- Di antara berbagai jenis biofuel, bioetanol tergolong paling mudah diproduksi. Biaya operasional produksi dan pembuatan instalasinya pun relatif murah akan tetapi keuntungan yang didapat cukup besar.
- Bioetanol bisa dihasilkan dari konversi biomassa secara mikrobiologis dalam lingkungan anaerobik.
- Penggunaan bioetanol mengurangi emisi gas CO (ramah lingkungan) secara signifikan.
Di antara berbagai jenis biofuel, bioetanol tergolong paling mudah diproduksi. Biaya operasional produksi dan pembuatan instalasinya pun relatif murah akan tetapi keuntungan yang didapat dari bisnis biofuel jenis ini cukup besar. Karena termasuk low tech, maka bioetanol dapat diproduksi oleh siapapun dan dimanapun, asal ada kemudahan akses ke bahan baku.
Bioetanol bisa dihasilkan dari konversi biomassa secara mikrobiologis dalam lingkungan anaerobik. Khamir (yeast) adalah salah satu jenis mikroba yang berperan untuk mengubah senyawa gula dalam biomassa menjadi alkohol dan karbon dioksida melalui reaksi fermentasi.
Baca juga
- Limbah Kotoran Sapi Menjadi Energi Listrik dan Sumber Cuan, Bagaimana Bisa?
- Mengintip Pengoptimalisasian Limbah Minyak Kelapa Sawit Dalam Biodesel
Secara historis, teknologi pembuatan bioetanol berkembang dalam 2 generasi.
- Teknologi proses bioetanol yang menggunakan biomassa pangan berbasis senyawa gula dan pati sebagai bahan baku, antara lain tebu, singkong, jagung, sorgum, gandum dan kentang.
- Teknologi generasi kedua memanfaatkan biomassa berbasis serat (selulosa) sebagai bahan baku utamanya.
Untuk mengkonversi biomassa menjadi bioetanol diperlukan langkah-langkah sebagai berikut (Gan Thay Kong, 2010)
- Proses hidrolisis pati menjadi glukosa. Pada langkah ini pati atau karbohidrat dihancurkan oleh enzim atau asam mineral menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Jika bahan baku yang digunakan buah-buahan mengandung gula tidak perlu dilakukan hidrolisis
- Proses Fermentasi, atau konversi gula menjadi etanol dan CO2. Jumlah dan kadar bioetanol yang dihasilkan sangat tergantung pada proses ini, oleh karena itu proses ini harus dikontrol sehingga dapat dihasilkan bioetanol dalam jumlah banyak dan berkadar tinggi.
- Proses distilasi untuk memisahkan bioetanol dari air sehingga diperoleh bioetanol dengan kadar 95-96%. Karena titik didih air berbeda dengan bioetanol, maka kedua komponen tersebut dapat dipisahkan melalui teknik distilasi.
- Proses dehidrasi untuk mengeringkan atau menghilangkan sisa air di dalam bioetanol sehingga tercapai bioetanol dengan kadar lebih dari 99,5% (Fuel Grade Ethanol (FGE))
Baca juga
- BCA Syariah Pertahankan Pertumbuhan Berkelanjutan
- Terapkan Bisnis Berkelanjutan, Saham BBTN Kembali Masuk Indeks Sri-Kehati
Bioetanol mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan bioetanol diantaranya :
- Bioetanol merupakan zat kimia yang memiliki banyak kegunaan, misalnya : sebagai bahan kosmetik, bahan bakar, pelarut, dan bahan minuman keras.
- Penggunaan bioetanol mengurangi emisi gas CO (ramah lingkungan) secara signifikan, bioetanol bisa dipakai langsung sebagai BBN atau dicampurkan ke dalam premium sebagai aditif dengan perbandingan tertentu (gasohol atau gasolin alkohol), jika dicampurkan ke bensin maka bioetanol bisa meningkatkan angka oktan secara signifikan.
- Campuran 10% bioetanol ke dalam bensin akan menaikkan angka oktan premium menjadi setara dengan pertamax (angka oktan 91).
- Production cost bioetanol relatif rendah oleh karena itu bioetanol dapat dibuat oleh siapa saja termasuk UMKM dan home industry.
- Teknologi pembuatan bioetanol tergolong low technology sehingga masyarakat awam dengan pendidikan terbatas dapat membuat bioetanol sendiri.
- Sumber bioetanol, seperti singkong, tebu, buah-buahan dan jagung mudah dibudidayakan.
Di sisi lain bioetanol memiliki kekurangan. Diketahui bahwa bioetanol bersifat higroskopis. Akumulasi serapan air dalam bioetanol bisa berpotensi mengganggu sistem pembakaran dan kinerja mesin. Oleh karena itu, standar kadar air dalam bioetanol untuk bahan bakar kendaraan harus di bawah 0,50 %.
Makin tahu Indonesia kaya akan sumber energi terbarukan bersama zonaebt.com
Referensi
[1] BIOETANOL SEKALA UMKM DAN HOME INDUSTRY
[2] SINTESIS BIOETANOL DARI LIMBAH PERTANIAN BERBASIS SENYAWA GULA, PATI DAN SERAT
[3] Pemanfaatan Sampah Sayuran Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol