Bangunan Siphon Sebagai Awal Keberlanjutan di Sektor Irigasi

Ilustrasi Sistem Irigasi. Sumber : tekniksipil.id
  • Sistem bangunan siphon memungkinkan menjadi salah satu solusi yang efisien dan menjadi sumber daya air jangka panjang serta berkelanjutan. 
  • Bisnis keberlanjutan yang dapat diterapkan dalam siphon seperti pembentukan layanan kontruksi dan jasa konsultan, sehingga dapat sekaligus mengedukasi kepada masyarakat.
  • Proyek pembaruan siphon di wilayah Cilacap harus segera diperbaiki agar tidak merusak sistem siphon lainnya dan tidak menggambat aliran air sebagai Irigasi ataupun sumber air baku.
  • Peluang pembangunan perlu dilakukan secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Halo Sobat EBT Heroes!

Tahukah Sobat, betapa pentingnya sistem irigasi bagi sektor pertanian? Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan dalam konteks ketahanan pangan dan produktivitas lahan. Tanpa irigasi yang baik, hasil pertanian akan terus bergantung pada musim hujan. Hal ini menjadi tantangan besar apabila terjadi musim kemarau yang tidak dapat diprediksi lamanya.

Di lapangan, sekitar 46% sistem irigasi di Indonesia mengalami kerusakan, yang secara langsung memengaruhi produktivitas lahan pertanian. Jika fenomena El Nino terjadi, risiko gagal tanam di berbagai daerah pun meningkat. Ini merupakan tantangan serius yang harus dipikirkan secara matang.

Menanggapi permasalahan ini, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun sistem irigasi baru untuk 35 ribu hektare lahan dan memperbarui infrastruktur yang rusak seluas 144.800 hektare. Namun, setelah tantangan tersebut mulai teratasi, muncul tantangan baru, yaitu minimnya inovasi dalam pengembangan sistem irigasi.

Tantangan ini diketahui melalui survei persepsi petani pada tahun 2024 yang menunjukkan bahwa sekitar 44,1% petani masih mengalami kesulitan dalam mengakses air, dan sistem irigasi yang dibangun hanya bertahan baik selama lima tahun pertama. Masalah ini akan terus berdampak pada produktivitas jika tidak ditangani secara serius. Penggunaan sistem bangunan siphon dapat menjadi salah satu solusi efisien untuk menyediakan sumber daya air jangka panjang dan berkelanjutan.

Baca Juga



What is a “Bangunan Siphon”?

Ilustrasi Bangunan Siphon. Sumber : radarmojokerto.jaawapos.com

Prinsip bangunan siphon telah dikenal sejak zaman kuno, sekitar tahun 1500 SM. Sistem ini menggunakan saluran tertutup, sehingga air irigasi dapat mengalir di bawah berbagai rintangan seperti sungai, jalan, maupun saluran pembuangan. Dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi, air dapat mengalir dari hulu ke hilir secara alami. Oleh karena itu, pembangunan siphon harus dilakukan di area yang lurus, dengan tebing sungai yang kokoh. Ketinggian dan kedalaman siphon juga harus diperhitungkan secara efisien untuk meminimalkan gesekan air.

Secara umum, siphon terdiri dari tiga komponen utama yang memastikan aliran air berjalan secara efisien. Pertama, saluran masuk (inlet), yaitu saluran awal irigasi tempat air dari bendungan atau dam diarahkan. Kedua, pipa siphon, yaitu saluran tertutup yang menjadi tempat air mengalir melewati rintangan. Ketiga, saluran keluar (outlet), di mana air akan keluar dan kembali ke saluran irigasi. Bentuk siphon sangat beragam, antara lain berbentuk lingkaran, trapesium, persegi, bahkan kombinasi dari beberapa bentuk tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, siphon memiliki banyak keunggulan. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya mengatasi rintangan geografis. Dengan desain saluran tertutup, aliran air tetap lancar meskipun ada hambatan di permukaan tanah. Siphon dibangun menyesuaikan kondisi topografi daerah, dan termasuk konstruksi yang dapat bertahan lama. Material yang digunakan umumnya berupa beton dengan kerangka pipa besi, sehingga tahan terhadap tekanan tanah. Karena dibangun di bawah tanah, siphon tidak mengganggu pemanfaatan lahan di atasnya, sehingga ruang dapat dimanfaatkan secara lebih efisien.

