Apa itu energi fosil?

Bahan bakar fosil merupakan salah satu jenis sumber energi yang berasal dari dalam bumi dimana sumber dayanya tidak dapat diperbaharui dalam waktu singkat dan penggunaannya sangat berdampak bagi kehidupan manusia.

Kandi dan Yamin Winduono dalam buku Energi dan Perubahannya (2012:32) menyatakan, energi itu disebut bahan bakar fosil karena terbentuk dari sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang pernah hidup sejak jutaan tahun lalu.

Proses penciptaannya membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga penggunaannya yang berlebih dapat menyebabkan bahan bakar fosil itu sendiri bisa habis dan menjadi langka.

Maka dari itu, intensitas pengambilan dan penggunaannya harus dibatasi supaya tetap dapat dipertahankan keberadaannya sebagai cadangan ketika sumber energi yang diperbaharui dirasa kurang memuaskan.

 Baca juga:



Bentuk Bahan Bakar Fosil

Secara umum, bahan bakar fosil memiliki tiga bentuk, yakni padat (batubara), cair (minyak bumi), dan gas (gas alam). Berdasarkan catatan Lina Herlina dan Rangga Bhakty dalam Modul 5 IPA: Energi Pada Kehidupan Sehari-hari (2020:22), terungkap bahwa ketiga energi ini tersedia di alam dan harus digunakan sesuai kebutuhan manusia.

Dampak Penggunaan Bahan Bakar Fosil

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain berupa karbondioksida (CO2), nitrogen oksida (NO2),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tanker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak ke alam (ke laut, sungai atau air tanah) sehingga dapat menyebabkan pencemaran. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.

Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batubara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.

 Baca  juga:



Efek buruk dari penggunaan energi dari fosil sebenarnya sudah lama diketahui. Maka, para ilmuwan dunia menciptakan beberapa teknologi sebagai alternatif pengganti energi fosil itu. Diharapkan setelah terciptanya alternatif tersebut dapat mampu mengurangi tingkat karbondioksida dan zat berbahaya lain akibat hasil pembakaran bahan bakar fosil.

Dalam beberapa tahun kedepan, kita akan banyak melihat hasil dari penemuan para ilmuwan yang berdedikasi menghadirkan alternatif pengganti energi fosil. Semoga saja, dalam perjalanannya tidak menemukan kendala terkait perizinan dan birokrasi. Kami sangat mengharapkan kepada Anda sebagai penerus bangsa ini untuk lebih bijak dalam memanfaatkan energi dan teknologi yang ada saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *