Era kejayaan Indonesia pada masa lampau layaknya seperti sebuah kapal. Penumpangnya yang beraneka-ragam. Ada Sumatra, Jawa, Bali, serta Papua. Bersatu sepakat menyebut dirinya sebagai Nusantara. Oh tidak, kapal ini sudah cukup tua, 75 tahun sudah usianya. Kapal “Nusantara” telah berlayar mengarungi samudera kehidupan, peristiwa telah lewat silih berganti dan mewarnai alur pelayaran. Kapal itu ialah negeri kita tercinta.
Sudah 7 kali, kapal itu berganti nakhoda. Berganti nahkoda maka berganti pula arah kompasnya.
Nahkoda pertama: Seorang proklamator bernama Soekarno. Bersemboyan Pancasila. Nahkoda kedua. 32 tahun berkuasa. Datang dengan Pelita serta bersuara lantang. Hilang dipenjara atau ditelan laut. Nahkoda ketiga. Sang wakil yang naik tahta. masa-masa pada Orde Baru. Belum sempat menjelajah samudera. Namun, ia terhenti di tahun pertama. Dibanggakan di Eropa, dipermainkan di Indonesia. Jerman dapat ilmunya, kita? Nahkoda keempat. Ia terhenti ketika para (pejabat) reformasi berebut singgasana. Nahkoda kelima. Untuk pertama kalinya seorang wanita. Mewarisi tekad dan harapan sang ayah yang merupakan seorang proklamator. Nahkoda keenam. Dua kali menang pemilu. Dua kali disumpah atas nama Garuda. Ini hanya awal cerita. Cerita panjangnya terpampang jelas. Anda pasti tahu. Terakhir, kini Nahkoda baru masih berkuasa. Pastikan beliau mengerti nama “Bhineka Tunggal Ika”. Ia bukan boneka milik Amerika/Tiongkok. Mari kita kawal bersama-sama arah layar dan jarum kompas sang nahkoda yang berkuasa selama dua periode. Dengan janji dan harapannya. Sudahlah, kalian percayakan saja kemana arahnya kapal tua ini akan melaju. Para Nahkoda tersebut adalah sang Presiden.
Baca juga:
- Mampukah Panel Surya Mencukup Kebutuhan Sehari-hari Kita?
- “ELECTRIC FESTIVAL 2022” di Bali Hadir untuk Transisi Energi Bersih
Sudah begitu lamanya kapal tua ini menggunakan energi fosil. Kotor dan mencemari sendi-sendi kehidupan.
Energi ibarat darah pada manusia. Darah kita sehat, maka seluruh tubuh akan sehat. Saat tekanan darah kita sangat lemah, kita bisa tiba-tiba lemas bahkan pingsan. Selain itu, dapat mengalami ancaman tekanan darah tinggi yang dapat membuat kita tiba-tiba mengalami stroke. Apa tidak sedih jika kondisi kapal kita didiagnosis lemah tak berdaya? Akibat sudah lamanya kapal tersebut mabuk kecanduan dengan energi kotor-kotor, yaitu batubara, minyak dan gas.
Di masa pandemi, dilakukan peraturan Lockdown. Mengurung diri sendiri. Introspeksi diri. Masa kejayaan minyak, gas serta Batubara sudah berlalu. Kita hanya dapat nama saja. BBM sampai sekarang masih impor. Kilang minyak kita pada ngos-ngosan ngebor hanya dapat lumpur. Gas juga begitu. Nasib tabung gas elpiji, seluruh rumah tangga pakai tabung melon atau tabung subsidi. Belum lagi gas tersebut harus diimpor. Merana melihat tekornya APBN. Batubara sudah semua dibuat. Jadi kaya milyarder, tapi segelintir pihak dan para pejabat korupsi. Ribuan tongkang lalu-lalang. Ekspor ke Tiongkok. Kita dapat apa? Lubah nanah kulit ibu pertiwi. Apa beliau tidak menangis?
Baca juga:
- Sumber Energi dari Sampah Ternyata Bisa!
- MOMENTUM PENGHAPUSAN BBM PREMIUM DAN PERTALITE, AKSELERASI PENGGUNAAN KENDARAAN LISTRIK
Sudah saatnya kita restart sistem energi. Berhenti sejenak untuk terbang nan tinggi. Terbang dengan ENERGI BARU TERBARUKAN dan berbusung dada supaya Indonesia menjadi kekuatan global.
Semua negara berlomba dan berambisi ke arah sana. Dengar bung! Kalau tidak sekarang mau kapan lagi? Menunggu energi fosil habis? Masalah datang saat listrik padam, saat nyala kita lupa. Lupa jika kita punya masalah energi listrik yang rapuh.
Sang anak tertidur nyenyak. dininabobokan oleh pejabat kongsi pengusaha supaya bisnis mereka tidak terganggu. Mari bersama-sama bangunkan anak imut itu. Bersuara lah para pengubah #gamechanger!! Suara kalian akan terdengar sampai ujung dunia. Mengguncang tanah Amerika, menggoyang Benua Biru dan mengalahkan negeri Tiongkok. Gotong royong membangunkan sang anak.
Sang anak itu AVATAR mengendali energi. Panas bumi, Surya, Air (hidro), Bayu, Ombak, Biomassa dll. Elemen-elemen untuk kesejahteraan Negeri. Pemberi harapan bagi korban. • Orang hutan dan hewan endemik lainnya serta suku pedalaman. (Rumah) Hutan ditebang untuk buka lahan tambang baru. • Warga pesisir dan ikan tercemar kena tumpahan minyak. Tak ada ikan. Perut kempes • APBN tekor, impor berjuta barel minyak itu • Lumba lumba Borneo. Konon punah. terganti dengan ribuan tongkang emas hitam Dan kasus-kasus lainnya.
Wahai Nahkoda kapal. Sang juru arah penentu berlabuhnya kapal tua Nusantara. Semoga sampai ke tujuan arahnya untuk kebaikan negeri dan masa depan generasi penerus bangsa. Kami rakyat jelata/akar rumput senantiasa hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Kapal tua Nusantara.
#listrik #ebt #energi #power #terbarukan #EV #kapaltua #presiden #merdeka #energi