Krisis energi yang melanda sejumlah negara bisa menjadi peluang bagi Indonesia. Salah satu peluang bisa didapat produsen batubara Indonesia karena krisis harga batubara melonjak sampai dua kali lipat dari US$100 per ton menjadi US$200.

Momentum adanya kenaikan harga jual batubara di pasar internasional, membuat para pengusaha tambang batubara, kalang kabut untuk menaikkan jumlah produksi dari proyeksi sebelumnya.

Dilansir dari Okezone.com, Perusahaan Batubara plat merah Indonesia ikut merasakan peningkatan harga komoditas batubara di pasar. Hal ini mendorong PT Bukit Asam Tbk (PTBA) meningkatkan kapasitas produksi untuk mendorong pertumbuhan penjualan. Emiten tambang plat merah ini menargetkan produksi hingga akhir tahun 2021 sebesar 31 juta ton.

Sementara itu, situasi dalam negeri pasokan sumber daya batubara untuk pembangkit listrik PLTU masih stabil.

Informasi yang dihimpun dari kontan.co.id, dalam wawancaranya bersama Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Tumiran mengingatkan agar para pengusaha batubara di Tanah Air tetap menaati aturan kebijakan harga Domestic Market Obligation (DMO) kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

“Pengusaha jangan hanya bicara untung, tetapi juga memastikan ketahanan pasokan batubara tanah air. Harusnya ada pemahaman bersama untuk kepentingan dalam negeri,” ungkap Tumiran dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (7/10).

Ia melanjutkan, pelaku usaha sejatinya telah menerima keuntungan dari ekspor dengan meroketnya harga batubara. Untuk itu, idealnya ketahanan pasokan batubara jangan sampai terganggu.

Sebab jika krisis batubara terjadi di PLN, maka akan berimbas pada pasokan listrik nasional. Dampaknya pun akan meluas.

Untuk itu mari simak artikel berikut, daftar negara yang sedang mengalami krisis energi.

Baca juga:

---

• ZONAEBT.COM BERKUNJUNG KE GESITS PRATAMA BALI
• Memanfaatkan PLTS sebagai Peluang Keuntungan bagi Pemerintah dan PLN

---

Uni Eropa

Ilustrasi dari zonaEBT

Kelangkaan dan kenaikan harga komoditas energi di sejumlah negara disebabkan oleh terus pulihnya permintaan, setelah pulihnya situasi pandemi COVID-19. Sementara dari sisi pasokan, negara-negara Eropa tengah dihadapi oleh fenomena cuaca ekstrem, sehingga mempengaruhi kemampuan produksi. Jutaan orang di negara-negara Eropa pun diprediksi tidak mampu menghangatkan rumah mereka selama musim dingin yang sebentar lagi tiba.

Baca juga:

---

• SEKTOR TRANSPORTASI DI INDONESIA MASIH SUMBANG EMISI GAS RUMAH KACA TERBESAR
• DEMI BERWISATA KE LUAR ANGKASA, DATANGKAN KERUSAKAN IKLIM

---

Inggris

Ilustrasi dari zonaEBT

Negara yang dulunya juga merupakan bagian dari Uni Eropa ini juga turut mengalami krisis energi. Setelah peristiwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit, Inggris diperkirakan kekurangan sopir truk pengangkut BBM dari 60.000 sampai 100.000 sopir karena timbulnya kepanikan di masyarakat dan menyebabkan antrian yang mengular di pom bensin. Pemerintah pun menugaskan para tentara untuk melakukan pengiriman bahan bakar minyak (BBM) menyusul aksi panic buying yang terjadi di beberapa wilayah di Inggris.

China

Ilustrasi dari zonaEBT

Krisis energi listrik juga melanda Negeri Tirai Bambu, karena disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya dorongan nasional untuk mengurangi emisi karbon yang berakibat ratusan tambang batubara dan memangkas produksi awal tahun ini. Analis Citibank dalam laporan krisis energi di China akan berlanjut hingga musim dingin dan meningkatkan resiko terhadap ekonomi China dan global. Faktor cuaca juga menambah memperburuk krisis energi. Hujan deras yang sebelumnya terjadi di provinsi Shanxi. Shaanxi merupakan wilayah pertambangan utama di China. China juga melakukan pemadaman listrik di beberapa provinsi, seperti Guangdong, Heilongjiang, jilin dan Liaoning.

India

Ilustrasi dari zonaEBT

Pemerintah pusat India telah mendapatkan peringatan akan potensi kekurangan Batubara termasuk di Ibu kota India, New Delhi. Hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan global dan tidak dibarengi dengan produksi yang cukup. Stok Batubara di sebagian besar pembangkit listrik India telah turun ke tingkat sangat rendah. Central Electricity Authority (CEA) mencatat sebanyak 61 dari 135 pembangkit listrik tenaga batubara di India yang memiliki pasokan batubara hanya dua hari, atau kurang.

#zonaebt #terbarukan #energi #batubara #unieropa #china #india #inggris #PLN #krisis