Potensi Bisnis Siphon Dalam Sektor Irigasi

Pengembangan inovasi siphon memiliki potensi yang sangat menarik, terutama pada wilayah dengan topografi bergelombang. Konstruksi siphon sangat dibutuhkan untuk mengalirkan air irigasi ke berbagai lahan pertanian yang tersebar. Kawasan pertanian berskala besar seperti proyek food estate membutuhkan infrastruktur irigasi modern seperti siphon demi efisiensi dan keberlanjutan sistem pertanian. Tidak hanya untuk skala besar, kawasan pedesaan pun memerlukan pengembangan irigasi yang inovatif karena banyak daerah masih memiliki keterbatasan akses air.

Tingginya kebutuhan terhadap sistem siphon ini membuka peluang besar dalam sektor industri dan bisnis. Jenis usaha yang bisa dikembangkan antara lain layanan konstruksi dan jasa konsultan irigasi. Melalui jasa ini, masyarakat atau konsumen dapat memperoleh penjelasan menyeluruh mengenai fungsi siphon, manfaatnya, serta ilustrasi perencanaan sistem berdasarkan kondisi wilayah tertentu. Selain memberikan layanan teknis, bisnis ini juga dapat menjadi sarana edukasi kepada masyarakat.

Lebih lanjut, pembukaan pelatihan dan program sertifikasi bagi tenaga kerja di bidang perencanaan dan konstruksi irigasi dapat menjadi tren baru yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia di sektor ini.

Untuk mewujudkan bangunan siphon secara optimal, baik dari sisi teknis, pemanfaatan, hingga penyediaan tenaga ahli, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta. Skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dapat menjadi solusi, di mana sektor swasta terlibat dalam pembiayaan dan pembangunan proyek infrastruktur. Dukungan kebijakan yang kuat antara pemerintah dan pihak swasta akan mempercepat pengembangan irigasi modern yang berkelanjutan di Indonesia.

Baca Juga



Penanganan Siphon untuk Irigasi Serayu

Ilustrasi Siphon di Cilacap Jateng. Sumber : radarbanyumas.disway.id

Pada tahun 2024, terdapat proyek perbaikan bangunan siphon di wilayah Cilacap, Jawa Tengah. Bangunan ini bukanlah konstruksi baru sepenuhnya, melainkan hanya merehabilitasi bagian yang mengalami kerusakan. Siphon BC 9D, dengan panjang sekitar 200 meter, dibangun melintang di bawah dasar Sungai Serayu dan menghubungkan Desa Karangrena, Kecamatan Maos, dengan Desa Bulupayung.

Sejak awal tahun 2020, bangunan ini mengalami kerusakan akibat degradasi permukaan dasar Sungai Serayu di wilayah Desa Bulupayung. Kerusakan tersebut berdampak pada pasokan air irigasi untuk lahan pertanian dan juga mengganggu ketersediaan air baku bagi Perumdam Tirta Wijayakusuma Cilacap. Oleh karena itu, bantuan dan intervensi dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk segera melakukan perbaikan, agar kerusakan tidak merembet ke siphon lain yang masih berfungsi.

Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku Dinas PSDA Cilacap menjelaskan bahwa Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) telah mendesain ulang struktur bangunan siphon, termasuk pembangunan jembatan dan rehabilitasi bagian siphon lama. Penggunaan jembatan merupakan langkah strategis untuk memastikan aliran dan transportasi tetap berjalan tanpa gangguan selama proses pembangunan berlangsung.

Membangun Masa Depan Irigasi Yang Cerdas

Menjawab tantangan dengan menghadirkan solusi merupakan bagian dari gerakan pembangunan berkelanjutan. Peningkatan efisiensi pemanfaatan sumber daya air menjadi langkah penting yang harus dilakukan oleh setiap petani demi mendapatkan pasokan air yang optimal. Untuk itu, modernisasi sistem irigasi perlu terus didorong sebagai upaya memperkuat kelembagaan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.

Salah satu contoh nyata modernisasi irigasi adalah kolaborasi antara Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang menunjukkan sinergi antara dunia akademik dan pemerintah dalam mendorong pengembangan teknologi irigasi yang lebih adaptif.

Peluang pembangunan infrastruktur irigasi modern perlu didorong secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia Timur, misalnya, memiliki potensi besar dalam pengembangan sistem irigasi modern untuk mendukung sektor pertanian. Pemerintah telah menunjukkan komitmennya melalui pembangunan infrastruktur irigasi di berbagai kawasan seperti Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Timur. Ini merupakan contoh konkret upaya pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

#zonaebt #sebarterbarukan #EBTheroes

Editor : Alfidah Dara Mukti

Referensi