Sebut Idris Sahidu, Malaikat Penyelamat Maluk

Idris Sahidu. Sumber : kompas.id
  • Mengalami kekeringan, Idris Sahidu membuat pemikiran dengan menanami areal di luar kawasan hutna pepohonan.
  • Idrus mengisi hari-harinya dengan masuk-keluar Kawasan Hutan Kesi, setelah mendapat izin instansi terkait untuk menanam sejumlah bibit pohon di KPH Sejorong.
  • Ia memikul air sumur di rumahnya untuk mengisi sejumlah ember yang ditanam dalam tanah pada beberapa titik di Bukit Damai dan KPH Sejorong.

Merasa prihatin dengan jumlah mata air yang terus berkurang di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Idris Sahidu terdorong untuk bertindak. Sedikit demi sedikit, ia tanami areal di luar kawasan hutan dengan pepohonan. Hasilnya, mata air yang sempat mati, pulih kembali. Komentar Idris didasari pengamatannya atas kondisi sungai dari hulu ke hilir, seperti sempadan sungai, yang memprihatinkan karena longsor akibat dihantam banjir saat musim hujan.

Demikian juga bekas tegakan tertutup tanah di Hutan Kesi, wilayah Kawasan Pengelolaan Hutan (KPH) Sejorong. Kondisi serupa terlihat di kawasan Kuantar, Desa Bukit Damai, Kecamatan Maluk. Di Kuantar, lingar tambang PT Newmont NT (kini dikuasai PT Amman Mineral), terdapat lahan yang menjadi milik perseorangan. Akibatnya, terjadi pembabatan vegetasi dan tegakan pohon. Lalu, mereka menjadikan lahan itu kebun dan ladang, dan ditanami jagung. Hilangnya tegakan pohon sebagai tangkapan air di kawasan itu menyebabkan sumber air mengering. Sejumlah mata air pun hilang.

Di dua lokasi tersebut sumber air terus menurun dari 38 titik mata air pada 2003 berkurang menjadi 23 titik pada 2005, pada 2011-2012 menjadi 11 titik, dan hingga dua tahun lalu hanya tersisa 2 titik mata air. Degradasi kawasan itu mengganggu kelangsungan makhluk hidup. Malah, pada tahun 2000, Idris menyaksikan perang antar-hewan karena memperebutkan air. Kejadian itu meninggalkan bekas yang mendalam. Sejak saat itu, Idrus mengisi hari-harinya dengan masuk-keluar Kawasan Hutan Kesi, setelah mendapat izin instansi terkait untuk menanam sejumlah bibit pohon di KPH Sejorong. Namun di awal aktivitasnya, ratusan bibit pohon sonokeling dan mahoni yang ditanam mati dimakan dan terinjak ternak. Kalaupun sedikit besar, ada saja yang menebang untuk dimanfaatkan. Idris menanam pohon beringin dengan cara mencangkok batang beringin.

Baca Juga



Bibit beringin yang ditanam berumur dua tahun, setinggi dua meter agar tidak diinjak sapi yang digembalakan di hutan, ladang dan kebun. Kemudian Idris dan istrinya, Hamisa, membawa bibit batang beringin untuk ditanam di kawasan hutan. Dengan uang sendiri, Idris menyewa seekor kuda seharga Rp150.000 untuk mengangkut bibit ke pintu masuk hutan berjarak 3 km dari rumahnya. Selebihnya, Idris memikul dua batang bibit seberat 3 kilogram, itu sejauh 1 kilometer menempuh medan naik turun untuk ditanam di kawasan hutan. Di sekitar lokasi penanaman bibit, ia membuat terasering atau undakan guna menghambat laju air hujan dan mengendap ke tiap undakan tanah itu.

Idris Sahidu Penyelamat Hewan

Idris. Sumber : kompas.id

Tertampungnya air dalam tanah, dapat bermanfaat untuk konservasi, memperbaiki struktur tanah dan kadar bahan organik tanah. Sedikitnya 300 pohon beringin sudah ditanam di kawasan Hutan Sejorong. Tiga mata air kembali berair setelah mengering bertahun-tahun. Kini lokasi itu menjadi tempat beristirahat pencari kayu bakar di hutan. Sedangkan di Bukit Damai, satu sumber air yang diselamatkan kini menghasilkan debit air tiga liter per jam. Idris juga meluangkan waktu untuk membantu kebutuhan air minum bagi monyet, sapi hewan lain yang berkeliaran di kawasan hutan. Ia memikul air sumur di rumahnya untuk mengisi sejumlah ember yang ditanam dalam tanah pada beberapa titik di Bukit Damai dan KPH Sejorong. Pengisian wadah minum hewan itu dilakukan tiga kali seminggu pada musim kemarau (Oktober-November).

Baca Juga



Keberhasilan Menyelamatkan Hewan, Idris Raih Kalpataru

Idris Sahidu Mendapatkan Kalpataru 2022 Kategori Perintis Lingkungan. Sumber: republika.co.id

Sebanyak 14 individu dan 6 kelompok masyarakat masuk dalam nominasi peraih penghargaan Kalpataru 2022. Pihak-pihak tersebut sebelumnya telah melewati proses kualifikasi yang dilakukan oleh tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pemberian Penghargaan Kalpataru bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, membuka peluang bagi berkembangnya inovasi, dan prakarsa masyarakat, serta sebagai bentuk apresiasi dan motivasi kepada individu maupun kelompok yang telah berpartisipasi aktif dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan. Selain itu, Idris Sahidu dari NTB yang merintis penghijauan sumber air di Kecamatan Wawo dan mengembangkan madu dari lebah triguna. Semoga Sobat EBT bisa terinspirasi dari kisah Idris Sahidu.

#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes

Editor: Adhira Kurnia Adhwa

Referensi:

[1] KLHK Tetapkan 20 Nominasi Peraih Penghargaan Kalpataru 2022 (mediaindonesia.com)

[2] Idris Sahidu, Sang Penyelamat Mata Air – Kompas.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 Comment