- Inovasi terbaru datang dari kerja sama PT Bukit Asam (PTBA) dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan meluncurkan proyek percontohan mengubah batu bara menjadi bahan baku baterai Lithium Ion (Li-ion).
- Proyek ini bertujuan untuk mengonversi batu bara menjadi artificial graphite dan anoda sheet.
- Inovasi ini mendapat pujian serta optimisme dari berbagai pihak demi mendukung ekosistem kendaraan listrik Indonesia di masa depan.
Persaingan di antara produsen electric vehicles terus memanas. Mereka terus berinovasi dalam produk barunya, dengan tujuan memikat hati para konsumen.
Makin tahu Indonesia, inovasi terbaru di Indonesia datang dari kerja sama PT Bukit Asam (PTBA) atau anggota Grup MIND ID dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Mereka meluncurkan proyek percontohan mengubah batu bara menjadi bahan baku baterai Lithium Ion (Li-ion).
Proyek ini bertujuan untuk mengonversi batu bara menjadi artificial graphite dan anoda sheet. Keduanya merupakan bahan baku dalam pembuatan baterai Li-ion. Proses pembuatan artificial graphite dan anode sheet melalui beberapa langkah.
1. Tahapan pertama ialah karbonisasi, di mana batu bara diubah menjadi batu bara semi-coke (coalite). Kemudian, batu bara ini dihaluskan menjadi serbuk, direndam, dipanaskan, dicuci, dikeringkan, dan dihaluskan lagi sampai menjadi artificial graphite.
2. Setelah jadi artificial graphite, bahan ini dicampurkan dengan bahan baku lain. Kemudian campuran tersebut dipanaskan dan dicetak di atas kertas tembaga. Terakhir, bahan-bahan tersebut dikeringkan untuk membentuk anode sheet.
Inovasi ini adalah yang pertama di dunia, dan mendapat pujian serta optimisme dari berbagai pihak demi mendukung ekosistem kendaraan listrik Indonesia di masa depan.
“Implementasi anode sheet berbahan baku batu bara ini merupakan yang pertama di dunia, sehingga dapat menjadi salah satu terobosan penting dalam hilirisasi batu bara. Pengembangan batu bara menjadi artificial graphite dan anode sheet juga akan mendukung kemajuan industri kendaraan listrik di dalam negeri,” ungkap Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail (15/7).
Arsal menilai bahwa anoda sheet dan artificial graphite akan sangat diperlukan, melihat pertumbuhan kendaraan listrik yang terus meningkat. Tak hanya untuk kendaraan listrik, kedua komponen ini juga bisa dimanfaatkan dalam teknologi lain seperti di peralatan medis, energi, elektronik dan lain-lain.
“MIND ID memiliki fokus mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik. Karena itu, potensi ini harus didukung sepenuhnya oleh seluruh Grup MIND ID. Proyek ini merupakan langkah strategis yang tidak hanya mendukung diversifikasi usaha PTBA, tetapi juga memperkuat posisi kita dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik di masa mendatang,” kata Dilo Seno Widagjo.
Di saat yang sama, Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri BRIN, Mulyadi Sinung Harjono, berharap agar proyek konversi batu bara menjadi artificial graphite dan anode sheet dapat memperkuat Indonesia dalam industri bahan baku strategis.
“Kami berharap kerja sama dengan PTBA terus berlanjut, menghasilkan penelitian yang bermanfaat, serta pilot Project konversi batu bara menjadi artificial graphite dan anode sheet ini berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan,” ujar Mulyadi.
Baca Juga:
- IBEA EV Ecosystem Award 2024, Upaya Akselerasi Ekosistem Kendaraan Listrik
- Mengapa China Memimpin Dunia dalam Adopsi Mobil Listrik?
Apresiasi dari Universitas
Pujian juga datang dari bidang Pendidikan. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Prof. Dr. Sri Herianingrum, SE., M.Si., mengapresiasi inovasi ini dan optimis bahwa inovasi yang dilakukan PTBA dapat menyokong kebutuhan ekosistem kendaraan listrik Indonesia untuk menjadi pemain kuat di pasar global, serta membuka lapangan kerja baru yang dapat membawa dampak positif ke perekonomian negara.
“Jika Indonesia serius mendukung inovasi, seperti yang dilakukan oleh PTBA. Transformasi batu bara menjadi bahan baku baterai dapat membawa dampak positif bagi perekonomian nasional dan posisi negara di pasar global,” ungkapnya.
Dampak Negatif Konversi Batu Bara
Selain dapat dikonversi menjadi inovasi teknologi yang bermanfaat, penggunaan batu bara sebagai bahan baku baterai memiliki dampak negatif bagi lingkungan. Berikut beberapa dampak signifikan dari penggunaan batu bara secara masif:
1. Kerusakan lingkungan
Penggunaan batu bara dapat menyebabkan kerusakan wilayah sekitar tambang, deforestasi, pengerukan permukaan bumi, hingga dampak pencemaran air bersih wilayah di sekitar tambang.
2. Polusi udara
Pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi dilakukan dengan cara pembakaran. Menurut data International Energy Agency (IEA) tahun 2021, pembangkit listrik tenaga batu bara menyumbang 51% emisi udara di Indonesia.
Baca Juga:
- Thailand Overload Mobil Listrik: Pelajaran Bagi Indonesia
- Proyek Kereta Listrik Bikin Keuangan BUMN Mencekik
3. Gas rumah kaca
Dampak dari kerusakan lingkungan dan polusi batu bara menjadikan suhu bumi memanas. Laporan data kelompok internasional menyatakan bahwa pembakaran batu bara menjadi salah satu penyebab kenaikan suhu bumi sebesar 1,43 derajat Celsius.
4. Kesehatan manusia
Penggunaan batu bara dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan masalah kesehatan lainnya. Pada tahun 2022 di Marunda, Jakarta Utara, batu bara menyebabkan 66 orang terkena terkena ISPA dan gatal-gatal akibat polusi.
Sobat EBT Heroes, makin tahu Indonesia, penting bagi kita untuk memahami dampak positif dan negatif dari inovasi ini, serta mendukung langkah-langkah yang meminimalkan dampak negatifnya bagi lingkungan dan masyarakat.
#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes
Editor: Adhira Kurnia Adhwa
Referensi:
[1] PT Bukit Asam bersama BRIN menemukan konversi Batu bara menjadi Baterai
[2] Apresiasi Unair atas inovasi konversi Batu bara menjadi baterai
[3] Batu bara menyumbang 51 persen emisi di Indonesia
8 Comment
Site maravilhoso Muitas informações úteis aqui Estou enviando para alguns amigos e também compartilhando deliciosos E obviamente graças ao seu esforço
I was just as enthralled by your work as you were. The visual presentation is refined, and the written content is sophisticated. However, you seem anxious about the possibility of presenting something that could be perceived as questionable. I believe you’ll be able to rectify this matter in a timely manner.