
- Ukuran mikroplastik yang 1 mm hingga 5 mm membuatnya sulit dideteksi, sehingga di kehidupan nyata ukurannya mulai sekecil bakteri sampai hanya sebesar semut.
- Satelit Cyclone Global Navigation Satellite System (CYGNSS) milik NASA menjadi alat yang mampu melacak mikroplastik dengan melihat pergerakan permukaan air laut.
- Penelitian ini mengungkap area yang permukaan airnya tampak sangat halus (zona halus) sering kali mengandung konsentrasi mikroplastik yang tinggi. Terutama konsentrasi mikroplastiknya tinggi saat musim panas dan rendah saat musim dingin.
Plastik dalam kehidupan sekarang akan selalu kita dapatkan. Mulai kantong belanja hingga botol minum, bahan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Namun, ada ancaman yang lebih kecil dari yang terlihat, mikroplastik.
Di lautan, peran gelombang dan sinar matahari memecah sebagian makroplastik menjadi partikel lebih kecil. Partikel inilah yang disebut mikroplastik. Menurut The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), plastik jika dikategorikan berdasarkan ukurannya, menjadi mesoplastik (lebih besar dari 5 mm), mikroplastik (1 mm – 5 mm), dan nanoplastik dengan ukuran 1 – 100 nm.
Dalam kehidupan sehari-hari, ukuran mikroplastik ini dapat diasumsikan seperti ukuran bakteri hingga semut kecil. Maka ukuran sekecil ini, sering kali susah untuk diketahui dan dirasakan. Tentunya ini dapat terpapar ke manusia lebih lanjut dan mempengaruhi kesehatan.
Menariknya, meskipun ukuran mikroplastik sangat kecil, tetapi tetap bisa diketahui keberadaannya dari pantauan teknologi sekarang. Bahkan dapat dipetakan keberadaannya secara global, tentunya cara ini menggunakan data dari pantauan satelit.
Bagaimana Satelit NASA Menemukan Mikroplastik Lautan?

Sejauh ini, para ilmuwan kesulitan dalam mendeteksi mikroplastik di lautan, karena ukurannya yang sangat kecil dan pergerakannya yang dinamis. Terlebih lagi sebagian besar penelitian mengenai konsentrasi mikroplastik, hanya dilakukan oleh kapal penelitian yang umumnya menggunakan jaring plankton (plankton net) untuk menangkapnya.
Hingga akhirnya di 2021, para peneliti dari University of Michigan mempublikasikan metode untuk melacak pergerakan mikroplastik menggunakan satelit. Penelitian yang terbit di jurnal IEEE Xplore ini menggunakan satelit yang bernama Cyclone Global Navigation Satellite System (CYGNSS) milik NASA.
CYGNSS adalah satelit yang menggunakan delapan mikro-satelit dan diluncurkan NASA pada 2016 lalu. Satelit ini membantu meneliti prediksi badai atau cuaca ekstrem dengan menganalisis kecepatan angin tropis. Penerapannya CYGNSS digunakan untuk melihat pergerakan permukaan laut dari gelombang, sehingga menimbulkan zona kasar yang ditangkap satelit.
Baca Juga
- Pulau Sampah Samudera Pasifik, Sebuah Jejak Peradaban Manusia
- Tokoh Inspiratif Indonesia, Pengubah Limbah Menjadi Berkah
Menyadari indikator di satelit ini, Christopher Ruf dan Madeline Evans sebagai peneliti, menggunakan data angin ini untuk mendeteksi dan melacak sejumlah besar mikroplastik dengan membandingkan zona kasar dan zona halus.
Zona Kasar dan Zona Halus

Radar dari satelit CYGNSS yang dirancang untuk mengukur angin di atas lautan ini, secara tidak langsung juga mengukur kekasaran permukaan air akibat gelombang.
Menurut Christopher sebagai peneliti utama dalam riset ini, ketika banyak material mengapung di air umumnya angin tidak membuatnya menjadi beriak dan kasar. Maka mereka mencoba menghitung kehalusan permukaan air yang ditunjukkan pengukuran tersebut, kemudian dibandingkan dengan angin yang memiliki kecepatan sama tetapi bertiup di atas air jernih.
“Kami tahu bahwa ketika ada banyak material yang mengapung di air, angin tidak akan membuatnya menjadi kasar. Jadi kami mencoba menghitung seberapa halus permukaan air yang ditunjukkan oleh pengukuran tersebut dibandingkan dengan yang seharusnya jika angin dengan kecepatan yang sama bertiup di atas air yang jernih,” tulis Christopher di The Conversation.
Setelah diamati ternyata saat zona kekasarannya hilang (jadi zona halus) berkorelasi dengan konsentrasi mikroplastik di permukaan laut.
“Dengan kata lain, area yang permukaan airnya tampak sangat halus sering kali mengandung konsentrasi mikroplastik yang tinggi. Kekasaran tersebut dapat disebabkan oleh mikroplastik itu sendiri, atau mungkin oleh hal lain yang terkait dengannya,” lanjutnya.

