
- Pemahaman terhadap istilah-istilah dalam industri hijau sangat penting karena memungkinkan masyarakat untuk Membuat keputusan konsumsi yang lebih bertanggung jawab
- Indonesia menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050 melalui transformasi industri hijau berkelanjutan.
- Kementerian Perindustrian telah menetapkan industri hijau sebagai standar pembangunan berkelanjutan nasional
Transformasi menuju industri hijau di Indonesia semakin menguat seiring dengan komitmen pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050. Dalam perjalanan menuju masa depan yang berkelanjutan, berbagai istilah dan konsep baru bermunculan yang perlu dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan industri.
Kementerian Perindustrian telah menetapkan industri hijau sebagai standar pembangunan berkelanjutan nasional, dengan target yang ambisius untuk sektor manufaktur Indonesia. Transformasi ini bukan hanya sekedar tren, melainkan kebutuhan mendesak menghadapi tantangan perubahan iklim global. Bagi para pecinta lingkungan, memahami berbagai istilah dalam industri hijau bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga membantu dalam mengambil keputusan yang lebih ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. berikut 10 isitilah yang dalam industrsi hijau:
Baca juga:
- Peluang Kerja “Green Jobs” di Sektor Energi Baru Terbarukan
- Negara Pelopor CCS: Inovasi Menuju Net Zero Emisi
Net Zero Emissions (NZE) – Emisi Nol Bersih

Bayangkan seperti timbangan yang seimbang. Net Zero Emissions artinya jumlah gas berbahaya yang dikeluarkan perusahaan sama dengan jumlah gas yang bisa diserap kembali oleh alam atau teknologi. Jadi, secara keseluruhan tidak ada tambahan gas berbahaya ke udara. Seperti menanam pohon untuk menyerap gas CO2 yang dihasilkan dari aktivitas pabrik. Indonesia menargetkan industri bisa mencapai keseimbangan ini di tahun 2050.
Greenwashing – Pencitraan Palsu Ramah Lingkungan

Greenwashing itu seperti seseorang yang mengaku vegetarian tapi masih makan daging secara diam-diam. Perusahaan bilang peduli lingkungan dalam iklannya, tapi kenyataannya masih mencemari lingkungan. Mereka hanya mengecat “hijau” di permukaan saja tanpa benar-benar berubah. Konsumen harus lebih jeli membedakan mana perusahaan yang benar-benar hijau dan mana yang hanya pencitraan.
Carbon Neutral – Netral Karbon

Carbon Neutral seperti “impas” dalam hal pencemaran udara. Perusahaan tetap mengeluarkan gas karbon dari operasionalnya, tapi mereka juga melakukan kompensasi dengan cara menanam hutan atau investasi di teknologi ramah lingkungan. Hasilnya, secara total tidak ada tambahan karbon ke atmosfer. Seperti hutang-piutang yang akhirnya nol.
Renewable Energy – Energi Terbarukan

Energi terbarukan seperti sumber listrik yang tidak akan habis. Berbeda dengan batu bara atau minyak yang bisa habis, energi dari matahari, angin, dan air tidak akan pernah habis. Seperti mengandalkan cahaya matahari untuk menjemur baju daripada menggunakan mesin pengering yang boros listrik. Indonesia menargetkan 17-19% energi terbarukan pada tahun 2025.
Circular Economy – Ekonomi Melingkar

Ekonomi melingkar seperti daur ulang dalam skala besar. Kalau biasanya kita “ambil-pakai-buang”, sekarang menjadi “ambil-pakai-daur ulang-pakai lagi”. Seperti botol plastik bekas yang dijadikan tas atau baju, limbah pabrik dijadikan bahan baku pabrik lain. Tidak ada yang terbuang sia-sia, semuanya berputar terus
Sustainability – Keberlanjutan & Decarbonization – Mengurangi Karbon

Sustainability seperti mengatur keuangan rumah tangga dengan bijak. Kita boleh belanja hari ini, tapi harus pastikan masih ada uang untuk besok dan anak cucu kita nanti. Begitu juga dengan lingkungan dan bisnis. Boleh mengambil keuntungan sekarang, tapi jangan sampai merusak masa depan. Keseimbangan antara untung hari ini dan lestari untuk besok.
Decarbonization seperti diet karbon untuk pabrik. Sama seperti orang diet mengurangi gula dan lemak, pabrik mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan karbon. Misalnya mengganti mesin diesel dengan listrik dari panel surya, atau menggunakan teknologi yang lebih efisien sehingga menghasilkan karbon lebih sedikit.
Climate Resilience – Ketahanan Iklim & Carbon Footprint – Jejak Karbon

Climate Resilience seperti membangun rumah tahan gempa. Kita tahu cuaca makin ekstrem, jadi industri harus siap menghadapi banjir, kekeringan, atau badai. Pabrik perlu punya cadangan air saat kekeringan, sistem drainase yang baik saat banjir, dan backup power saat listrik padam. Siap sedia sebelum bencana datang.
Carbon Footprint seperti jejak kaki di pasir, tapi ini jejak pencemaran yang ditinggalkan aktivitas kita. Setiap kali pabrik beroperasi, mobil jalan, atau kita pakai AC, ada jejak karbon yang tertinggal di atmosfer. Jejak ini bisa dihitung dan diukur, seperti menghitung berapa banyak bensin yang kita habiskan dalam sebulan.
ESG (Environmental, Social, Governance) – Lingkungan, Sosial, Tata Kelola

ESG seperti rapor perusahaan yang tidak hanya dinilai dari keuntungan, tapi juga dari tiga aspek: Environmental (peduli lingkungan seperti tidak mencemari air), Social (peduli masyarakat seperti memberikan lapangan kerja), dan Governance (tata kelola yang baik seperti transparan dan tidak korupsi). Investol sekarang tidak hanya melihat untung-rugi, tapi juga nilai ESG perusahaan.
Baja juga:
- Tingkatkan Karir Anda dengan CertiGreen
- Efisiensi Energi: Menghadapi Tantangan Lingkungan dan Ekonomi
Nah Sobat EBT Heroes Pemahaman terhadap istilah-istilah dalam industri hijau sangat penting karena memungkinkan masyarakat untuk Membuat keputusan konsumsi yang lebih bertanggung jawab, Menghindari praktik greenwashing, Berpartisipasi aktif dalam diskusi kebijakan lingkungan, Mendukung bisnis yang benar-benar berkelanjutan Sebagai pecinta lingkungan, pengetahuan tentang istilah-istilah ini menjadi bekal penting dalam berkontribusi terhadap upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Mari bersama-sama memahami dan menerapkan prinsip-prinsip industri hijau dalam kehidupan sehari-hari untuk masa depan planet yang lebih baik.
#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan
Referensi:
[1] Industri Hijau Jadi Standar Pembangunan Berkelanjutan.
[2] Kemenperin Dorong Pembangunan Industri Berkelanjutan.
[3] Industrial Decarbonization: The Catalyst Towards Net Zero Indonesia.