Angkot Listrik: Solusi Ramah Lingkungan dalam Transportasi Kota

Ilustrasi Gambar Angkot. Sumber: in.pinterest.com
  • Angkot masih menjadi salah satu jenis transportasi paratransit yang berkembang di Indonesia, terutama karena fleksibilitas dan jangkauannya yang luas di kawasan perkotaan.
  • Angkot listrik menawarkan berbagai manfaat, seperti mengurangi emisi karbon, menurunkan polusi suara, lebih hemat energi dan biaya operasional, serta sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam transisi menuju energi bersih.
  • Sebagai bagian dari upaya mempercepat transformasi menuju transportasi ramah lingkungan, angkot listrik telah diuji coba di Kota Bogor dan Jakarta.

Keberadaan angkot merupakan pemandangan umum yang mudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Masyarakat kerap memanfaatkan moda transportasi ini karena fleksibel dan memiliki tarif yang relatif terjangkau dibandingkan moda transportasi lainnya. Sebagai moda transportasi paratransit, angkot juga memiliki cakupan layanan yang lebih luas dibandingkan angkutan umum jalan raya konvensional.

Angkot dapat dikelola secara mandiri oleh individu, kelompok, maupun koperasi. Namun secara formal, operasionalnya diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Perhubungan serta peraturan daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan wilayah masing-masing. Hingga kini, angkot masih menjadi salah satu moda transportasi yang eksis dan banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai kota di Indonesia.

Baca Juga



Meski begitu, sektor transportasi termasuk angkot masih menjadi salah satu penyumbang emisi udara terbesar. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memperburuk polusi udara dan berdampak buruk pada komposisi atmosfer, kualitas udara, serta kesehatan masyarakat. Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah bersama sejumlah perusahaan otomotif mulai mengembangkan berbagai inovasi, salah satunya melalui penggunaan angkot listrik.

Simak artikel ini hingga tuntas untuk mengetahui lebih lanjut tentang definisi angkot listrik, keunggulan yang ditawarkan, serta implementasinya di berbagai wilayah Indonesia.

Apa Itu Angkot Listrik?

Angkot masih menjadi salah satu jenis transportasi paratransit yang berkembang di Indonesia. Secara umum, angkot (angkutan kota) merupakan moda transportasi lokal berbentuk minibus roda empat dengan kapasitas sekitar 12–14 tempat duduk. Angkot memiliki rute perjalanan tetap, namun tanpa jadwal operasional dan titik pemberhentian yang pasti. Dengan kata lain, penumpang dapat naik atau turun sesuai kebutuhan, dan titik-titik naik-turun ini tersebar mengikuti pola tata ruang perkotaan.

Belakangan ini, pemerintah Indonesia mulai menguji coba angkot listrik di beberapa kota. Pengertian angkot listrik hingga kini memang belum memiliki definisi baku dalam peraturan perundang-undangan. Namun, pemahamannya dapat dirujuk dari gabungan definisi “angkutan kota” dan “kendaraan bermotor listrik” sebagaimana tercantum dalam regulasi resmi.

Dengan demikian, angkot listrik dapat diartikan sebagai angkutan umum yang menggunakan tenaga listrik dari baterai sebagai sumber utama penggeraknya, bukan bahan bakar minyak seperti bensin atau solar. Untuk mengisi dayanya, angkot listrik memanfaatkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), sebagaimana halnya kendaraan listrik lainnya.

Lantas, apa saja keunggulan angkot listrik bagi lingkungan dan masyarakat?

Keunggulan Angkot Listrik bagi Lingkungan dan Masyarakat

Sama seperti kendaraan listrik pada umumnya, angkot listrik memiliki sejumlah keunggulan, antara lain:

1. Mengurangi Emisi Karbon

Angkot konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil biasanya menghasilkan emisi gas buang dari knalpot. Namun, penggunaan kendaraan listrik secara signifikan dapat mengurangi polusi udara, khususnya di kota-kota besar. Menurut laporan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sektor transportasi menyumbang lebih dari 40% emisi karbon di Indonesia. Oleh karena itu, transisi ke angkot listrik diharapkan mampu menurunkan emisi karbon dan mendukung kualitas udara yang lebih bersih.

2. Mengurangi Polusi Suara

Selain mengurangi emisi karbon, angkot listrik juga tidak menghasilkan suara bising seperti kendaraan bermesin konvensional. Suara yang dihasilkan cenderung senyap, sehingga dapat menurunkan tingkat kebisingan di jalanan kota. Lingkungan yang lebih tenang dan nyaman tentu akan memberikan dampak positif bagi kesehatan mental dan fisik masyarakat.

3. Lebih Hemat Energi dan Biaya Operasional

Meskipun biaya awal pembelian angkot listrik tergolong lebih tinggi, biaya operasionalnya justru lebih rendah dibandingkan angkot berbahan bakar fosil. Hal ini disebabkan karena, energi listrik lebih murah daripada bahan bakar minyak dan kendaraan listrik membutuhkan perawatan yang lebih sedikit.
Penelitian menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan kendaraan listrik bisa 30–50% lebih rendah dibandingkan kendaraan konvensional. Untuk menekan biaya awal, pemerintah juga menyediakan berbagai bentuk subsidi dan insentif untuk mendorong adopsi kendaraan listrik, termasuk angkot listrik.

4. Mendukung Kebijakan Pemerintah

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen menurunkan emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030, sesuai dengan target Paris Agreement. Salah satu strategi yang diandalkan adalah transisi menuju kendaraan bermotor listrik. Pada tahun 2020, Presiden Joko Widodo menetapkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Penggunaan angkot listrik dalam sistem transportasi umum diharapkan dapat mempercepat pencapaian target tersebut. Selain itu, transisi ini juga membuka peluang ekonomi baru di sektor energi, manufaktur, dan teknologi otomotif.

Namun demikian, perubahan dari angkot konvensional ke angkot listrik tidak terlepas dari tantangan, seperti kebutuhan investasi awal, penyesuaian operasional, serta ketersediaan infrastruktur pengisian daya.

Implementasi Angkot Listrik di Indonesia: Kota Bandung dan Jakarta

Berbagai keunggulan angkot listrik tidak akan terasa nyata jika belum diimplementasikan secara langsung. Lantas, apakah sudah ada angkot listrik yang beroperasi di Indonesia? Yuk, simak pembahasan berikutnya untuk melihat contoh penerapannya di beberapa kota!

Angkot Listrik Alibo di Kota Bogor

Ilustrasi Gambar Angkot Listrik Alibo. Sumber: kalista.co.id

Pada April 2024, Pemerintah Kota Bogor mulai menguji coba lima unit angkot listrik bernama Alibo. Selama masa uji coba, angkot ini beroperasi di satu rute yang memiliki 30 titik pemberhentian, dengan jalur yang melintasi Cidangiang – Masjid Raya – Baranangsiang – Suryakencana – Sukasari – Bondongan – Empang – Juanda, kemudian kembali lagi ke Cidangiang.

Tarif perjalanan ditetapkan sebesar Rp5.000 per sekali jalan, tanpa membedakan jarak dekat atau jauh. Sistem pembayaran sudah menggunakan teknologi kartu elektronik (tap card) yang dipindai langsung di dalam kendaraan.

Angkot Alibo dilengkapi dengan pendingin udara (AC), pintu otomatis yang tertutup saat perjalanan, dan satu unit CCTV untuk menjaga keamanan serta kenyamanan penumpang.

Kehadiran angkot listrik ini disambut antusias oleh Pemerintah Kota Bogor dan mendapat dukungan dari PLN. Para pengemudi dan operator menilai kendaraan ini efisien karena biaya operasionalnya lebih rendah, meskipun mereka juga menyoroti bahwa harga awal pembelian angkot listrik tergolong mahal.

Angkot listrik Alibo diharapkan dapat menggantikan angkot konvensional yang sudah berusia lebih dari dua dekade. Setelah masa uji coba selama tiga bulan, operasional angkot listrik dihentikan sementara untuk keperluan evaluasi dan pengkajian lebih lanjut.

Angkot Listrik Foton eTruckmate di Jakarta

Ilustrasi Gambar Angkot Listrik Foton eTruckmate. Sumber: mobilkomersial.com

Selain Bogor, DKI Jakarta juga tengah bersiap menguji coba penggunaan angkot listrik, meskipun jadwal pastinya belum diumumkan secara resmi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menghadirkan kendaraan listrik dalam sistem transportasi kota.

Salah satu jenis kendaraan yang akan diuji adalah Foton eTruckmate, sebuah kendaraan listrik ringan yang fleksibel dan dapat digunakan baik untuk logistik maupun transportasi penumpang.

Nota Kesepahaman (MoU) telah ditandatangani oleh PT Indomobil Global Transportasi, PT Green Logistic Solution, dan PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) untuk mendukung uji coba ini.

Foton eTruckmate menawarkan kapasitas angkut memadai, performa tinggi, dan pengoperasian tanpa emisi. Uji coba angkot ini akan dilakukan di sejumlah jalur distribusi strategis di Jakarta, dengan fokus evaluasi meliputi konsumsi energi dan jarak tempuh per pengisian daya, kemampuan kendaraan menghadapi kondisi lalu lintas dan jalan kota, serta kapasitas operasional harian dalam melayani penumpang.

Baca Juga



Angkot listrik memiliki potensi besar sebagai solusi transportasi ramah lingkungan di Indonesia. Kehadirannya membawa banyak manfaat, baik bagi lingkungan maupun masyarakat. Kota Bogor dan Jakarta menjadi contoh awal uji coba penggunaan angkot listrik, yang diharapkan bisa menginspirasi kota-kota lain untuk ikut beralih ke transportasi berbasis energi bersih terutama di sektor angkutan umum yang selama ini menyumbang emisi cukup besar di wilayah perkotaan.

Yuk, dukung penggunaan angkot listrik demi masa depan transportasi yang lebih hijau dan berkelanjutan di Indonesia!

#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan

Editor : Alfidah Dara Mukti

Referensi

[1] Community Perception of Local Public Transportation (Angkot) Performance in Palu, Indonesia

[2] Bandung sustainable urban mobility policy – angkot contribution on public transport emission

[3] Bagaimana Jika Transportasi Umum di Indonesia Mulai Menggunakan Kendaraan Listrik?

[4] Bima Arya: angkot listrik bagian dari reformasi transportasi

[5] Kota Bogor Kini Punya Angkot Listrik! Ini Rute, Tarif, dan Cara Bayarnya

[6] Pemprov DKI uji coba angkot listrik Foton eTruckmate untuk transportasi ramah lingkungan