- Plastic For Nature atau Plana merupakan sebuah upaya dalam melestarikan lingkungan dengan mengubah sampah menjadi produk yang dapat bersaing di pasar.
- Plana juga memberikan edukasi kepada konsumennya mengenai produk recycling agar lebih banyak orang yang aware dengan produk daur ulang.
- Kedepannya Plana berharap dapat mengembangkan produk-produknya untuk kebutuhan fungsional maupun arsitektur.
Plastic For Nature atau Plana merupakan sebuah upaya dalam melestarikan lingkungan dengan mengubah sampah menjadi produk yang dapat bersaing di pasar. Plana memiliki keahlian dalam mengubah sampah plastik dan gabah padi menjadi sebuah produk pengganti kayu yang memiliki value lebih.
Selain itu Plana juga memberikan edukasi kepada konsumennya mengenai produk recycling agar lebih banyak orang yang aware dengan produk daur ulang. Edukasi yang diberikan disampaikan melalui platform Instagram Live mereka di @plasticfornature.
Baca Juga:
- Keren!! Warga Tangsijaya Manfaatkan Sungai Jadi Sumber Listrik
- Fascinating! The Significance of Nuclear Power to India
“Saat ini Plana sangat disambut dengan antusiasme masyarakat, seperti pelajar SMA dan anak kuliahan mereka tertarik banget dengan produk daur ulang ini. Mereka tertarik karena di pameran kita tertulisnya “Bukan Kayu” jadi mereka penasaran dan tertarik untuk tahu soal Plana. Dari sisi arsitektur, mereka udah mulai sadar kalau sekarang harus mulai pakai produk-produk daur ulang di bangunan mereka. Terakhir untuk masyarakat awam, mereka setelah lihat pamerannya merasa produk-produk kita layak untuk dicoba. Kita juga selalu dapat tanggapan positif kalau dilihat dari komentar Instagram Plana, karena mereka tahu produk yang kita tawarkan bisa dipakai dalam jangka waktu yang panjang.” jelas Sarah selaku marketing manager dari Plana.
Saat ini Plana telah membuat produk bahan bangunan seperti decking 70 untuk interior indoor dan decking 150 untuk outdoor. Sedangkan untuk product development, Plana telah membuat banyak produk seperti tenpat tisu, rak, phone holder, bangku, dan meja.
“Untuk proses pembuatannya, produk kita terdiri dari 30 persen sampah plastik, 60 persen gabah padi, dan 10 persen aditif. Kita pakai gabah padi lebih banyak agar produk yang dihasilkan lebih berserat seperti kayu asli. Kemudian bahan-bahan ini nantinya dicampur dan diproduksi menjadi decking. Untuk proses pembuatan product development kita bekerja sama dengan pengrajin lokal untuk buat produk-produk itu.” ujar Joshua selaku co-founder Plana.
Baca Juga:
- Has Using an Electric Car Been the Most Environmentally Responsible Option?
- Wow!! Panel Surya Raksasa yang Fleksibel digunakan Modul Laboratorium Luar Angkasa China
Plana menerapkan sistem recycle dalam produk-produknya. Barang yang dipakai setelah dibuat dan dipakai di salah satu pameran akan dipakai kembali di pameran berikutnya dan untuk barang yang sudah rusak akan digiling kembali untuk menghasilkan material baru.
Bahan yang dipakai Plana yaitu gabah padi diperoleh dari petani di sekitar pabrik. Selain menguntungkan Plana, petani yang diajak bekerja sama juga memperoleh keuntungan dengan mendapatkan pendapatan dari sekam padi yang mereka berikan kepada Plana. Sedangkan plastik, Plana biasa memperolehnya dari campaign yang mereka lakukan. Untuk jenis plastik yang mereka gunakan merupakan plastik jenis HDPE karena titik lebur yang tinggi dan memiliki karakteristik yang tepat untuk produk Plana.
Kedepannya Plana berharap dapat mengembangkan produk-produknya untuk kebutuhan fungsional maupun arsitektur. Plana berusaha agar tetap berkembang untuk bisa memperbaiki dan mengatasi masukan-masukan dari konsumennya. Terakhir, Plana akan terus bekerja sama untuk bisa melahirkan product development hasil kolaborasi dengan brand lain yang mendukung sustainability.
1 Comment
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.