Batu Bara Mendominasi. Bagaimana Kedepannya?

  • Dikutip dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, bauran energi di Indonesia di perkirakan akan tetap didominasi oleh batu bara pada 2030 mendatang.
  • Dilihat dari kapasitasnya, pembangkit listrik batu bara di Indonesia diproyeksikan akan terus bertambah dari tahun 2021 hingga tahun 2030.
  • Pelaksana Harian Direktur Eksekutif Indonesia Minning Association (IMA), Djoko Widajatno mengatakan bahwa sehubungan dengan Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN), sampai dengan 2025 batu bara akan masih dipergunakan sebanyak 60,9%. Penggunaan batu bara baru akan turun menjadi hanya 25%. sampai dengan tahun 2050.

Dikutip dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, bauran energi di Indonesia di perkirakan akan tetap didominasi oleh batu bara pada 2030 mendatang. Jika mengikuti skenario karbon rendah, bauran batu bara mencapai 59,4 persen.

Tentu saja, hal ini akan menyebabkan transisi energi menuju Zero Net Emission di tahun 2060 akan menjadi berat, karena kenyataannya energi listrik di negara kita masih menggunakan bahan bakar fosil berupa batu bara.

Dalam catatan PT PLN (Persero) sampai pada tahun 2030, kapasitas terpasang pembangkit listrik mencapai 99,2 Giga Watt (GW). Diantaranya 45% atau sebanyak 44,7 GW akan tetap didominasi oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Sementara, pembangkit gas 26%, PLTA 15%, PLTP 6%, PLTS 5%, PLT EBT 2% dan PLT EBT Base 1%.

Baca juga:


Prospek Emas Investasi Energi Hijau, Sektor Swasta Berperan Penting!

Bagaimana Regulasi Kendaraan Listrik di Indonesia?


Dilihat dari kapasitasnya, pembangkit listrik batu bara di Indonesia diproyeksikan akan terus bertambah dari tahun 2021 hingga tahun 2030. Nilainya meningkat dari 194.558 Gigawatt Hours (GWh) pada 2021 menjadi 264.260 GWh pada 2030.

Hartanto Wibowo, selaku Direktur energi Primer PLN mengatakan, jika dilihat dari Rencana Usaha Pembangkit Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 – 2030 kapasitas terpasang pembangkit terpasang di Indonesia untuk pembangkit energi bersih mencapai 63,3 GW dan 10 tahun mendatang. Hal ini tentu akan menjadi peluang bisnis untuk Indonesia mengembangkan bisnis EBT.

Hartanto mengatakan, dalam konteks ketenagalistrikan bahwa dibutuhkan untuk menghasilkan listrik EBT, namun keseluruhan batu bara tetap masih mendominasi. Yang mana di tahun 2022 ini saja kebutuhan batu bara untuk dalam negeri meningkat 115 juta ton menjadi 125 juta ton. Dan itu akan meningkat secara konsisten.

Baca juga:


How does Hydroelectric Energy work? Click here to find out!

Bicara Nasib PLTU Pasca Presidensi G20: Pensiun Dini?


Pelaksana Harian Direktur Eksekutif Indonesia Minning Association (IMA), Djoko Widajatno mengatakan bahwa sehubungan dengan Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN), sampai dengan 2025 batu bara akan masih dipergunakan sebanyak 60,9%. Penggunaan batu bara baru akan turun menjadi hanya 25%. sampai dengan tahun 2050.

Bagaimana dengan Energi Baru Terbarukan (EBT)? Kapasitas energi air diproyeksi meningkat dari 16.867 GWh pada 2021 menjadi 42.516 GWh pada 2030. Lalu, panas bumi diproyeksikan meningkat dari 16.954 GWh menjadi 36.485 GWh.

Sementara itu, EBT lainnya diproyeksikan pada tahun 2021 meningkat dari 2.766 GWh menjadi 27.353 GWh pada tahun 2030 nanti. Bauran EBT diproyeksikan mencakup 23,9% total pembangkitan energi pada 2030.

“EBT masih sangat pelan pertumbuhannya dalam 1 tahun hanya sekitar 9 MW, sehingga pemanfaatan batu bara akan dipakai sampai dengan EBT dapat menggantikan dari energi batu bara yang cukup besar,” ungkap Djoko dalam wawancaranya di CNBC Indonesia.

zonaebt.com

Renewable Content Provider

#sebarterbarukan #zonaebt #pln #batubara #fosil

Editor : Bunga Pertiwi

Referensi:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20220217113433-4-316108/belum-bisa-dibendung-listrik-tetap-didominasi-batu-bara

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/18/bauran-energi-indonesia-masih-didominasi-batu-bara-pada-2030

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *