
- Energi terbarukan menawarkan sebuah alternatif energi bersih dan berkelanjutan untuk mengaliri listrik ke desa-desa yang tak kunjung disentuh oleh jaringan listrik nasional.
- Dengan memaksimalkan teknologi seperti PLTS, PLTMH, dan sistem energi hybrid, tantangan keterbatasan akses listrik akan mampu diatasi.
Luas wilayah Indonesia kerap menjadi bumerang bagi segenap kebijakannya yang terkesan lambat karena pembangunan yang hingga kini tak kunjung merata. Sejumlah desa terpencil menjadi target dampak sentralisasi rekonstruktif, seperti jalan yang masih rusak, fasilitas publik belum memadai, dan akses listrik yang terbatas. Kondisi ini tentunya menjadi tantangan krusial yang patut segera ditangani, sebab akan menciptakan kesenjangan sosial dan memengaruhi keberlangsungan hidup apabila dibiarkan berlarut-larut.
Daerah-daerah terpencil sejatinya kurang mendapat perhatian pemerintah karena pemangku kebijakan memusatkan sorot matanya pada pembangunan metropolitan sebagai ruang rotasi perekonomian. Sedangkan, desa-desa kecil nyaris selalu dikesampingkan sehingga kesenjangan tak menemui titik henti. Dengan populasi penduduk sekitar 281 juta jiwa, setidaknya ada 75,7 juta keluarga di Indonesia. Jumlah sebesar ini pastinya memerlukan pasokan energi yang masif dalam memenuhi kebutuhan domestik.
Namun, sekurang-kurangnya ada 1,3 juta rumah tangga atau setara 6.700 dusun yang terletak di 340 kecamatan belum dialiri listrik. Hal ini memengaruhi kualitas hidup di desa-desa terpencil, banyak penduduk yang melakukan aktivitas tradisional alias tanpa tenaga listrik.
Persoalan strukturalis tersebut dapat diatasi dengan kehadiran energi terbarukan, sebagai solusi menjanjikan untuk masa depan yang lebih bersih. Energi terbarukan turut diyakini mampu menekan penggunaan bahan bakar fosil sehingga akan menyajikan dampak positif secara ekologis.
Sumber Energi

Beberapa sumber energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan adalah tenaga surya dan mikrohidro. Kedua cikal bakal energi ini sangat potensial untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil. Misalnya, keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan sangat ideal, karena mampu menghasilkan sumber energi panas melimpah melalui matahari. Di Indonesia telah menggunakan sistem off-grid yang memungkinkan pemasangan panel surya secara mandiri tanpa bergantung pada jaringan listrik nasional.
Di beberapa daerah, seperti Nusa Tenggara Timur, pemerintah menggandeng lembaga swasta sukses memasang PLTS sebagai upaya elektrifikasi yang optimal. Pembangunan PLTS terbukti dapat melayani kebutuhan listrik di daerah yang tidak terjamah listrik nasional. Selain itu, PLTS dapat dikombinasikan dengan teknologi penyimpanan energi, seperti baterai, demi menyediakan pasokan listrik sepanjang waktu.
Sumber energi terbarukan potensial lainnya adalah mikrohidro yang sudah sering didayagunakan dalam teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Mikrohidro memanfaatkan aliran air untuk dikonversi menjadi tenaga listrik yang dapat memberikan sumbangsih besar bagi keberlangsungan hidup di desa. Pemasangan PLTMH ini umumnya sangat cocok di wilayah berbukit atau sekitar sungai dengan arus kuat. Keunggulan PLTMH ini adalah bisa digunakan dalam skala yang kecil, seperti terhadap komunitas-komunitas lokal di daerah terpencil yang sumber daya manusianya terbatas.
Teknologi PLTMH berhasil diterapkan pada beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan untuk membantu masyarakat mendapat akses listrik stabil dan terjangkau, sekaligus mendorong peningkatan signifikan pada ekonomi lokal.
Baca Juga
- Tenaga Terbarukan, Solusi Revolusioner untuk Menopang Masa Depan
- Transisi Energi Bersih Melalui PLT Berbasis Terbarukan
Sistem Energi Hybrid

Sistem hybrid merujuk pada penggabungan berbagai sumber energi terbarukan untuk menghasilkan listrik yang efisien dan berkelanjutan. Saat ini, sistem energi hybrid mulai diterapkan di indonesia. Misalnya, kombinasi antara Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dengan generator diesel cadangan mampu menjadi solusi keterbatasan akses listrik.
Penggunaan sistem energi hybrid diyakini mampu menekan tarif operasional jangka panjang, meskipun wajib ada modal awal sebagai instalasi. Selain itu, sistem hybrid bersifat fleksibel dan hijau, artinya akan menyesuaikan sesuai kebutuhan atau permintaan sehingga lebih optimal. Teknik berkelanjutan ini ideal dilakukan di daerah terpencil demi memenuhi pasokan energi.
Inovasi dan Kerja Sama

Teknologi energi terbarukan pasti mengalami perkembangan melalui inovasi-inovasi yang digagas oleh pemikir dan pegiat lingkungan. Pemerintah menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk berusaha mengembangkan solusi energi terbarukan di daerah terpencil. Inovasi seperti microgrid dan sistem off-grid yang terdesentralisasi semakin dikenal sebagai solusi tanggap dan terjangkau untuk mengaliri listrik ke desa-desa.
Pemerintah turut menjalin kerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat lokal, guna memastikan kontribusi semua pihak, supaya proyek-proyek energi terbarukan di pedesaan segera rampung dan berjaya. Pelibatan masyarakat lokal untuk mengelola dan memelihara sistem energi terbarukan wajib dipertimbangkan secara matang demi keberlanjutan jangka panjang proyek hijau tersebut. Karena, pemerintah pastinya membutuhkan uluran tangan dalam situasi ini.
Energi terbarukan menawarkan sebuah alternatif energi bersih dan berkelanjutan untuk mengaliri listrik ke desa-desa yang tak kunjung disentuh oleh jaringan listrik nasional. Dengan memaksimalkan teknologi seperti PLTS, PLTMH, dan sistem energi hybrid. Tantangan keterbatasan akses listrik akan mampu diatasi. Selain itu, hal ini juga dipercaya bisa mendongkrak transisi perekonomian masyarakat setempat agar lebih stabil. Melalui kerja sama positif ini, elektrisasi bukan lagi kekhawatiran di masa depan, karena pemanfaatan energi terbarukan lebih menjanjikan dan mampu menciptakan lingkungan yang lebih hijau
#ZonaEBT #SebarTerbarukan #EBTHeroes
Editor: Tri Indah Lestari
Referensi: