CCS: Teknologi Pengubah Dunia Menuju Net-Zero Emisi

Petroleum gas container ship and oil refinery background for energy nautical transportation. Sumber : Freepik.com
  • Prediksi suhu global rata-rata dapat semakin meningkat dengan perkiraan 2,6 hingga 3,1 derajat celcius pada akhir abad ini
  • Carbon capture storage menjadi solusi teknologi yang menjanjikan dalam upaya mencapai target pengurangan emisi karbon
  • Perlunya kolaborasi antara industri, pemerintah, dan masyarakat untuk dapat mencapai target mengurangi emisi

Tahun 2023 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah dengan anomali temperatur global sebesar 1,45 derajat Celsius dibandingkan periode pra-industri. Data ini dilaporkan oleh World Meteorological Organization (State of the Global Climate 2023) mencatat bahwa sembilan tahun terakhir dari 2015-2023 merupakan periode terpanas sepanjang sejarah.

Prediksi menunjukkan bahwa suhu rata-rata global dapat meningkat lebih jauh, dengan perkiraan kenaikan sebesar 2,6 hingga 3,1 derajat Celsius pada akhir abad ini, jika tidak ada tindakan mitigasi yang efektif.

Perubahan iklim menjadi isu serius yang memerlukan tindakan pencegahan segera. Dampaknya meluas ke berbagai aspek kehidupan, mulai dari hilangnya nyawa, gangguan ekosistem, hingga kehilangan mata pencaharian masyarakat.

Dalam upaya mengatasi krisis ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan target pemangkasan emisi gas rumah kaca sebesar 42% pada tahun 2030 dan 57% pada tahun 2035. Target ini menuntut kerja sama global yang kolektif dan efektif dari semua negara untuk mencapai tujuan tersebut, serta mencegah dampak lebih lanjut dari perubahan iklim.

Baca Juga :



Carbon Capture Storage

Side view of three people at the business meeting. Sumber : Freepik.com

Carbon capture storage adalah teknologi inovatif yang berperan penting dalam mengurangi emisi karbon dioksida ke atmosfer yang menjadi penyebab utama perubahan iklim. Carbon capture storage menjadi solusi teknologi yang menjanjikan dalam upaya mencapai target pengurangan emisi karbon, serta net-zero emissions

Konsep dasar pada teknologi ini merupakan solusi yang menjanjikan untuk pengurangan emisi karbon. Tentu saja teknologi ini tidak bisa sepenuhnya menghilangkan emisi karbon dari proses produksi, akan tetapi lebih pada salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi emisi yang sudah ada. Proses CCS (Carbon Capture Storage) melibatkan tiga tahap utama yaitu : 

  1. Capture (penangkapan), dalam proses ini karbon dioksida akan dipisahkan dari gas buangan. Teknologi CCS ini menggunakan sistem otomatis untuk menangkap karbon dioksida dari gas emisi. Kemudian, karbon dioksida akan dipisahkan dari gas buang setelah pembakaran bahan bakar fosil sebelum akhirnya dilepaskan ke atmosfer.
  2. Transport (Transportasi), karbon dioksida yang telah ditangkap dan dipisahkan. Karbon dioksida akan dikirim melalui pipa atau truk penyimpanan khusus, menuju lokasi penyimpanan yang aman.
  3. Storage (Penyimpanan), karbon dioksida yang diangkut yang telah diangkut akan ditempatkan di lokasi penyimpanan yang dipilih dengan penuh kehati-hatian. Proses ini dilakukan untuk memastikan tidak ada kebocoran dan menjamin keamanan penyimpanan dalam jangka panjang. Gas emisi yang tersimpan akan dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Contohnya adalah pasokan bahan bakar fosil atau penggunaan emisi sebagai sumber energi.

Manfaat Carbon Capture Storage

Teknologi CCS ini memiliki potensi yang besar untuk mengurangi emisi karbon di berbagai sektor industri, asalkan dengan infrastruktur yang tepat. CCS akan menjadi pendorong utama dalam mencapai pengurangan emisi karbon dan energi berkelanjutan, serta produksi yang ramah lingkungan. Adapun beberapa manfaat teknologi ini adalah : 

  1. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

CCS dapat menangkap hingga 90% dari emisi gas rumah kaca terutama karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Sehingga teknologi ini akan sangat membantu berbagai negara dan industri untuk dapat memenuhi target pengurangan emisi.

