Program Hilirisasi Bersih Emisi Karbon dan Kendala di Indonesia

Ilustrasi hilirisasi ditengah sungai dan satu pabrik guna bersih emisi karbon. Sumber: https://www.unsplash.com
  • Laporan terkait riset Transisi Bersih dan Indonesia Cerah dengan judul Hilirisasi Industri Nikel, Nilai Tambah Ekonomi, dan Indonesia Bebas Emisi 2060 yang dikemukakan.
  • Peningkatan produksi nikel Indonesia lebih dari 15 kali lipat dari 117.000 ton pada 2014 kini menjadi 1,8 juta ton pada 2023 yang mengganggu program hilirisasi bersih emisi karbon.
  • Indonesia memiliki pusat hilirisasi nikel yang diinvestasikan di beberapa daerah, seperti di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

Ketidakselarasan Bahan Bakar Fosil terhadap Hilirisasi Bersih Emisi

Sobat EBT Heroes, bahan bakar fosil yang masih ada membuat program bebas emisi dan hilirisasi Indonesia diaggap tidak selaras dan malah mengganggu satu sama lainnya.

Ada laporan terkait riset Transisi Bersih dan Indonesia Cerah dengan judul Hilirisasi Industri Nikel, Nilai Tambah Ekonomi, dan Indonesia Bebas Emisi 2060 yang dikemukakan. Dalam program bebas emisi, Indonesia menargetkan dapat mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

Baca Juga :



Sementara itu, program hilirisasi mineral adalah merujuk pada bahan tambang nikel, menjadi upaya pemerintah dalam peningkatan nilai tambah dan dorongan pertumbuhan ekonomi.

“Sayangnya program hilirisasi nikel dan mineral terus mengandalkan energi fosil untuk membangun smelter dan industri lanjutannya”, kata Direktur Eksekutif Transisi Bersih Abdurrahman Arum.

Imbuhan dari beliau saat peluncuran laporan terkait yang diikuti secara daring, Kamis 27 September 2024 bahwa program hilirisasi kedua menambah emisi. Sedangkan program pertama bebas emisi, mengurangi emisi.

Ilustrasi peranan Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU) terkait batu bara captive di saat berjalannya hilirisasi. Sumber: https://www.unsplash.com

Guna melaju pengembangan Pembangkitan Tenaga Listrik Uap (PLTU) batu bara captive, saat ini masih bergantung pada energi fosil disamping pembangunan smelter untuk hilirisasi yang begitu pesat.

Awal mula kapasitas terpasang PLTU batu bara captive 1,4 gigawatt di tahun 2023, saat ini terjadi  peningkatan pesat menjadi 10,8 GW.

Sementara rencana penambahan 14,4 GW PLTU batu bara captive untuk memberi tenaga smelter-smelter guna hilirisasi mineral masih ada. “Jika semua terbangun, kapasitas PLTU captive akan mencapai 25,5 GW,” disampaikan oleh Abdurrahman.

Jika dibandingkan, angka tersebut setara 72 persen dari total kapasitas terpasang PLTU on-grid sebesar 34,8 GW gabungan milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan swasta. Di sisi lain, masih dilakukan upaya pengurangan PLTU on-grid.

Penyampaian langsung dari Abdurrahman bahwa saat bersamaan dengan penambahan PLTU captive. Tampaknya program Indonesia bebas emisi tidak akan berhasil. Kebijakan hilirisasi dan nol emisi sebenarnya sama-sama esensial. Sebab itu, selama berjalannya hilirisasi, energi fosil harus dihapus dan diganti energi yang lebih bersih bila ingin selaras dengan program bebas emisi.

Disambung lagi dari Abdurrahman, “Dengan menggunakan energi bersih, maka program hilirisasi dapat membantu pendanaan program Indonesia bebas emisi.” Jadi Makin Tahu Indonesia ini akan menjadi saling menguntungkan bila energi bersih tanpa bahan bakar fosil disertai hilirisasi.

