Kenali Sumber Emisi Karbon dalam Keseharian Kita

Ilustrasi carbon footprint
Ilustrasi carbon footprint. Sumber: carbonneutral.com.au
  • Penggunaan listrik dan pemanas rumah menyumbang emisi dari bahan bakar fosil.
  • Kendaraan yang kita gunakan, pola makan kita sehari-hari, dan barang yang kita konsumsi menghasilkan jejak karbon.
  • Perusahaan mengklasifikasikan emisi ke dalam tiga cakupan: langsung, tidak langsung, dan rantai pasok.

Analisis Jejak Karbon: Memahami dan Menentukannya

Dalam artikel ini, Sobat EBT Heroes akan melakukan analisis jejak karbon untuk memahami apa saja yang menyusunnya dan bagaimana cara menentukannya. Sobat EBT Heroes akan mengeksplorasi jejak karbon individu, khususnya dalam hal konsumsi energi untuk penerangan dan pemanasan rumah atau apartemen. Proses ini serupa dengan yang dilakukan oleh perusahaan besar, memungkinkan Sobat EBT Heroes untuk memahami bagaimana bisnis mendekati perhitungan jejak karbon mereka.

Jejak karbon didefinisikan sebagai jumlah gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (CO₂), yang dipancarkan oleh suatu aktivitas dalam periode tertentu. Menurut Kamus Merriam-Webster, jejak karbon mencakup emisi yang dihasilkan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebagai contoh, ketika seseorang mengisi daya ponsel sebenarnya tidak menghasilkan CO₂, tetapi listrik yang digunakan untuk mengisi daya mungkin berasal dari pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil yang mengeluarkan emisi karbon dioksida. Ini adalah bentuk emisi tidak langsung. Sementara itu, jika seseorang menggunakan pemanas air berbahan bakar gas alam, proses pembakaran gas ini langsung menghasilkan CO₂ yang dilepaskan ke atmosfer, sehingga dikategorikan sebagai emisi langsung.

Jejak Karbon dan Gaya Hidup

Jejak karbon seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang dikonsumsi, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh pilihan gaya hidup yang diambil. Semakin besar konsumsi energi, semakin tinggi pula jejak karbon individu. Oleh karena itu, dengan memahami pola konsumsi energi kita, Sobat EBT Heroes dapat mengidentifikasi cara untuk mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan yang dihasilkan.

Jejak Karbon dalam Konteks Bisnis

Tidak hanya individu, bisnis juga melakukan perhitungan jejak karbon mereka dengan menganalisis emisi gas rumah kaca langsung dan tidak langsung. Data ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi pengurangan emisi di masa depan. Oleh karena itu, langkah pertama dalam mengurangi dampak lingkungan adalah dengan mengukur jejak karbon saat ini dan melakukan perubahan yang diperlukan untuk mengecilkannya.

Jejak Karbon dan Dampaknya dalam Kehidupan Sehari-hari

Delapan aspek yang memengaruhi jejak karbon pada kehidupan sehari
Delapan Aspek pada kehidupan sehari-hari yang mempengaruhi jejak karbon kita. Sumber: myplan8.earth

Jejak karbon merupakan jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu aspek utama dalam perhitungan jejak karbon individu adalah konsumsi energi di rumah, termasuk listrik dan pemanas perumahan. Gas rumah kaca yang dihasilkan berasal dari bahan bakar fosil yang digunakan untuk menghasilkan listrik serta emisi dari pembakaran gas alam atau propana untuk pemanasan rumah, pemanas air, atau memasak makanan. Semakin tinggi konsumsi energi, semakin besar pula jejak karbon yang dihasilkan.

Selain konsumsi energi di rumah, moda transportasi yang digunakan juga berkontribusi terhadap jejak karbon seseorang. Penggunaan bahan bakar seperti bensin dan solar dalam kendaraan bermotor menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan. Bahkan bagi pemilik kendaraan listrik, sumber listrik yang digunakan untuk mengisi daya juga menentukan jumlah emisi yang dihasilkan.

Jika listrik berasal dari pembangkit berbasis bahan bakar fosil, maka kendaraan listrik tetap memiliki jejak karbon meskipun lebih rendah dibandingkan kendaraan konvensional. Oleh sebab itu, memilih transportasi yang lebih ramah lingkungan seperti kendaraan listrik dengan sumber energi terbarukan atau menggunakan transportasi umum dapat membantu mengurangi jejak karbon.

Pola konsumsi makanan juga berperan besar dalam menentukan jejak karbon individu. Konsumsi daging dalam jumlah besar cenderung meningkatkan emisi karbon dibandingkan dengan pola makan berbasis tanaman seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

Selain itu, metode produksi juga menjadi faktor penting. Penggunaan pupuk dan pestisida sintetis dalam pertanian konvensional dapat meningkatkan jejak karbon, sementara metode organik cenderung lebih ramah lingkungan. Jarak tempuh bahan makanan dari lokasi produksi hingga konsumen juga berpengaruh dalam emisi gas rumah kaca, terutama jika makanan diimpor dari lokasi yang jauh. Memilih makanan lokal dan organik dapat menjadi langkah sederhana untuk mengurangi dampak lingkungan.

