- Program Co-firing PLTU dapat meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT).
- Kerja sama PLN dengan Sang Hyang Seri dan Perum Perhutani ditandai dengan penandatanganan MoU dan PKS.
- Sinergi antara PLN, Sang Hyang Seri, dan Perum Perhutani mampu memberikan sisi positif, terutama dalam segi pendapatan.
Dalam upaya mendukung program co-firing PLTU, PLN bekerja sama dengan PT Sang Hyang Seri (SHS) dan Perum Perhutani untuk pemenuhan kebutuhan biomassa, demi meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT). Di samping itu, adanya program co-firing PLTU ini juga dapat membantu PLN dalam mengurangi penggunaan batu bara, sehingga mampu mengurangi emisi karbon.
Kerja sama antara PLN, Sang Hyang Seri, dan Perum Perhutani ditandai dengan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU). Dalam penandatanganan MoU, Darmawan Prasodjo selaku Direktur Utama PLN dan SHS Maryono selaku Direktur Utama Sang Hyang Seri, membicarakan mengenai bahan bakar program co-firing PLTU milik PLN dari limbah sekam padi yang diolah menjadi produk pelet biomassa.
Baca Juga :
Blended Finance, Model Pendanaan Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Keren! Gandeng PLN, PAL Luncurkan Pembangkit Listrik Kapal BMPP
Adapun, selain penandatanganan MoU juga terdapat Perjanjian Kerja Sama (PKS). Dalam Perjanjian Kerja Sama ini, PT Pembangkitan Jawa-Bali dan PT Indonesia Power bersama dengan Perum Perhutani membahas mengenai penyediaan biomassa dari hutan tanaman energi untuk PLTU Rembang dan PLTU Pelabuhan Ratu.
Kerja sama antara ketiga BUMN ini dapat memberikan sisi positif dalam segi pendapatan. Sekam padi milik SHS yang mulanya hanya menjadi limbah, lalu diolah menjadi produk co-firing, dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan pendapatan. Begitu pula dengan Perhutani, kerja sama ini juga dapat memperluas bidang Perhutani dalam pengelolaan hutan, sehingga dapat terjadi peningkatan pendapatan.
Menurut Darmawan Prasodjo, Co-firing PLTU merupakan salah satu upaya PLN dalam mencapai target Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 dan net zero emission pada 2060. Kebutuhan biomassa co-firing seluruh PLTU mencapai 10,2 juta ton per tahun pada 2025 dan pada tahun-tahun selanjutnya. Dalam memenuhi kebutuhan biomassa tersebut, dilakukan upaya dengan memanfaatkan pelet sekam padi milik SHS dan pasokan jenis tanaman energi dari Perhutani.
Baca Juga :
Kalla Group Gencar Untuk Bangun Tiga Proyek PLTA
Harga Energi Baru Terbarukan Masih Tinggi, PLN Merasa Dilema
Sekam padi yang diolah menjadi pelet sekam sebagai sumber energi biomassa, memiliki potensi yang sangat besar. Hal ini dikarenakan sumber energi biomassa tersebut mengalami peningkatan kuantitas sejalan dengan peningkatan program pemerintah dalam produksi pertanian.
Melihat kondisi tersebut, PT Sang Hyang Seri berkomitmen untuk mengembangkan industri pelet sekam dalam rangka mendukung program EBT. Hal ini juga didukung oleh banyaknya pabrik beras sejumlah 14 pabrik milik SHS yang telah tersebar di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Sang Hyang Seri, Maryono, mengungkapkan sangat berharap mendapat dukungan dari pemerintah dalam menyukseskan program co-firing tersebut. Hal ini dikarenakan bentuk kerja sama tiga BUMN ini merupakan proses bisnis baru bagi PLN, PT Sang Hyang Seri, maupun Perhutani, sehingga sangat membutuhkan dukungan yang positif, terutama dari segi kebijakan dan regulasi mengenai penyediaan biomassa.
zonaebt.com
Renewable Content Provider
Editor : Bunga Pertiwi
Referensi: