih perlu penyesuaian dalam penggunaan nya. Sehingga terobosan ini akan menghasilkan output yang maksimal nantinya.
#kendaraanlistrik #zonaebt #energiterbarukan #truklistrik #buslistrik
Referensi:
[1] Is the future of mining electric? As mines transition equipment, new risks emerge
[2] Bukit Asam Pakai Kendaraan Listrik untuk Operasional Tambang
[3] Vale Indonesia Mulai Operasikan Truk Listrik di Area Tambang
[5] Respons Isuzu Soal Penggunaan Truk Listrik Pengangkut Barang Tambang
1 Comment
студентки москвы интим
секс шопы нижний тагил адреса знакомства для порно в саратове когда муж кончает идет кровь