Hal unik lainnya juga didapatkan, bahwa pengorbitan satelit CYGNSS ke seluruh dunia ini ternyata juga menangkap Great Pacific Garbage Patch. Great Pacific Garbage Patch sendiri merupakan kumpulan sampah yang terperangkap oleh arus laut yang berputar dan disebut gyre Samudera.
Gyre sendiri ada lima pusaran di seluruh lautan, dua di antaranya berada di Samudera Pasifik. Kedua pusaran ini membawa sampah terutama di area North Pacific Gyre (antara Hawaii dan California) yang akhirnya disebut Great Pacific Garbage Patch.
Pemetaan dari data CYGNSS ini ternyata dapat menggambarkan bagaimana konsentrasi mikroplastik di lautan. Terutama dapat mengetahui pola persebaran mikroplastik dari waktu ke waktu.
Hasil Melacak Mikroplastik di Lautan
Kemampuan CYGNSS untuk melacak kecepatan angin secara konstan, akhirnya membuat mikroplastik ini dapat dilacak seiring waktu.
Hasilnya didapatkan bahwa mikroplastik secara global cenderung mencapai puncaknya di Atlantik Utara dan Pasifik. Terutama saat musim panas di Belahan Bumi Utara (Juni – Juli), dan musim panas di Belahan Bumi Selatan (Januari – Februari). Sedangkan ketika musim dingin di kedua belahan bumi, konsentrasi mikroplastik cenderung rendah.
Menurut Christopher, hal ini besar kemungkinan karena adanya arus yang lebih kuat yang memecah sebaran mikroplastik dan adanya pertukaran massa air dari permukaan laut ke air yang lebih dalam. Hal ini mengakibatkan mikroplastik terbawa ke bagian dalam laut, sehingga tidak terdeteksi oleh satelit.
Tetapi Christopher juga menggaris bawahi, bahwa penelitian mereka meski berkorelasi antara kekasaran laut dan konsentrasi mikroplastik, tapi data ini bersifat data observasi saja. Bukan pada korelasi karakter fisik lautan pada mikroplastik dan kekasaran laut. Bisa jadi anomali kekasaran disebabkan oleh faktor lain yang berhubungan dengan keberadaan mikroplastik.

Faktor lain yang memungkinkan adalah adanya surfaktan di permukaan laut. Senyawa kimia cair ini umum ada pada deterjen, dan bergerak melalui lautan dengan cara yang mirip dengan mikroplastik.
“Gambar radar tersebut dapat melacak kekasaran dari permukaan laut. Kasarnya permukaan laut umumnya terjadi karena adanya senyawa bernama surfaktan, dan biasanya dalam senyawa tersebut terdapat kumpulan mikroplastik. Maka dari itu, kini memantau sampah laut dengan menggunakan satelit sudah memungkinkan,” ujar Christopher pada Treehugger.com.
Adanya solusi yang memungkinkan untuk melacak mikroplastik menarik minat para organisasi non-profit (NGO) yang berfokus ke masalah sampah, seperti The Ocean Cleanup dan Clewat.
“Kami telah memulai percakapan dengan kedua kelompok tersebut dan berharap pada akhirnya dapat membantu mereka mengerahkan armada mereka secara lebih efektif,” ujar Christopher.
Baca Juga
- Opsi Alternatif CCS: Potensi Penyimpanan CO2 di Laut sebagai Solusi Penurunan Emisi
- Laut Sebagai Gudang Penyimpanan Sumber EBT
Tentunya penelitian lebih lanjut sangat diperlukan. Mengingat potensi solusi besar ini akan terus dilanjutkan. Bagi Sobat EBT Heroes tentu bisa membantu dari hal kecil seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendukung inovasi ramah lingkungan, dan ikut serta dalam kampanye pembersihan laut. Kalau lebih besar lagi bisa ikut berpartisipasi berinovasi membuat perangkat deteksi sampah juga.
Mari bersama-sama menjaga lautan tetap bersih dan melindungi ekosistemnya untuk generasi mendatang. Apa langkah kecil yang bisa Sobat mulai hari ini?
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes #SaveOurOceans #KurangiPlastik
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi:
[1] The ocean is full of tiny plastic particles – we found a way to track them with satellites
[2] Garbage Patches
[3] CYGNSS