Makin Turunnya Nilai Nikel

Ilustrasi nikel sebagai kendala hilirisasi. Sumber: https://www.unsplash.com

Namun disamping gencarnya hilirisasi nikel, malah Di sisi lain, dorongan yang sangat kuat terhadap hilirisasi nikel malah menjadi dampak beruntun dalam segi perekonomian di Indonesia.

Peningkatan produksi nikel Indonesia lebih dari 15 kali lipat dari 117.000 ton pada 2014 kini menjadi 1,8 juta ton pada 2023. Menurut tutur Abdurrahman, ini akan terus meningkat lagi sembari besarnya “Dan masih akan terus meningkat lagi mengingat besarnya kapasitas smelter yang akan selesai dibangun,” penyampaian Abdurrahman

Dinilai bahwa produksi nikel Indonesia merusak keseimbangan pasar nikel global. Harga nikel juga turun untuk pertama kalinya dalam setidaknya sepuluh tahun terakhir. Oleh karena itu, nilai tambah yang diharapkan tidak tercapai.

Sebaliknya, dorongan yang sangat kuat untuk hilirisasi nikel juga akan meningkatkan kerusakan alam yang disebabkan oleh eksploitasi yang disebabkan oleh pertambangan berlebihan. Salah satu konsekuensi tambahan adalah cadangan nikel di Indonesia akan segera habis. Selain itu, ada peningkatan emisi dan jumlah PLTU captive.

Pentingnya Hilirisasi dalam Pengurangan Emisi Karbon?

Ilustrasi perancangan hilirisasi ditengah sungai dan satu bangunan guna bersih emisi karbon. Sumber: https://www.unsplash.com

Salah satu program utama pemerintahan Jokowi di Jakarta adalah Hilirisasi. Diharapkan program ini akan menghasilkan nilai tambah bagi negara, dengan banyak dukungan yang disediakan oleh pemerintah.

Yayan Satyakti, sebagai pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran (Unpad), mengatakan bahwa untuk mendorong hilirisasi, investasi harus didukung. Salah satu contohnya adalah proses hilirisasi yang digunakan dalam pembentukan ekosistem kendaraan listrik, yang pada akhirnya memiliki kemampuan untuk menekan emisi karbon.

Baca Juga :



Saat ini, Indonesia memiliki pusat hilirisasi nikel di beberapa daerah, seperti di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Dia mengatakan, “Kalau lingkungan, listrik itu mampu menurunkan emisi, karena tidak ada emisi karbon monoksida, dan itu pasti turun emisinya.

Dan itu pasti turun.” Yayan mengatakan bahwa pertumbuhan industri di daerah tersebut berdampak positif pada ekonomi, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja.

“Jadi peningkatan nilai tambah atau hilirisasi ini adalah mengubah dari nikel menjadi baterai, kemudian masuk menjadi industri mobil, tapi untuk di domestik yang mampu untuk menciptakan economic multiplier dan meningkatkan lapangan kerja”, tambahnya.

Peneliti Indef Abra Talatof setuju bahwa program hilirisasi dapat menyelesaikan masalah tenaga kerja Indonesia.

Dengan hilirisasi, penyerapan lapangan kerja yang masif dan berkualitas dapat terjadi di tengah penurunan jumlah tenaga kerja formal dan tergerusnya segmen kelas menengah. “Hilirisasi punya kaitan erat dengan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas tinggi,” kata Abra.

Dia menyatakan bahwa meskipun tingkat pengangguran di Indonesia menurun, tenaga kerja informal malah meningkat. Akibatnya, ia menganggap hilirisasi ini sebagai cara yang bijaksana untuk membuat pekerjaan formal yang berkualitas.

#ZonaEBT #SebarTerbarukan #EBTHeroes

Editor: Savira Oktavia

Referensi :

[1] Energi Fosil Bikin Program Hilirisasi dan Bebas Emisi Tak Koheren

[2] Pentingnya Investasi Hilirisasi: Tekan Emisi Karbon-Kurangi Pengangguran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 Comment