Baca Juga



Tidak hanya energi dan makanan, barang konsumsi yang digunakan sehari-hari juga menyumbang pada jejak karbon. Pakaian, misalnya, dapat terbuat dari serat alami seperti katun atau dari bahan sintetis seperti poliester. Proses produksi bahan-bahan ini memiliki tingkat emisi yang berbeda.

Selain itu, konsumsi plastik juga menjadi perhatian utama. Plastik yang berasal dari bahan baku baru menghasilkan emisi lebih tinggi dibandingkan dengan plastik daur ulang. Hal yang sama berlaku untuk logam seperti baja dan aluminium, sebab penggunaan material daur ulang dapat mengurangi dampak lingkungan. Sehingga, penting untuk mempertimbangkan apakah suatu bahan dapat terurai secara alami atau justru berkontribusi terhadap limbah jangka panjang.

Secara keseluruhan, jejak karbon individu sangat dipengaruhi oleh gaya hidup dan pilihan konsumsi energi, transportasi, makanan, serta barang yang digunakan sehari-hari. Dengan memahami sumber utama emisi gas rumah kaca dari aktivitas harian, Sobat EBT Heroes dapat membuat keputusan yang lebih sadar lingkungan untuk mengurangi dampak negatif terhadap perubahan iklim.

Mengurangi konsumsi energi, memilih transportasi yang lebih ramah lingkungan, mengadopsi pola makan berkelanjutan, serta mendukung produk berbahan daur ulang merupakan langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mengurangi jejak karbon dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Kategori Emisi Gas Rumah Kaca dalam Bisnis

Tiga cakupan emisi karbon pada suatu perusahaan
Tiga cakupan emisi karbon pada suatu perusahaan. Sumber: regenx.ag

Dalam dunia bisnis, perhitungan emisi gas rumah kaca dilakukan dengan pendekatan yang serupa dengan jejak karbon individu, tetapi dikategorikan secara lebih formal. Secara umum, emisi gas rumah kaca perusahaan dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama yang disebut sebagai cakupan emisi.

Cakupan 1: Emisi Langsung

Emisi cakupan 1 mencakup semua emisi langsung yang dihasilkan oleh perusahaan dari pembakaran bahan bakar di lokasi operasionalnya. Contoh, penggunaan gas alam untuk operasi industri seperti peleburan kaca atau propana yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan operasional seperti truk pengangkut di dalam pabrik. Ini dapat dianalogikan dengan gas alam yang dikonsumsi individu untuk pemanas rumah tangga atau memasak.

Cakupan 2: Emisi Tidak Langsung dari Listrik

Emisi cakupan 2 berasal dari listrik, panas, atau uap yang dibeli oleh perusahaan dari pihak ketiga. Dengan kata lain, meskipun perusahaan tidak secara langsung menghasilkan emisi ini, mereka tetap bertanggung jawab atas dampaknya karena bergantung pada pasokan energi dari sumber yang mungkin menggunakan bahan bakar fosil. Ini serupa dengan emisi yang dihasilkan dari penggunaan listrik di rumah tangga yang berasal dari pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil.

Baca Juga



Cakupan 3: Emisi Tidak Langsung Lainnya

Cakupan 3 adalah kategori yang paling luas dan kompleks karena mencakup emisi dari seluruh rantai pasokan dan distribusi bisnis, meliputi:

  • Emisi dari produksi barang dan jasa yang dibeli oleh perusahaan
  • Emisi dari transportasi dan distribusi produk
  • Emisi dari penggunaan produk oleh konsumen
  • Emisi dari perjalanan bisnis dan transportasi karyawan
  • Emisi dari pembuangan limbah perusahaan

Kategori ini mencerminkan jejak karbon dari berbagai aspek kehidupan individu, seperti konsumsi makanan, pakaian, dan barang-barang lainnya yang memiliki emisi tersembunyi dalam proses produksinya.

Untuk memastikan konsistensi dalam perhitungan emisi, banyak perusahaan menggunakan Protokol Gas Rumah Kaca (Greenhouse Gas Protocol) sebagai standar. Protokol ini telah diadopsi oleh berbagai organisasi dan pemerintah di seluruh dunia untuk memastikan bahwa emisi gas rumah kaca diukur dengan metode yang seragam dan akurat. Dengan memahami cakupan emisi ini, individu dan perusahaan dapat lebih bijak dalam mengurangi dampak lingkungan mereka.

#zonaebt #ebtheroes #serbaterbarukan
Editor: Tri Indah Lestari

Referensi

Carbon Footprint

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *