• Suhu udara yang tiap tahun selalu bertambah sudah menjadi masalah yang tidak bisa diabaikan lagi.
• Banyaknya angka pencemaran udara yang dihasilkan oleh emisi karbon justru malah memperburuk keadaan.
• Ada banyak dampak yang dapat terjadi bila ini terus menerus dibiarkan, dan kitalah yang akan merasakannya sendiri.

Sobat EBT Heroes pasti familiar dengan isu meningkatnya suhu udara yang semakin hari semakin terasa panas yang terjadi di daerah pedesaan maupun perkotaan. Tak hanya di Indonesia saja, di seluruh dunia pun hal ini sudah menjadi sebuah polemik yang patut diperhatikan.

Ada banyak sekali faktor yang mengakibatkan suhu udara makin memanas terjadi, mulai dari semakin sedikitnya lahan terbuka hijau, penggundulan hutan, hingga yang paling berpengaruh yaitu polusi udara yang dihasilkan dari emisi karbon berlebihan.

Ada banyak dampak buruk yang dapat terjadi dikarenakan penumpukan emisi karbon yang berlebihan, apa saja kah itu? Yuk kita simak bersama.

Emisi Karbon sebagai Pencemar Terbesar di Bumi

Emisi karbon telah menjadi kontributor utama dalam perubahan iklim global, terutama dari proses pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung zat karbon dioksida (CO₂), solar, dan gas metana (CH₄) yang menyebabkan banyak kerusakan, seperti kualitas udara yang memburuk. Buruknya kualitas udara akan berdampak pada kondisi lingkungan seperti pemanasan global. Selain itu, naiknya permukaan air laut dapat mengancam pulau-pulau dan kota yang berada dekat dengan pesisir pantai.

Tidak sampai di situ, emisi karbon juga bisa merusak lingkungan laut yang mana laut merupakan hal krusial dalam penyerapan karbon. Dan seperti yang semua orang sudah ketahui, emisi karbon menjadi penyebab utama dalam perubahan iklim global, yang mana mengakibatkan terjadinya perubahan pola cuaca dan yang paling parah adalah fenomena cuaca yang ekstrem. 

Dengan banyaknya dampak yang dirasakan akibat dari emisi karbon, seharusnya bisa menjadi peringatan bagi masyarakat, terutama organisasi-organisasi dunia untuk mulai bergerak dalam mengurangi emisi karbon dan mulai beralih ke sumber energi terbarukan. 

Baca Juga:

---

• Dampak Emisi Karbon Terhadap Mencairnya Es di Wilayah Kutub
• Penerapan Metode Carbon Capture and Storage untuk Mendukung Target Netralitas Karbon

---

Dampak Buruk Akibat Tingginya Suhu Udara

Kita pasti sudah mulai merasakan beberapa dampak dari perubahan iklim global, seperti cuaca yang tidak menentu—pagi sampai siang hawanya sangat panas, terik, dan kering, lalu malamnya hujan deras.

Efek selanjutnya yang dihasilkan dari berubahnya iklim global adalah heatwave atau yang dikenal dengan gelombang panas, yaitu kondisi udara panas yang berkepanjangan dalam kurun waktu 5 hari atau lebih, dengan suhu maksimum hariannya lebih tinggi dari rata-rata hingga 5°C (9°F) atau lebih.

Peristiwa gelombang panas ini pernah terjadi di Kanada. Menurut laman bbc.com, rekor suhu terpanas di Kanada sebelumnya adalah 45 derajat Celsius, tetapi yang terjadi di desa Lytton, Provinsi British Columbia, suhunya bisa mencapai 49,6 derajat Celsius. Peristiwa ini terjadi lantaran sesaat sebelumnya telah terjadi kebakaran hutan di desa tersebut, membuat sebagian besar wilayahnya hangus terbakar. 

Melihat rekor cuaca dengan suhu sepanas itu, berbagai dampak buruk dapat terjadi, terutama masalah kesehatan serius pada manusia, seperti dehidrasi, heatstroke dan masih banyak lagi. Tingginya suhu udara juga dapat berdampak pada ketersediaan air bersih. Bisa dilihat di beberapa belahan dunia yang terdampak perubahan iklim banyak dilanda kekeringan yang membuat akses untuk mendapatkan air bersih menjadi sulit, serta menjadi masalah bagi para petani untuk merawat tanaman.

Efek Rumah Kaca Mempengaruhi Tinggi Permukaan Air Laut

Meningkatnya suhu udara di Bumi tak lain dikarenakan adanya penumpukan gas karbon di atmosfer yang membuat cahaya matahari terperangkap dan tidak terpantul kembali keluar, yang disebut efek rumah kaca.

Efek rumah kaca sendiri secara tidak langsung berdampak buruk pada kondisi di laut. Semakin hangat suhu bumi, daratan es yang berada di kutub utara dan selatan dapat mencair, sehingga permukaan air pun semakin tinggi. Jika dibiarkan, spesies-spesies hewan di kutub seperti penguin singa laut, dan beruang kutub terancam habitatnya. Ditambah lagi dengan keberadaan pulau-pulau di Samudera Pasifik dapat terancam hilang jika daratan es di kutub mencair secara total.

Baca Juga:

---

• Transportasi Jadi Penyumbang Karbon, Bagaimana Bertindak?
• Dampak Emisi Karbon Terhadap Mencairnya Es di Wilayah Kutub

---

Cuaca Semakin Sulit Diprediksi

Cuaca yang semakin tidak menentu juga diakibatkan oleh perubahan iklim, terutama peningkatan suhu udara yang dapat memperbanyak penguapan air di lautan yang nantinya akan menjadi awan hujan. Jika terjadi, curah hujan di kawasan daratan pun akan berkurang, sehingga dapat mengakibatkan berbagai masalah seperti kekeringan, kebakaran hutan, dan berkurangnya ketersediaan air bersih. Peristiwa ini biasa disebut dengan El Niño.

Sobat EBT Heroes, dari berbagai macam dampak buruk yang mungkin terjadi dari semakin tingginya suhu di Bumi, pasti terdengar sangat buruk, bukan? Belajar dari berbagai peristiwa yang sudah terjadi di beberapa wilayah, kita harus sadar, paham, dan tidak boleh menganggap remeh.

Karena jika terus berlangsung, ke depannya yang akan merasakan dampaknya adalah kita sendiri, termasuk anak dan cucu. Oleh karena itu, kita harus mulai bergerak dan mengambil langkah untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes

Editor: Adhira Kurnia Adhwa

Referensi:

[1] Apakah Dampak Buruk Jejak Emisi Karbon di Bumi

[2] Perubahan Iklim: Gelombang Panas Maut di AS dan Kanada ‘Hampir Tidak Mungkin’ Tanpa Pemanasan Global Akibat Ulah Manusia

[3] Penyebab Dan Dampak Perubahan Iklim

[4] IPCC: HUMAN-CAUSED CLIMATE CHANGE IMPACTS SEVERE, WIDESPREAD

[5] Peringatan BMKG, 2024 Bumi Makin Panas Mendidih