Berkut! 9 Raksasa FMCG Indonesia Yang Sudah Memasang PLTS

Data total Kapasitas Perusahaan FMCG yang memasang PLTS. Sumber: Instagram Zonaebt
  • Perusahaan FMCG Indonesia adopsi PLTS untuk energi terbarukan dan transisi menuju ekonomi hijau.
  • Nestlé, Coca-Cola, Danone, Unilever, dan lainnya pasang PLTS dengan kapasitas total 28,48 MWp.
  • Industri FMCG dorong pengurangan emisi karbon dan efisiensi energi melalui PLTS dan energi bersih.

Sembilan dari beberapa perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia telah membuktikan komitmen serius terhadap transisi energi berkelanjutan melalui implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Berdasarkan data terbaru, ketujuh perusahaan ini mengoperasikan PLTS dengan total kapasitas mencapai 28,48 MWp, menandai langkah revolusioner industri konsumen Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau.

Perlu Sobat EBT hereos ketahui bahwa industri FMCG adalah perusahaan bergerak di bidang produk konsumen. Jadi apa itu FMCG adalah produk yang sering dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen karena harganya relatif rendah, sehingga barang terjual cepat. Akibatnya, produsen harus melakukan produksi secara massal untuk memenuhi permintaan tinggi. Kategori produk FMCG terdapat berbagai macam. Biasanya produk FMCG adalah barang-barang atau peralatan yang dibutuhkan sehari-hari. Contohnya seperti peralatan mandi, obat-obatan, barang elektronik, makanan dan minuman kemasan. Di Indonesia, banyak sekali berdiri perusahaan FMCG dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Berikut adalah 7 perusahaan yang sudah menggunakan energi Surya:

Baca juga:



Nestlé Indonesia

Logo Perusahaan Nestle. Sumber: Liputan6.com

PT Nestlé Indonesia memimpin daftar dengan kapasitas PLTS sebesar 8 MWp, menjadikannya pelopor energi surya di sektor FMCG Indonesia. Target Nestlé Indonesia adalah menggunakan sumber daya energi dari pembangkit listrik tenaga surya hingga 100% pada 2023, meskipun menghadapi tantangan regulasi dari PLN.

Nestlé telah memasang panel surya di berbagai fasilitas produksinya, termasuk pabrik di Karawang dan Panjang. Komitmen ini sejalan dengan visi global Nestlé untuk mencapai net zero emissions pada 2050. Sebagai produsen produk makanan dan minuman terbesar yang beroperasi di Indonesia sejak 1971, Nestlé membuktikan kepemimpinannya dalam adopsi teknologi ramah lingkungan.

Coca-Cola Europacific Partners

Foto tampak atas PLTS CCEP, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Sumber: Suryabaya bisnis.com

PT Coca-Cola Europacific Partners Indonesia menempati posisi kedua dengan kapasitas 7,13 MWp. Perusahaan telah mengucurkan dana Rp 175 miliar untuk pengadaan PLTS atap di sejumlah area pabrik sebagai bagian dari ambisi karbon netral 2040.

Instalasi PLTS Coca-Cola terbesar berada di pabrik Cikarang, Jawa Barat, yang menjadi rujukan bagi industri FMCG lainnya di kawasan Asia Tenggara. Langkah ini mendukung target capaian 23 persen energi terbarukan di 2025 dalam bauran energi nasional Indonesia.

Danone Indonesia

Tampak PLTS Atap di salah satu Pabrik Danone. Sumber: investor.id

Danone Indonesia menunjukkan konsistensi dengan kapasitas PLTS 6,2 MWp. Perusahaan berkomitmen menggunakan energi baru terbarukan hingga 100 persen pada 2030 di seluruh operasional dunia. Pabrik Danone-Aqua di Klaten memiliki salah satu instalasi panel surya atap terbesar di Jawa Tengah.

