- Potensi listrik dari PLTBm sebesar 32 Gigawatt.
- PLTBM mulai tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
- Pengembangan teknologi berbasis limbah menjadi solusi penting bagi masa depan.
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) merupakan pembangkit listrik terbarukan yang menggunakan bahan dasar dari sisa pembuangan sampah organik. Adapun potensi listrik yang dapat dihasilkan berkekuatan 32 GW (Gigawatt).
Di Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) tersebar di wilayah hutan, perkebunan, dan peternakan. Sumber biomassa yang digunakan mencakup kelapa sawit, tebu, karet, kayu, kotoran sapi, jagung, singkong, sekam, serta bahan organik lainnya. PLTBM ini banyak ditemukan di Aceh, Sumatera, Kalimantan, hingga Indonesia Timur. Pemanfaatan energi ini memberikan manfaat signifikan, terutama untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di wilayah yang belum terjangkau jaringan listrik.
Mari simak informasi di bawah ini mengenai pembangunan PLTBm dan kontribusinya untuk Indonesia di masa depan.
Baca Juga
- Biofuel Energi masa depan Indonesia yang Dipertimbangkan
- Indonesia’s Global Biomass Demands Devastate Rainforests in Sulawesi.
1. PLTBm Pulau Siberut, Sumatera Utara
PLTBM Siberut. Sumber : PT Inti Karya Persada Tehnik
Di bawah kepemimpinan Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN), Indonesia berhasil menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) pertama di Asia Pasifik. PLTBM ini terletak di Sumatera dan menggunakan limbah pertanian, seperti bambu sebagai bahan bakarnya. Teknologi ini menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang sebelumnya beroperasi.
Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara Millennium Challenge Corporation Compact (MCC) dan Pemerintah Indonesia melalui Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-I). PLTBM yang secara resmi mulai beroperasi pada 18 September 2019 ini, memberikan aliran listrik untuk tiga desa, yaitu Desa Saliguma, Madobag, dan Matotonan di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
2. PLTBm Siantan, Kalimantan Barat
PLTBM Siantan. Sumber : PT. PLN
Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengoperasikan pembangkit listrik tenaga biomassa pertama di Kalimantan, yang resmi beroperasi pada 24 April 2018. Pembangkit listrik ini menggunakan bahan bakar dari sisa pertanian, seperti cangkang kelapa sawit, serabut kelapa, kayu, buah kering, dan bahan pertanian lainnya.
PLTBm bertujuan untuk memperkuat pasokan listrik di wilayah khatulistiwa, dengan total sekitar 74 juta kilowatt-jam (kWh) per tahun ke Sistem Khatulistiwa. Pembangkit ini juga bertujuan untuk meningkatkan pasokan listrik ke wilayah Kalimantan Barat, yang masih memiliki 24% rumah tangga tanpa akses listrik.
Baca Juga
- Peran Biomassa dalam Pencapaian Tujuan SDGs No 7 tentang Energi yang Terjangkau dan Bersih di Indonesia
- Mengenal Kompor Biomassa Gasifikasi, Optimalisasi Teknologi Kerakyatan yang Ramah Lingkungan
3. PLTBm Bangka Belitung
Pembangunan PLTBm Bangka Belitung. Sumber : Detik.com
PT. Sentosa Jaya Purnama bekerja sama dengan PT PLN (Persero) dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm) di Bangka Belitung. PLTBm yang terletak di kawasan industri sadai, Toboali, Bangka Selatan tersebut memiliki listrik dengan kapasitas 10 MW. Adapun sumber biomassa di PLTBm tersebut berasal dari sisa industri, seperti kelapa sawit dan kayu ibah. PLTBm ini resmi beroperasi pada 30 Juli 2024.
4. PLTBm Nusa Tenggara Barat
Pertemuan dengan Perwakilan Denmark. Sumber : listrikindonesia.com
Melimpahnya bahan baku biomassa di Nusa Tenggara Barat, membuat pemerintah Denmark tertarik untuk berinvestasi guna membangun pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBM). Bahkan, pemerintah Denmark akan membangun dua PLTBm di Lombok dan di Sumbawa.
Menurut Fauzi Imran, Staff Khusus Gubernur NTB Bidang Energi mengungkapkan bahwa nantinya kapasitas listrik sebesar 20 megawatt (MW). Listrik tersebut dihasilkan dari jerami yang dipasok dari Lombok Barat.
Dana investasi yang akan diberikan pemerintah Denmark ditaksir mencapai US$60 juta. Adapun skema pendanaanya sebagai berikut: 35% hibah dan 65% pinjaman lunak selama 10 tahun.
Sementara itu, kapasitas listrik di PLTBm Sumbawa sebesar 2×25 MW. Nilai investasi untuk membangun PLTBm ini ditaksir mencapai US$150 juta dengan skema pendanaan yang sama dengan PLTBm Lombok
5. PLTBm Wapeko, Merauke
PLTBm Wapeko, Sumber : antaranews.com
Di Indonesia bagian timur, tepatnya di Wapeko, telah resmi beroperasi PLTBm yang dijalankan oleh anak perusahaan PT. Medco Energi, yaitu PT. Merauke Narada Energi. Pembangkit biomassa ini menghasilkan listrik sebesar 3,5 MW atau setara dengan menyumbang 15% pasokan listrik di Kabupaten Merauke.
PLTBm yang menggunakan bahan baku utama sisa kayu dari industri ini, turut menyukseskan pekan olahraga nasional (PON) di Papua. Dengan kata lain, adanya pembangkit biomassa turut mengurangi emosi karbon sebanyak 76.300 ton. Jumlah yang besar, bukan?
Dampak PLTBM di Masa Depan
Perkembangan pengolahan sampah di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan, tetapi upaya untuk meningkatkan teknologi di bidang ini terus berjalan. Dengan potensi besar yang dimiliki, Indonesia dibantu Denmark untuk mengembangkan teknologi pengolahan sampah dan energi terbarukan.
Kolaborasi ini memberikan banyak manfaat, terutama dalam hal investasi di bidang energi terbarukan. Salah satu contohnya adalah pembangunan PLTBm di Nusa Tenggara Barat (NTB), yang tidak hanya menyediakan listrik tetapi juga menghasilkan pupuk dari limbah biomassa. Pembangkit ini memberikan keuntungan langsung kepada petani jagung, yang dapat memanfaatkan pupuk tersebut untuk meningkatkan hasil panen.
Dengan meningkatnya kebutuhan listrik dan terus menipisnya bahan bakar fosil, pengembangan teknologi berbasis limbah menjadi solusi penting bagi masa depan. Teknologi ini tidak hanya menyediakan sumber bahan baku biomassa yang lebih beragam, tetapi juga membantu mengatasi permasalahan sampah di Indonesia secara bertahap. Lingkungan yang lebih bersih, pembangunan yang lebih merata, dan masyarakat yang lebih sejahtera dapat tercapai jika pengolahan sampah dilakukan dengan benar.
Mari terus berinovasi, bekerja sama, dan membagikan ilmu pengetahuan untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau. Dengan semangat bersama, Indonesia dapat mewujudkan generasi emas yang tidak hanya berorientasi pada kemajuan, tetapi juga peduli terhadap lingkungan.
Editor: Aghnia Tazqiah
Referensi
[1.] Potensi Biomassa RI Capai 32 GW, Bisa Jadi Pusat Energi Dunia
[3.] Potensi Bahan Baku Melimpah, Denmark Tertarik Bangun Dua PLTBm di NTB
1 Comment