Indonesia Targetkan Penurunan Emisi GRK 63 Juta Ton CO2 pada 2034 Melalui Skenario ARED

Data Emisi GRK RE Base dan Ared. Sumber: Instagram Zonaebt
  • Indonesia memiliki dua skenario emisi GRK: RE Base (374 juta ton CO2) dan ARED (362 juta ton CO2) pada 2034.
  • Skenario ARED dapat mengurangi emisi 12 juta ton CO2 dibandingkan RE Base melalui akselerasi energi terbarukan.
  • Implementasi ARED memerlukan percepatan infrastruktur hijau, modernisasi kelistrikan, dan kolaborasi pemerintah-swasta.

Di tengah tekanan global untuk mencapai target net zero emission, Indonesia menghadapi pilihan krusial: mempertahankan laju pembangunan energi konvensional atau berakselerasi menuju masa depan yang lebih hijau. Dokumen Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik Nasional (RUPTLN) 2025-2034 yang baru dirilis menghadirkan dua skenario kontrastif yang akan menentukan nasib emisi gas rumah kaca Indonesia dalam dekade mendatang.

Angka-angka dalam proyeksi ini bukan sekadar statistik belaka. Perbedaan 12 juta ton CO2 antara kedua skenario pada tahun 2034 setara dengan menghilangkan emisi dari sekitar 2,6 juta kendaraan bermotor selama setahun penuh. Pertanyaannya: akankah Indonesia memilih jalur aman namun berisiko tinggi terhadap krisis iklim, ataukah berani mengambil lompatan besar menuju energi berkelanjutan?

Sebelum menganalisis implikasi kedua proyeksi ini, penting untuk memahami filosofi dan pendekatan yang mendasari masing-masing skenario:

Baca juga:



RE Base (Renewable Energy Base): Skenario Transisi Moderat

Contoh Ilustrasi pemanfaatn RE Base. Sumber: investopedia.com

Skenario RE Base mencerminkan pendekatan “business as usual plus” dalam transisi energi Indonesia. Dalam skenario ini, pengembangan energi terbarukan mengikuti proyeksi pertumbuhan yang realistis namun tidak agresif, dengan mempertimbangkan kendala teknis, finansial, dan regulasi yang ada saat ini.

Karakteristik utama RE Base meliputi pemanfaatan teknologi energi terbarukan yang sudah matang dan terbukti, tingkat investasi yang disesuaikan dengan kemampuan finansial konvensional, serta timeline implementasi yang mengakomodasi proses perizinan dan pembangunan infrastruktur existing. Pendekatan ini juga mempertahankan peran signifikan energi fosil sebagai baseload sambil secara bertahap meningkatkan penetrasi energi terbarukan.

ARED (Accelerated Renewable Energy Development): Skenario Transformasi Radikal)

Contoh pengggunaan ARED. Sumber: anntara.news

ARED merepresentasikan visi transformatif yang mengutamakan percepatan masif dalam adopsi energi bersih. Skenario ini mengasumsikan komitmen politik yang kuat, mobilisasi investasi besar-besaran, dan implementasi kebijakan yang mendukung akselerasi teknologi hijau.

ARED mengintegrasikan teknologi cutting-edge seperti smart grid, battery storage, dan sistem energi terdistribusi dalam skala nasional. Skenario ini juga mengoptimalkan potensi geografis Indonesia untuk energi surya, panas bumi, angin laut, dan hidro. Lebih ambisius lagi, ARED mengasumsikan kolaborasi internasional intensif dalam transfer teknologi dan pembiayaan hijau, serta reformasi regulasi yang mendukung inovasi energi berkelanjutan.

Proyeksi Emisi GRK Indonesia

Ilustrasi Asap gas CO2. Sumber: kompas.com

Berdasarkan dokumen RUPTLN 2025-2034, Indonesia merencanakan dua pendekatan berbeda dalam mengelola emisi GRK sektor energi:

Skenario RE Base (Renewable Energy Base) memproyeksikan emisi akan naik secara bertahap dari 309 juta ton CO2 pada 2025 menjadi 374 juta ton CO2 pada 2034. Peningkatan ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan energi yang terus meningkat dengan transisi energi terbarukan yang moderat.

Skenario ARED (Accelerated Renewable Energy Development) menawarkan jalur yang lebih agresif dengan target emisi 299 juta ton CO2 pada 2025 dan hanya naik menjadi 362 juta ton CO2 pada 2034. Skenario ini menghasilkan pengurangan emisi sebesar 12 juta ton CO2 dibandingkan skenario RE Base pada akhir periode.

Tren Emisi dan Strategi Mitigasi

Ilustrasi Penggunaan Karbon. Sumber: dunia-energi.com

Analisis data menunjukkan bahwa kedua skenario mengalami peningkatan emisi hingga 2033, namun skenario ARED menunjukkan kemampuan menahan laju pertumbuhan emisi dengan lebih efektif. Pada tahun 2034, terjadi penurunan emisi di skenario ARED menjadi 362 juta ton CO2 dari puncaknya di 2033 sebesar 363 juta ton CO2.

Perbedaan paling signifikan antara kedua skenario terlihat pada periode 2029-2034, dimana gap emisi semakin melebar. Hal ini mengindikasikan bahwa investasi dan kebijakan akselerasi energi terbarukan akan memberikan dampak yang lebih terasa pada paruh kedua dekade ini.

Implikasi Kebijakan Energi Terbarukan

Ilustrasi Pergantian kebijkan. Sumber: unair.ac.id

Skenario ARED mencerminkan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris dan target net zero emission 2060. Implementasi skenario ini memerlukan:

  1. Percepatan pembangunan infrastruktur energi terbarukan seperti PLTS, PLTP, dan PLTB
  2. Modernisasi sistem kelistrikan untuk mengakomodasi energi terbarukan intermiten
  3. Kebijakan insentif yang mendorong investasi sektor swasta dalam energi bersih
  4. Peningkatan efisiensi energi di sektor industri dan transportasi

Baca juga:



Komitmen pengurangan emisi Indonesia melalui skenario ARED sejalan dengan upaya global membatasi peningkatan suhu bumi di bawah 2°C. Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kontribusi Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim global sangat strategis.

Makin tahu Indonesia bahwa data RUPTLN 2025-2034 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki dua pilihan jalur emisi dengan konsekuensi yang berbeda terhadap lingkungan dan ekonomi. Skenario ARED, meski memerlukan investasi dan komitmen lebih besar, menawarkan pathway yang lebih berkelanjutan untuk mencapai target iklim nasional dan global.

Nah sobat Zona EBT bisa diketahui bahwa keberhasilan implementasi skenario ARED akan menjadi indikator kunci komitmen Indonesia terhadap transisi energi bersih dan pembangunan berkelanjutan dalam dekade mendatang. Hal ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mencapai target ambisius pengurangan emisi GRK nasional.

#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan

Referensi:

[1] Menteri ESDM Umumkan RUPTL PLN 2025–2034, Serap Lebih dari 1,7 Juta Tenaga Kerja Baru

[2] RUPTL PLN 2025-2034 Siap Buka Keran Investasi Swasta

[3] Dokumen RUPTL PT PLN (Persero) Tahun 2025-2034

[4] Enhanced NDC – Republic of Indonesia

[5] Isi Lengkap RUPTL PLN 2025–2034