  1. Mempertahankan Penggunaan Energi Fosil

Penggunaan energi fosil ini masih dapat dipertahankan jika kita memanfaatkan teknologi CSS, sehingga pembangkit listrik atau pabrik besar masih tetap bisa menggunakan bahan bakar fosil tanpa menyumbang emisi yang signifikan yang akan berdampak pada perubahan iklim.

  1. Dukungan terhadap Energi Bersih

Menerapkan CCS juga dapat menjadi bagian dari strategi untuk pendukung transisi ke sumber energi bersih, seperti contohnya adalah energi terbarukan yang memiliki tujuan untuk mengurangi jejak karbon dari sektor-sektor yang sulit untuk di-dekarbonisasi.


Baca Juga :


Tantangan Implementasi CCS

Achieved target concept. Sumber : Freepik.com

Walaupun CCS menawarkan potensi yang besar dalam mengurangi emisi karbon, penerapan CSS dihadapkan dengan sejumlah tantangan baik secara teknis, ekonomi, dan sosial. Adapun beberapa tantangan yang harus dihadapi adalah : 

  • Biaya, untuk dapat mengimplementasikan CCS ini memerlukan investasi yang cukup besar, utamanya pada infrastruktur dan teknologinya. Terlebih lagi investasi awal yang cukup tinggi untuk pengembangan dan penerapannya.
  • Teknologi dan Infrastruktur, infrastruktur yang memadai menjadi hal utama yang perlu diperhatikan dengan teliti. Jika infrastruktur ini tidak teliti maka dampaknya akan sangat beresiko, salah satu contohnya adalah adanya rawan terhadap kebocoran dari lokasi penyimpanan. Sehingga, resiko ini berkaitan juga dengan poin pertama yaitu biaya, dan perlu adanya koordinasi yang lebih besar dari berbagai pihak.
  • Kesadaran masyarakat, tantangan sosial yang harus dihadapi adalah, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penerapan CCS yang berdampak pada penerimaan masyarakat terhadap proyek-proyek CCS di lingkungan sekitar.

Seiring berjalannya waktu, kesadaran akan perubahan iklim akan meningkat jika edukasi dan tindakan dari berbagai pihak terus digaungkan dengan tujuan mencapai net-zero emissions. Terutama pada generasi produktif saat ini yaitu generasi Milenial dan Gen Z. Kedua generasi ini memiliki peran penting dalam mendorong perubahan, dan mulai memiliki kesadaran akan isu ini yang harus diterjemahkan menjadi tindakan yang nyata untuk menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi seluruh manusia.

Penerapan dan perkembangan teknologi CSS ini, menjadi salah satu solusi teknologi yang memiliki peluang dan potensi yang besar dalam upaya mengurangi emisi karbon, dan untuk mencapai target net-zero emissions. Dengan potensi yang dimiliki Indonesia dalam penyimpanan karbon dioksida, CSS dapat menjadi pilar utama dalam strategi keberlanjutan dan mitigasi perubahan iklim. Peran industri, pemerintah dan masyarakat akan sangat berdampak besar pada keberhasilan implementasi jika dapat berkolaborasi untuk mengatasi tantangan yang ada.

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes #makintahuIndonesia

Editor : Alfidah Dara Mukti

Sumber :

[1] PERAN PEMUDA BERKELANJUTAN: IMPLEMENTASI TEKNOLOGI CARBON CAPTURE STORAGE (CCS) DALAM MENCAPAI NET-ZERO EMISSION

[2] Carbon Capture Storage (CCS) adalah: Cara Kerja & Implikasinya

[3] PBB Minta Dunia Serius Lawan Perubahan Iklim di Tahun 2025

[4] Menteri Keuangan Sri Mulyani Soroti Dampak Perubahan Iklim terhadap Anjloknya PDB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *