
- Mobil listrik dapat digunakan untuk perjalanan jauh, tetapi membutuhkan perencanaan yang matang.
- Mobil listrik memiliki beberapa kelebihan diantarana hemat energi dan ramah lingkungan, titik lokasi pengisian daya sudah tersedia, memiliki performa yang cepat dan aman, serta hemat operasional.
- Bagi yang ingin bepergian ke daerah dengan infrastruktur pengisian daya yang terbatas, mobil listrik mungkin masih memiliki keterbatasan.
Perkembangan mobil listrik secara global telah meningkat pesat, dengan hampir semua produsen otomotif beralih ke mobil listrik. Di Indonesia, dalam setahun terakhir, terjadi kemajuan signifikan dalam produksi dan infrastruktur mobil listrik. Perkembangan mobil listrik di Indonesia didukung oleh kolaborasi antara pabrik mobil, industri pendukung, dan pemerintah. Menurut Kementerian ESDM, pada 2021 terdapat potensi 125.000 unit mobil listrik dan 1,34 juta unit motor listrik di Indonesia.
Meskipun mobil listrik semakin populer, banyak orang yang masih mempertanyakan apakah mobil listrik cukup handal untuk perjalanan jarak jauh? Artikel ini akan membahas kelebihan dan kekurangan mobil listrik untuk perjalanan jauh, serta memberikan tips agar perjalanan jauh dengan mobil listrik lebih nyaman dan efisien. Simak selengkapnya!
Baca Juga
Kelebihan Mobil Listrik untuk Perjalanan Jauh

Mobil listrik hadir sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil, menawarkan berbagai keunggulan yang mendukung efisiensi dan kenyamanan pengguna dalam perjalanan jauh.
Pertama, mobil listrik lebih hemat energi karena efisiensinya jauh lebih tinggi dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin. Baterai mobil listrik mampu mengubah sekitar 59-62% energi menjadi pergerakan, sedangkan kendaraan konvensional hanya sekitar 17-21%. Dengan kata lain, mengisi daya mobil listrik lebih efektif dibandingkan mengisi bahan bakar kendaraan bermesin bensin. Selain itu, mobil listrik lebih ramah lingkungan karena mampu mengurangi emisi karbon dan penggunaan bahan bakar fosil. Kendaraan berbahan bakar bensin menghasilkan sekitar 2,4 kilogram CO2e per liter, sedangkan mobil listrik hanya menghasilkan 1,2 kilogram CO2e untuk setiap 1,5 kWh energi yang dikonsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa kendaraan listrik memiliki potensi besar dalam mendukung mobilitas yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kedua, titik lokasi pengisian daya untuk mobil listrik kini semakin tersedia. Peran SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) menjadi sangat penting dalam memudahkan pengguna kendaraan listrik mengisi daya. Di Indonesia, jumlah SPKLU terus bertambah, terutama di kota-kota besar dan di setiap rest area jalan tol. Pada semester pertama tahun 2024, jumlah SPKLU tercatat mencapai 1.582 unit yang tersebar di 1.131 lokasi di seluruh Indonesia. Angka ini meningkat 157% dibandingkan semester pertama tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 616 unit. Selain itu, konsumsi listrik di SPKLU pada periode yang sama mengalami peningkatan signifikan sebesar 229%, mencapai lebih dari 2.438,8 megawatt hour (MWh) dibandingkan dengan 741,8 MWh pada 2023. Meskipun demikian, pemerintah masih memiliki target besar untuk membangun 31.000 unit SPKLU pada 2030. Guna meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pengguna, sistem pengisian daya di SPKLU kini telah terintegrasi dengan aplikasi Charge.IN, yang memudahkan pengguna dalam mengakses serta memantau proses pengisian daya melalui ponsel.