Danone mengintegrasikan prinsip “One Planet, One Health” dalam setiap aspek operasionalnya, menjadikan PLTS sebagai pilar utama strategi sustainability perusahaan. Investasi energi surya ini tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga mengoptimalkan efisiensi biaya operasional jangka panjang.

Unilever Indonesia

Tampak PLTS Atap di salah satu Pabrik Unilever Cikarang. Sumber: Investor.id

Unilever Indonesia dengan kapasitas 5 MWp turut membuktikan komitmen terhadap praktik bisnis berkelanjutan. Sebagai bagian dari Unilever Sustainable Living Plan, perusahaan menargetkan penggunaan energi terbarukan 100% pada fasilitas produksinya di seluruh dunia pada 2030.

Pabrik Unilever di Cikarang dan Surabaya telah dilengkapi dengan sistem PLTS yang terintegrasi dengan operasional harian. Langkah ini sejalan dengan komitmen Unilever untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 70% pada 2030.

Indofood CBP

Peresmian pemasangan PLTS oleh PT Indofood. Sumber: Linkedin indofood

PT Indofood CBP Sukses Makmur dengan kapasitas 1,3 MWp menunjukkan bahwa perusahaan makanan lokal juga berpartisipasi aktif dalam transisi energi berkelanjutan. Sebagai anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang bergerak di bidang produksi barang konsumen yang bergerak cepat (FMCG), Indofood CBP merupakan produsen terkemuka produk makanan kemasan dengan portofolio beragam termasuk mi instan, makanan ringan, kembang gula, biskuit, dan minuman.

Implementasi PLTS Indofood CBP tersebar di beberapa fasilitas produksinya. Khususnya, divisi Bogasari sebagai bagian dari grup Indofood telah menjadi pelopor dengan mengoperasikan PLTS di pabrik Cibitung sebagai pabrik tepung terigu pertama di Indonesia yang menggunakan energi surya. Instalasi PLTS di pabrik Bogasari Cibitung memiliki kapasitas terpasang 1 MWp yang mampu menghasilkan penghematan energi sebesar 1.112.133 kWh per tahun dengan nilai penghematan setara Rp 390 juta per tahun.

Sido Muncul

Pengoperasian PLTS Atap di pabrik Sido Muncul, Semarang Jawa Tengah. Sumber: Bisnis.com

Sido Muncul telah mengimplementasikan PLTS atap di pabrik Semarang sejak 2021 melalui kerja sama dengan SUN Energy. PLTS ini memiliki kapasitas 2 MWp dan berhasil meningkatkan proporsi penggunaan energi terbarukan di pabrik hingga 40%, serta mendongkrak efisiensi energi operasional sebesar 18%. Selain itu, Sido Muncul juga memanfaatkan biomassa dari ampas jamu dan Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN, sehingga 100% listrik yang dibeli berasal dari energi baru dan terbarukan. Hasilnya, emisi karbon Sido Muncul berhasil diturunkan sebesar 89% pada 2024 dibandingkan 2021, jauh melampaui target awal 14%. Komposisi penggunaan energi hijau saat ini terdiri dari biomassa 51%, PLTS 2%, dan REC 31%, dengan sisanya dari gas alam dan hanya 5% berasal dari bahan bakar fosil.

Kapal Api Group

Ilustrasi Perusaahn Kapal Api Group. Sumber: otosection

Kapal Api Group juga aktif mengurangi jejak karbon lewat pemanfaatan energi terbarukan dan efisiensi energi. Salah satu implementasi PLTS dilakukan di gerai Kopi Kapal Api UKI dengan skema off-grid yang menyuplai listrik sekitar 83.878 kWh per tahun. Kapal Api Group menegaskan komitmennya menjalankan bisnis berkelanjutan melalui penggunaan bahan baku berkelanjutan dari petani lokal, program energi terbarukan, dan pengurangan emisi karbon. Komitmen ini bahkan diangkat dalam forum internasional seperti Trade Expo Indonesia 2023 sebagai wujud transformasi korporasi FMCG Indonesia menuju praktik bisnis ramah lingkungan. Dengan langkah nyata ini, kedua perusahaan memberikan contoh konkret bagi industri lain dalam mengadopsi energi bersih, mendukung pengurangan emisi karbon, dan memperkuat agenda keberlanjutan nasional.

