Ulik Jejak Karbon dalam Kegiatan Sehari-hari Kita, Yuk!

Pembatasan Penggunaan Listrik. Sumber: pixabay
  • Jejak karbon adalah ukuran jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer oleh aktivitas individu, perusahaan, kota, atau negara.
  • Di setiap rutinitas yang kita jalani setiap harinya, ternyata menyumbang karbon pada bumi kita, mulai dari penggunaan energi listrik di rumah, transportasi, dan lainnya.
  • Dengan mengetahui apa saja yang banyak menghasilkan jejak karbon dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat berupaya untuk meminimalisir penggunaannya secara berlebihan.

Jejak karbon sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, terutama yang hidup di perkotaan. Namun, sebagian orang hanya tahu bahwa jejak karbon hanya disebabkan oleh emisi yang dihasilkan dari kendaraan, aktivitas pabrik industri, dan kegiatan produksi pangan di sektor pertanian. Untuk lebih jelasnya, kita ulik lagi yuk, Sobat EBT Heroes, mengenai apa sih jejak karbon itu?

Menurut laman enelgreenpower.com, jejak karbon adalah ukuran jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer oleh aktivitas individu, perusahaan, kota, atau negara. Dari jejak karbon, kita tahu seberapa besar kontribusi kita dalam menyumbang karbon, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Mungkin sebagian orang belum tahu, di setiap rutinitas yang kita jalani setiap harinya, ternyata menyumbang karbon pada bumi kita, mulai dari penggunaan energi listrik di rumah, transportasi yang kita gunakan setiap harinya, hingga makanan yang kita makan. Dari rutinitas tersebut, disimpulkan tidak hanya sektor industri saja yang menjadi pemain utama dalam penyumbang karbon, tetapi aktivitas sehari-hari kita juga berdampak besar terhadap lingkungan.

Oleh karena itu, kita harus mulai untuk belajar dan memahami kegiatan apa saja yang menyumbang banyak karbon. Dari situ, kita bisa meminimalisir dan bijak dalam penggunaan energi di setiap harinya. Yuk, sama-sama kita simak kegiatan apa saja yang menyumbang karbon dalam kegiatan sehari-hari:

Baca Juga



1. Penggunaan AC Sehari-hari

Ilustrasi Penggunaan Pendingin Ruangan. Sumber: freepik

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah beriklim tropis seperti Indonesia tentu tidak asing dengan penggunaan AC. Seiring terjadinya pemanasan global, membuat pendingin ruangan seakan-akan menjadi barang kebutuhan sehari-hari. Siapa yang tahu bahwa peningkatan kebutuhan pendingin udara atau AC ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi di seluruh dunia. Menurut The International Energy Agency (IEA), penggunaan AC secara global saat ini mencapai sekitar dua juta unit, dan jumlah ini diprediksi akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050.

Meningkatnya penggunaan AC tentunya dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan energi dunia, karena penggunaan AC memerlukan daya listrik yang cukup besar. Saat ini, sebagian besar pembangkit listrik masih mengandalkan bahan bakar fosil, penyumbang utama emisi karbon sekitar satu juta ton gas karbon dioksida sejak tahun 2022.

2. Penggunaan Kulkas

Kulkas yang Sering Kita Gunakan Sehari-hari. Sumber: freepik

Salah satu perabotan rumah tangga yang selalu terpakai di dapur yaitu kulkas, yang secara tidak langsung menghasilkan emisi karbon yang sangat besar, lho!

Kulkas sejatinya selalu menyala setiap hari, yang dapat mengonsumsi daya listrik sangat besar. Menurut laman lindungihutan.com, kulkas menghasilkan jejak karbon sebanyak 3.101,04 ton CO2eq dalam setahun. Ditambah kulkas merupakan kebutuhan dapur yang semua orang tentu menggunakannya, jejak karbon yang dihasilkan pun tidak kalah besar dengan penggunaan AC.

3. Produk Olahan Hewan Ternak

Daging Sapi Siap Olah. Sumber: freepik

Siapa yang tidak pernah mengonsumsi produk-produk olahan hasil hewan ternak? Olahan seperti susu, daging, telur, keju, dan lain sebagainya, selain bermanfaat bagi kesehatan, juga menjadi bahan makanan yang tak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari.

Namun, tahukah Sobat EBT Heroes kalau produk olahan yang dihasilkan oleh hewan ternak juga menyumbang emisi karbon yang cukup besar?

Sebagai contoh pengolahan daging sapi. Sebelum dipasarkan di toko-toko daging hingga sampai ke meja makan kita untuk disantap, daging sapi ini harus melalui banyak sekali proses, seperti pemotongan, transportasi, dan distribusi, yang semuanya memerlukan bahan bakar agar dapat berfungsi dan menyumbang emisi karbon.

Selain itu, kebiasaan kita dalam membeli produk-produk olahan ternak secara sembarangan juga bisa menjadi penyumbang emisi karbon. Jika bahan makanan yang kita beli ini tidak terpakai dan membusuk, maka makanan tersebut akan menghasilkan limbah makanan, yang akan menghasilkan gas efek rumah kaca seperti metana.

Baca Juga



4. Penggunaan Kendaraan Bermotor

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam memasarkan produksi hasil ternak perlu alat transportasi yang menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil yang merupakan penyumbang emisi karbon. Kendaraan bermotor pun telah menjadi barang kebutuhan yang sering kita gunakan untuk memudahkan kita bepergian ke berbagai tempat, baik yang jauh ataupun dekat. Namun, semakin banyak penggunaan kendaraan bermotor, tentunya akan diiringi oleh meningkatnya jumlah emisi karbon yang mencemari udara.

Gas buang pada kendaraan mengandung karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida (SOx), dan zat debu timbal (Pb), yang jika terpapar manusia dapat berisiko kesehatan seperti gangguan pernapasan, kanker paru-paru, dan menurunkan daya tahan tubuh.

Tanpa kita sadari, setiap kegiatan yang kita lakukan sehari-hari ternyata menghasilkan jejak karbon yang berpengaruh besar terhadap kelestarian lingkungan. Namun, perlu kita ketahui, jumlah emisi karbon dapat diminimalisir seperti memilih sumber energi bersih, bijak dalam membeli bahan makanan, serta mendaur ulang sampah yang kita hasilkan.

#ZonaEBT #EBTHeroes #Sebarterbarukan

Editor: Adhira Kurnia Adhwa

Referensi:

[1] Carbon Footprint: What is it and why is it Important?

[2] Penyebab Jejak Karbon dalam Aktivitas Harian Kita, Apa Saja?

[3] Jejak Karbon dalam Kehidupan

[4] What is the carbon footprint and how is it calculated?

[5] POLUSI UDARA DAN UJI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAI PRASYARAT PEMBERIAN PERPANJGN STNK

[6] Air conditioning causes around 3% of greenhouse gas emissions. How will this change in the future?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 Comment

  1. Every time I visit your website, I’m greeted with thought-provoking content and impeccable writing. You truly have a gift for articulating complex ideas in a clear and engaging manner.

  2. helloI really like your writing so a lot share we keep up a correspondence extra approximately your post on AOL I need an expert in this house to unravel my problem May be that is you Taking a look ahead to see you