Menarik Dilirik Potensi Energi Gelombang di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah laut terluas dan garis pantai terpanjang di dunia. Hal ini menjadi keuntungan jika dimanfaatkan dengan maksimal. Salah satu yang patut untuk dilirik adalah potensi energi gelombang laut atau arus laut. Wilayah indonesia terdapat banyak pulau dan selat serta teluk yang dimiliki masing-masing pulau. Hal ini sangat memungkinkan untuk terjun memanfaatkan energi gelombang laut.

Pada dasarnya, gelombang laut menyimpan energi kinetik dalam jumlah besar yang dapat dikonversi menjadi energi listrik. Muka air laut selalu mengalami osilasi (gerakan naik turun) sehingga energinya dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan generator.

Dilansir dari ebtke.esdm.go.id, beberapa penelitian menyimpulkan bahwa energi gelombang di beberapa titik di Indonesia bisa mencapai 70 kW/m di beberapa lokasi.

Energi gelombang laut memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sumber energi lain di antaranya:

• Memiliki densitas energi yang besar

• Penjalaran gelombang sangat konsisten dan kontinu sehingga dapat diprediksi sebelumnya

• Dampak lingkungan yang dihasilkan sangat kecil

Baca juga:


Kenapa Kita Belum Menggunakan Tenaga Nuklir?


Cara kerja PLTGL (Gelombang laut)

Dilansir dari studi I Wayan Arta Wijaya Universitas Udayana, dalam sistem pembangkitan tenaga gelombang laut, ada beberapa peralatan penting yang sangat berperan mulai dari awal proses pembangkitan hingga tenaga listrik dihasilkan yang nantinya tenaga listrik tersebut akan disalurkan kepada para konsumen.

a. Mesin konversi energi gelombang laut

Berfungsi untuk menyalurkan energi kinetik yang dihasilkan oleh gelombang laut yang kemudian dialirkan ke turbin.

b. Turbin

Berfungsi untuk mengubah energi kinetik gelombang menjadi energi mekanik yang dihasilkan oleh perputaran rotor pada turbin.

c. Generator

Di dalam generator ini energi mekanik dari turbin diubah kembali menjadi energi listrik atau boleh dikatakan generator ini sebagai pembangkit tenaga listrik. Pertama-tama aliran gelombang laut yang mempunyai energi kinetik masuk ke dalam mesin konversi energi gelombang. Kemudian dari mesin konversi aliran gelombang yang mempunyai energi kinetik ini dialirkan menuju turbin. Di dalam turbinini, energi kinetik yang dihasilkan gelombang digunakan untuk memutar rotor. Kemudian dari perputaran rotor inilah energi mekanik yang kemudian disalurkan menuju generator. Di dalam generator, energi mekanik ini diubah menjadi energi listrik (daya listrik). Dari generator ini, daya listrik yang dihasilkan dialirkan lagi menuju sistem transmisi (beban) melalui kabel laut. Daya listrik yang disalurkan melalui kabel laut ini adalah daya listrik arus searah (DC)

Mahasiswa ITB menemukan inovasi dalam penerapan PLTGL (Gelombang laut)

Dilansir dari ITB.ac.id, Tim mahasiswa dari Institut teknologi bandung yang beranggotakan Larasita, Irfan Muhammad Yusuf, Rizky Duanita. Mereka berhasil menciptakan sebuah alat yang diberi nama Double Turbine Wave Energy. Pada prinsipnya kerja alat ini adalah memanfaatkan energi pada gelombang laut untuk menggerakan generator pembangkit listrik.

Hal yang membedakan alat ini dengan alat pembangkit listrik tenaga gelombang laut yang sudah ada sebelumnya adalah jumlah turbin yang digunakan. Seperti namanya, alat ini menggunakan dua buah turbin, sementara kebanyakan alat lainnya hanya menggunakan satu turbin. Dalam alat ini, satu turbin dipasang pada jalur masuk udara dan turbin lainnya dipasang pada jalur keluar udara. Udara yang keluar dari alat masih menyimpan energi gerak yang dapat menggerakkan turbin pada jalur keluar udara. Dengan demikian, energi tidak hanya dihasilkan ketika udara memasuki alat, terapi energi juga dapat diperoleh saat udara keluar dari alat.