Wings Food

Foto Logo Perusahaan Wings. Sumber: serangkab.info

PT Wings Surya dengan kapasitas 1 MWp melengkapi daftar dengan komitmen berkelanjutan terhadap energi hijau. Dikenal dengan nama Wings Group, perusahaan multinasional Indonesia ini bermarkas di Surabaya dan telah beroperasi sejak 1948, menjadikannya salah satu perusahaan FMCG tertua dan paling mapan di Indonesia. Wings Group merupakan produsen terkemuka produk rumah tangga dan pemeliharaan kesehatan diri dengan brand populer seperti So Klin, Giv, Nuvo, Zen, dan Wings Care.

Sebagai perusahaan yang telah menyentuh kehidupan masyarakat Indonesia selama lebih dari 75 tahun, Wings Group memiliki jaringan distribusi yang luas dengan puluhan pabrik tersebar di seluruh Indonesia. Implementasi PLTS dengan kapasitas 1 MWp di fasilitas produksinya mencerminkan visi perusahaan untuk menjadi bagian dari solusi perubahan iklim global sambil mempertahankan kompetitivitas bisnis.

Mayora Group

Head Office PT Mayora Indah. Sumber: hadipranadesign

PT Mayora Indah dengan kapasitas 0,9 MWp menunjukkan bahwa setiap kontribusi, meskipun relatif kecil, memiliki dampak signifikan dalam skala nasional. Sebagai salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia, Mayora Group telah berkembang menjadi konglomerat multinasional dengan portofolio produk yang sangat beragam meliputi biskuit, permen, cokelat, wafer, kopi, dan minuman kemasan.

Didirikan pada 1977, Mayora Group kini memiliki lebih dari 30 anak perusahaan dan beroperasi di berbagai negara Asia, Afrika, dan Amerika. Brand-brand terkenal seperti Kopiko, Toblerone (lisensi), Better, Roma, Danisa, dan Astor telah menjadi household names di Indonesia dan berbagai negara ekspor. Dengan kapasitas produksi yang masif dan jangkauan distribusi internasional, komitmen Mayora Group terhadap energi berkelanjutan melalui PLTS 0,9 MWp menunjukkan kesadaran perusahaan terhadap tanggung jawab lingkungan global.

Baca juga:



Kesembilan perusahaan FMCG Indonesia telah membuktikan bahwa sektor swasta memiliki peran crucial dalam transisi energi nasional. Nestlé, Coca-Cola, Danone, Unilever, Indofood CBP, Kapal Api Gropu, Sido muncul, Wings Food, dan Mayora tidak hanya menciptakan value ekonomi, tetapi juga kontribusi nyata bagi keberlanjutan lingkungan.

Langkah strategis ini memposisikan Indonesia sebagai emerging leader dalam adopsi energi surya di kawasan ASEAN, sekaligus membuktikan bahwa industri FMCG dapat menjadi katalis perubahan menuju ekonomi hijau. Dengan dukungan regulasi yang tepat dan komitmen berkelanjutan dari sektor privat, target 23% energi terbarukan Indonesia pada 2025 dapat tercapai lebih optimal.

#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan

Referensi:

[1] Daftar Perusahaan FMCG Yang Sudah Pasang PLTS

[2] Target Nestle Gunakan 100% PLTS pada 2023 Terhambat Regulasi PLN (2022)

[3] Kapasitas PLTS Indonesia Terendah ke-5 di Asia (2024)

[4] Sido Muncul Gunakan PLTS di Semarang, Ini Dampaknya

[5] Kapal Api Group Tunjukkan Komitmennya pada Perdagangan yang Berkelanjutan di Trade Expo Indonesia 2023