PLTA Poso Sebagai Pembangkit EBT Untuk Indonesia Timur

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso. Sumber: web.pln.co.id
  • Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso merupakan pembangkit yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Poso Energy.
  • PLTA ini memanfaatkan Sungai Poso yang berasal dari Danau Poso.
  • Keberadaan PLTA Poso harus terus memberikan manfaat terhadap lingkungan sekitar, terutama dengan menjaga kualitas dan kuantitas air yang terjamin.

Air merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Banyak sekali manfaat air bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah untuk menghasilkan energi listrik. Air mampu menghasilkan tenaga secara terus-menerus berkat siklus hidrologi yang berkelanjutan, menjadikannya salah satu sumber energi terbarukan yang tak terbatas.

Energi air adalah salah satu sumber energi terbarukan terbesar. Energi ini dapat diubah menjadi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) tanpa meninggalkan emis gas rumah kaca. PLTA memanfaatkan energi potensial air yang diubah menjadi energi mekanik oleh turbin, kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator dengan memanfaatkan ketinggian dan kecepatan air. Berangkat prinsip ini, PT Poso Energy mengembangkan energi terbarukan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya alam berasal dari danau dan sungai Poso.

Baca Juga:



PLTA Poso Pembangkit EBT di Indonesia Timur

Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Air sebagai pembangkit energi baru terbarukan terbesar di Indonesia Timur. Sumber: Trans89.com

PLTA Poso dibangun dan dioperasikan oleh PT Poso Energy. Dengan kapasitas 515 megawatt, PLTA ini merupakan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) terbesar di Indonesia Timur. PLTA Poso direncanakan akan berfungsi sebagai pembangkit peaker selama waktu beban puncak di sistem Sulawesi Bagian Selatan.

Sejauh ini, PLTA Poso telah memberikan kontribusi sekitar 10,69% dari total bauran EBT dalam sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan. Selain itu, sebagai proyek dengan kapasitas besar, PLTA ini berperan sebagai peaker dan follower dalam sistem kelistrikan Sulawesi.

Menurut Darmawan Prasodjo, Diretur Utama PT PLN, kehadiran pembangkit yang memanfaatkan aliran air Sungai Poso ini sejalan dengan masuknya banyak industri smelter ke dalam sistem kelistrikan PLN di Sulawesi Bagian Selatan. Keberadaan PLTA Poso membantu memenuhi kebutuhan industri akan listrik hijau, yang merupakan syarat penting untuk ekspor.

“PLN berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan industri, khususnya industri pengolahan hasil tambang dengan memberikan pilihan energi bersih yang dapat diandalkan,” kata Darmawan.

Tidak hanya sebagai proyek energi bersih, PLTA Poso yang tidak mengandalkan teknologi tinggi dapat diimplementasikan oleh tenaga kerja Indonesia sendiri, tanpa bergantung pada tenaga ahli dari luar. Hal ini mengurangi biaya produksi listrik dan menunjukkan bahwa pengembangan EBT semakin kompetitif, serta bahwa teknologi ramah lingkungan dapat menjadi bagian integral dari kemajuan bangsa.

Mekanisme Pengoperasian Pada PLTA Poso

Tampak bagian yang mengalirkan air ke turbin dari PLTA milik PT Poso Energy. Sumber: http://kompas.id

PLTA Poso memanfaatkan Sungai Poso yang bersumber dari Danau Poso. Air dialirkan melalui pintu air tanpa membangun bendungan besar (run of river) di dua lokasi yang berjarak sekitar 13 kilometer dari Danau Poso. Air kemudian mengalir melalui terowongan besi menuju turbin untuk menghasilkan energi. Panjang terowongan ini mencapai tidak kurang dari 200 meter.

Rencananya, PLTA ini akan dioperasikan sebagai pembangkit peaker selama waktu beban puncak, dari pukul 17.00 hingga 22.00, dengan Exclusive Commited Energy sebesar 1.669 Giga Watt hours (GWh) per tahun. Menurut Darmawan, peran PLTA Poso sebagai pembangkit peaker didukung oleh beberapa faktor, yaitu:

Faktor pertama, pembangkit ini memiliki live storage yang besar dari Danau Poso, dan regulating dam yang mengatur debit keluaran air. Hal ini memungkinkan pembangkit untuk beroperasi dengan kapasitas penuh sepanjang tahun.

“PLTA Poso mampu start-stop dengan cepat, bahkan sinkronisasi dapat dilakukan dalam waktu kurang dari 15 menit. Sehingga mampu merespons perubahan beban dengan cepat sehingga memperbaiki kualitas listrik pada sistem jaringan,” papar Darmawan.

PLTA Poso menggunakan sistem pengelolaan run-off river (ROR). Sistem ini menjaga aliran sungai tetap berlangsung selama 24 jam dengan menggunakan bendungan atau tanggul kecil sebagai penahan atau gerbanga air. Dalam konteks pengembangan energi terbarukan, PLTA Poso menyumbang sekitar 10,69% dari total bauran EBT dalam sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan.

“Kita hanya pinjam, air sungainya kita diversi sedikit ke sekitar sisi sungai, kita terjunkan ke turbin, kemudian kembalikan lagi pada sistem sungai,” papar Darmawan.

Selain itu, PLTA Poso telah terhubung dengan jaringan transmisi 275 kV ke Provinsi Sulawesi Selatan dan jaringan transmisi 150 kV yang menghubungkan pembangkit ini dengan Kota Palu, Sulawesi Tengah.

“Pengoperasian PLTA Poso Peaker sangat penting karena banyaknya industri smelter yang masuk ke Sulawesi, khususnya di Sulawesi Tengah. Smelter ini butuh pasokan listrik yang andal,” papar Darmawan.

Baca Juga:



Kualitas dan Kuantitas Air Dipastikan Terjaga

Lanskap daerah aliran Sungai Danau Poso Sulawesi Tengah. Sumber:
voaindonesia.com

PLTA Poso harus terus memberikan manfaat signifikan bagi lingkungan sekitar dengan memastikan kualitas dan kuantitas air tetap terjaga. Ismet Rahmad Kartono menegaskan pentingnya menjaga kualitas dan kuantitas air agar PLTA Poso dapat terus menghasilkan energi listrik secara optimal dalam jangka panjang.

“Karena pada dasarnya air yang dibutuhkan PLTA Poso, bukan hanya dalam jumlah banyak dan tersedia secara lestari, namun harus memiliki kualitas terbaik dan jernih bebas sedimen. Sebab, air yang berkualitas buruk dapat mempengaruhi kinerja turbin dan mesin-mesin lainnya menjadi tidak maksimal,” ucapnya.

Salah satu upaya PT Poso Energy dalam menjaga kualitas dan kuantitas air adalah dengan melakukan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Poso pada lahan kritis di sekitar area tangkapan air Danau Poso dan Sungai Poso, yang telah dimulai sejak tahun 2015.

Rahabilitasi DAS Poso umumnya dilakukan melalui kolaborasi dengan melibatkan masyarkaat sekitar dan pemilik lahan yang terindikasi kritis, mengacu pada peta lahan kritis dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Palu.

Kolaborasi ini mencakup identifikasi lahan, pemilihan jenis tanaman, pembentukan kelompok tani, penyuluhan, distribusi bibit, pendampingan dalam penanaman dan perawatan, serta pelatihan dalam pembuatan dan aplikasi pupuk organik.

Tanaman yang ditanam meliputi jenis produktif seperti durian musang king, alpukat australia, jeruk malang, kelengkeng thailand mutiara, serta tanaman keras atau kayu sebagai tanaman pendamping.

#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes

Editor: Savira Oktavia

Referensi:

  1. Mengenal PLTA Poso, Pembangkit EBT Terbesar di Indonesia Timur
  2. Profil PLTA Poso, Pembangkit EBT Terbesar di Indonesia Timur Milik Jusuf Kalla
  3. Diresmikan Presiden Jokowi, Ini Profil PLTA Poso Pembangkit EBT Terbesar di Indonesia Timur
  4. Berkapasitas 515 MW, PLTA Poso Terbesar di Indonesia Timur
  5. Poso Energy Pelopor Energy Terbarukan di Sulawesi Tengah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 Comment