Keren!! Listrik Tenaga Angin Tampil di G20

  • Tenaga angin dan matahari dinilai murah, ramah iklim, dan akan menjadi andalan pasokan energi masa depan.
  • Para ahli mengatakan energi angin dan matahari dapat menutupi lebih dari 95% dari total permintaan energi global di masa depan.
  • Tenaga angin akan sangat murah di wilayah yang berangin.

Tenaga angin dan matahari dinilai murah, ramah iklim, dan akan menjadi andalan pasokan energi masa depan. Namun, energi yang dihasilkan sangat bervariasi, tergantung dari kondisi wilayahnya.

Para ahli mengatakan energi angin dan matahari dapat menutupi lebih dari 95% dari total permintaan energi global di masa depan. Tetapi hal ini bergantung pada setiap wilayah. Ini dapat mencakup tenaga air, baterai, elektroliser untuk membuat hidrogen dan bahan bakar sintetis, serta teknologi penyimpanan dan konversi lainnya, kata Christian Breyer, profesor ekonomi surya dari Universitas LUT di Finlandia.

Tenaga angin akan sangat murah di wilayah yang berangin. Tetapi jika listrik yang dihasilkan kemudian harus diangkut ratusan kilometer, biayanya dapat menjadi lebih mahal dan bahkan bisa dua kali lipat harga bagi pembeli. Inilah sebabnya mengapa mengangkut listrik jarak jauh seringkali tidak bermanfaat.

G20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia, terdiri atas 19 negara dan satu Lembaga Uni Eropa.

Baca juga :



Pertemuan dilakukan secara bergilir setiap tahunnya.

Tahun 2022  pertemuan dilaksanakan di Nusa Dua Bali, Indonesia, tanggal 13 – 17 Juli 2022.

Ajang pertemuan yang sangat penting bagi kehidupan ekonomi tersebut mendapat perhatian yang sangat luar biasa.

Yang menjadi perhatian banyak peserta, yaitu pameran Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) merupakan energi yang sangat ramah lingkungan, menjadi andalan bagian negara maju untuk memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat.

Energi yang sangat ramah lingkungan tersebut, selain menekan kerusakan lingkungan juga dapat menekan tingkat kebisingan yang membuat banyak orang mengalami stress.

Masyarakat Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulawesi Selatan, mereka membangun 30 turbin atau kincir angin sehingga memperoleh energi listrik 78,75 Megawatt (MW(.

Dari energi listrik yang diperoleh dapat menerangi 70.000 rumah, sehingga dimana setiap rumah rata-rata mengonsumsi listrik 900 kWh.

Berdasarkan perhitungan evaluasi proyek atau kelayakan usaha, PLTB yang diperkirakan turbin tersebut umur ekonominya 30 tahun lebih, sehingga untuk jangka panjang sangat layak untuk diterapkan di Indonesia.

Kehadiran kincir angin di berbagai tempat yang telah dipasang, tidak ada yang merusak pemandangan.

Bahkan tempat-tempat yang telah ada turbin kincir angin, menjadikan daerah tersebut memperoleh perhatian masyarakat serta dapat meningkatkan kunjungan masyarakat yang juga bagian dari ketertarikan para wisatawan.

Baca juga :



Aceh yang memiliki kecepatan angin rata-rata di atas 7 meter per detik, seharusnya lebih dahulu membuka PLTB baik di Dataran Tinggi Gayo maupun di sepanjang pantai timur dan barat selatan Aceh.

Inovasi yang ditampilkan pada forum G20 hendaknya dapat dijadikan pencerahan bagi Aceh untuk diterapkan, sebagai bagian dari langkah konkret dalam memperbaiki daerah yang telah menuju kepada kerusakan lingkungan yang parah.

Berbagai tambang ilegal yang telah benar-benar merusak lingkungan sehingga kita sering mendapat musibah banjir bandang, sawah dan kebun kekeringan, serta berbagai musibah terjadi seharusnya dijadikan pembelajaran.

Referensi :

[1] Listrik Tenaga Angin Tampil di G20 – Halaman 3 – Serambinews.com (tribunnews.com)

[2] Seberapa Besar Potensi Energi Angin di Masa Depan? – DW – 14.12.2021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 Comment