Ketiga, mobil listrik memiliki performa yang cepat dan aman. Akselerasinya lebih cepat dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin berkat torsi instan yang dihasilkan oleh mesinnya yang sederhana. Sebagai contoh, The All-New Nissan Leaf mampu mencapai kecepatan 100 km/jam dalam 7,9 detik. Stabilitasnya juga lebih baik karena pusat gravitasinya yang lebih rendah, sehingga lebih aman di jalan, terutama saat terjadi tabrakan. Jika kecelakaan terjadi, airbag pada mobil listrik akan aktif dan aliran listrik dari baterai akan terputus secara otomatis, mengurangi risiko cedera bagi pengemudi dan penumpang. Selain itu, mobil listrik lebih minim risiko meledak karena tidak menggunakan bahan bakar yang mudah terbakar. Keunggulan lainnya adalah penerapan kecerdasan buatan dalam sistem mobil listrik, yang semakin meningkatkan keamanan berkendara. Pengguna bahkan dapat memantau kondisi mobilnya secara langsung melalui smartphone.
Terakhir, penggunaan mobil listrik juga lebih hemat dalam biaya operasional. Biaya pengisian daya listrik hanya sekitar Rp 2.500 per 1,2 kWh, jauh lebih murah dibandingkan harga BBM RON 92 yang mencapai Rp 12.400 per liter. Selain itu, pemerintah memberikan insentif pajak sesuai dengan PP No.73 Tahun 2019, di mana kendaraan listrik dikenakan PPnBM sebesar 0%. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong lebih banyak masyarakat beralih ke kendaraan listrik. Dari segi perawatan, mobil listrik lebih sederhana dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin. Pengguna tidak perlu melakukan pelumasan atau mengganti oli mesin, oli filter, busi, coolant radiator, serta ATF (automatic transmission fluid). Dengan demikian, mobil listrik menjadi pilihan yang lebih praktis dan ekonomis bagi masyarakat yang ingin mengadopsi teknologi kendaraan ramah lingkungan.
Kekurangan Mobil Listrik untuk Perjalanan Jauh

Meskipun mobil listrik memiliki banyak keunggulan, ada beberapa tantangan yang masih perlu diatasi untuk meningkatkan adopsinya secara luas. Salah satu kendala utama adalah infrastruktur pendukung yang belum merata. Stasiun pengisian daya atau SPKLU saat ini masih terkonsentrasi di kota-kota besar dan rest area tol, sehingga akses bagi pengguna di daerah terpencil masih terbatas. Selain itu, biaya perbaikan di bengkel resmi cenderung lebih mahal dibandingkan kendaraan konvensional, yang membuat beberapa calon pengguna berpikir ulang sebelum beralih ke mobil listrik.
Dari segi performa, mobil listrik lebih optimal digunakan di daerah perkotaan atau jalan yang rata dan mulus. Pengguna yang tinggal di wilayah dengan medan berat mungkin akan menghadapi tantangan tersendiri dalam mengoperasikan kendaraan ini. Selain itu, harga mobil listrik masih lebih tinggi dibandingkan mobil berbahan bakar fosil, dengan selisih harga yang berkisar antara 30-40%. Meskipun biaya operasionalnya lebih rendah, investasi awal yang cukup besar sering kali menjadi kendala bagi masyarakat yang ingin beralih ke kendaraan listrik.
Keterbatasan jarak tempuh juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan rata-rata jarak tempuh sekitar 50-65 km per pengisian daya, mobil listrik kurang ideal untuk perjalanan jauh, terutama bagi pengguna yang belum memiliki akses mudah ke SPKLU. Selain itu, waktu pengisian daya yang relatif lama, sekitar 6-8 jam untuk pengisian penuh, masih menjadi hambatan bagi mereka yang membutuhkan mobilitas tinggi.
Di samping faktor teknis, persepsi masyarakat terhadap mobil listrik juga masih menjadi tantangan dalam adopsinya secara luas. Banyak calon pengguna yang masih ragu akan daya tahan baterai serta efisiensinya dalam jangka panjang. Oleh karena itu, edukasi serta pengembangan teknologi yang lebih canggih menjadi kunci dalam mempercepat transisi menuju kendaraan listrik yang lebih terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat luas.
Tips Nyaman Perjalanan Jauh dengan Mobil Listrik
Untuk membuat perjalanan jauh dengan mobil listrik lebih nyaman dan efisien, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Persiapan yang matang tidak hanya memastikan kenyamanan, tetapi juga menghindari kendala di tengah perjalanan.