Penggunaan dua buah turbin pada Double Turbine Wave Energy merupakan inovasi yang diciptakan oleh tim ini. Alat ini dapat meminimalisir kehilangan energi yang terjadi pada alat yang sudah umum dijumpai. Hal tersebut membuat perolehan energi yang dihasilkan lebih besar. Menurut kalkulasi, alat ini dapat menghasilkan energi listrik hingga 9,3 juta Megawatt hour apabila digunakan di perairan yang memiliki gelombang laut yang cukup tinggi.

Ditengok dari sejarah silam

Penggunaan teknologi ilmiah dan modern dalam pemanfaatan energi gelombang laut dirintis oleh insinyur asal Jepang bernama Yoshio Masuda pada tahun 1940-an.

Negara yang melirik potensi dari energi gelombang

Saat ini pemanfaatan energi gelombang untuk menjadi sumber listrik, sudah menyebar ke penjuru dunia. Salah satu negara yang memanfaatkan nya datang dari negeri julukan tim sepak bolanya tank panser yaitu Jerman. Disana Pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) yang sudah berjalan di Jerman bernama PLTGL Limpet dikelola oleh Wavegen, anak perusahaan Vorth Siemen yang berbasis di Inggris.

Selain negeri Jerman yang di Eropa sana. Negara tetangga kita, Australia juga sudah mengembangkan PLTGL. Ini merupakan proyek percontohan yang diinisiasi oleh pemerintah setempat. Selain hanya menjadi proyek percontohan, kini pemerintah Australia serius berencana untuk mengembangkan PLTGL yang lebih besar dan menghasilkan listrik yang lebih kuat tepatnya di Pantai Selatan Australia.

Baca juga:


Apa yang menjadi Hambatan pemanfaatan energi gelombang laut di Indonesia?

Dilansir dari ebtke.esdm.go.id, pada tahun 2018 lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat itu Ignasius Jonan meninjau lokasi rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) yang terintegrasi dengan Jembatan Pancasila-Palmerah di Selat Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam rencana proyek itu akan menggandeng perusahaan dari Belanda Tidal Bridge BV dan PJB. Joint Venture tersebut menghasilkan nama Tidal Bridge Indonesia. Selanjutnya bersama partner lokal akan membangun Jembatan Pancasila Palmerah yang akan diintegrasikan dengan turbin arus laut di Selat Larantuka. Jembatan itu sepanjang kurang lebih 810 meter yang akan menghubungkan Pulau Adonara dan Pulau Flores.

Dalam keterangannya “Dengan pembangunan jembatan ini maka diharapkan pembangunan di Adonara dapat berlangsung cepat. Ini semua adalah arahan dari Bapak Presiden Republik Indonesia kalau bisa tersambung ini bisa dibangun dengan baik,”. Jonan menambahkan, jika terlaksana, proyek Independent Power Producer (IPP) berbasis arus laut ini dapat menjadi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) pertama di Indonesia dan terbesar di dunia. “Ini merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut pertama dan terbesar di dunia jika listrik yang dihasilkan mencapai 20 MW saja,” tambah Jonan.

Kembali ke tahun 2021, sangat sedikit informasi yang bisa diakses terkait kelanjutan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) yang terintegrasi dengan Jembatan Pancasila-Palmerah di Selat Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pembaca sobat terbarukan, jika mengetahui kabar proyek tersebut. Kami harap bisa berbagi. Atau ada pembangkit sejenis yang sudah berjalan tapi tidak mendapatkan akses untuk diliput ke media.

#energi#gelombang#laut#ombak#listrik#turbin#pln#ebt#esdm#indonesia#ntt#PTAL#PTGL#sda

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

255 Comment

  1. Duis iaculis pharetra lacus. Fusce ac magna. Duis et ante et libero rutrum sagittis.