Sebelum berangkat, pastikan kondisi fisik pengemudi dan penumpang dalam keadaan prima. Perjalanan jauh memerlukan stamina yang baik agar tetap fokus di jalan. Selain itu, lakukan pengecekan kendaraan secara menyeluruh atau servis di bengkel guna memastikan mobil dalam kondisi optimal. Hal ini mencakup pemeriksaan baterai, tekanan ban, sistem pengereman, serta kelistrikan agar perjalanan lebih aman.
Merencanakan rute perjalanan juga menjadi langkah penting yang tidak boleh diabaikan. Tentukan jalur yang akan ditempuh, termasuk lokasi istirahat dan titik-titik stasiun pengisian daya. Siapkan juga jalur alternatif untuk mengantisipasi hambatan, seperti kemacetan atau cuaca buruk. Dengan perencanaan rute yang matang, pengguna mobil listrik dapat memaksimalkan efisiensi daya dan waktu perjalanan.
Selain itu, penting untuk menghitung kapasitas baterai dan menyesuaikannya dengan jarak tempuh. Memahami konsumsi daya mobil serta waktu pengisian daya di berbagai level charger (Level 1, 2, dan 3) akan membantu menentukan strategi terbaik dalam mengisi ulang baterai di perjalanan. Koneksi internet yang stabil juga diperlukan untuk mengakses aplikasi pengisian daya seperti Charge.IN. Oleh karena itu, pastikan sinyal internet tersedia, serta saldo dompet digital cukup untuk melakukan pembayaran di SPKLU.
Perjalanan jauh juga memerlukan persiapan peralatan darurat. Membawa ban serep, segitiga darurat, dongkrak, cairan penambal ban, serta kartu tol menjadi langkah antisipasi untuk menghadapi situasi tak terduga. Selain itu, daya ponsel yang cukup sangat penting untuk navigasi dan mencari lokasi SPKLU, sehingga membawa power bank sebagai cadangan daya juga perlu dipertimbangkan.
Kondisi cuaca dapat memengaruhi performa baterai mobil listrik, terutama dalam suhu ekstrem. Oleh karena itu, pantau prakiraan cuaca sebelum berangkat untuk mengantisipasi kemungkinan penurunan efisiensi baterai.
Bergabung dengan komunitas mobil listrik juga dapat memberikan banyak manfaat. Dari komunitas, pengguna bisa mendapatkan informasi tentang lokasi SPKLU, cara mengoptimalkan baterai, serta pengalaman pengguna lain dalam melakukan perjalanan jauh.
Terakhir, membawa bekal makanan dapat menjadi solusi praktis untuk menghemat waktu dan daya baterai. Jika merasa lelah, sebaiknya beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan agar tetap fokus dan berkendara dengan aman.
Dengan persiapan yang matang, perjalanan jauh menggunakan mobil listrik tidak hanya menjadi lebih efisien, tetapi juga lebih nyaman dan aman.
Baca Juga
Mobil Listrik dan Perjalanan Jauh: Apakah Mungkin?
Mobil listrik dapat digunakan untuk perjalanan jauh, tetapi membutuhkan perencanaan yang matang. Dengan jarak tempuh yang semakin meningkat, infrastruktur pengisian daya yang terus berkembang, serta biaya operasional yang lebih hemat, mobil listrik dapat menjadi pilihan yang layak untuk perjalanan jarak jauh. Namun, bagi yang ingin bepergian ke daerah dengan infrastruktur pengisian daya yang terbatas, mobil listrik mungkin masih memiliki keterbatasan.
Apakah Sobat EBT Heroes, tertarik menggunakan mobil listrik untuk perjalanan jauh? Pastikan untuk merencanakan perjalanan dengan baik agar perjalanan lebih nyaman dan efisien!
#Zonaebt #SebarTerbarukan #ebtheroes
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi
[1] Traveling Menggunakan Mobil Listrik, Bisakah Diandalkan?
[2] 5 Keuntungan Mobil Listrik yang Dapat Anda Rasakan
[3] PLN Terus Genjot Penambahan Charging Station Kendaraan Listrik di Berbagai Daerah
[4] 9 Tips for Comfortable Long Distance Travel with an Electric Car
[5] Tips and Tricks for that Long-Distance Trip in an Electric Vehicle
[6] Dinamika Persaingan dan Prospek Industri Mobil Listrik di Indonesia: Analisis Tren dan Implikasi