
Kamis, 23 Januari 2025– Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia (ACEXI), dalam rangka memperingati hari ulang tahun pertamanya, mengadakan sebuah talkshow berjudul “Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon dalam Konteks Strategi Nasional dan Global Indonesia: Terciptanya Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan dan Penciptaan Lapangan Kerja” di Gedung Perpustakaan Nasional RI, Jakarta. Wakil Ketua MPR, Bapak Eddy D. Soeparno, SH, MH, berkenan menyampaikan sambutannya sementara Menteri Lingkungan Hidup, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut, MP, yang diwakili oleh Ir. Ary Sudijanto,MSE, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon, Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia/BPLH , menjadi pembicara kunci di acara ini.
Acara bincang-bincang ini menghadirkan Ketua Umum ACEXI, Lastyo K. Lukito, sebagai moderator dan para pembicara yaitu Dr. Drs. I. Wahyu Marjaka, M.Eng., Direktur Tata Kelola Penerapan Nilai Ekonomi Karbon, Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia/BPLH, Dr. Joko Tri Hariyanto, S.E., M.S.E, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Brian Pramudita, SE, Ak, M.Ak., Sekretaris Jenderal ACEXI, dan Debby Reynata, B.Com, Pendiri dan Direktur Utama, TruCarbon.
Acara ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dalam ekosistem pengendalian perubahan iklim (PPI) dan tata kelola Nilai Ekonomi Karbon (NEK) di Indonesia yang meliputi unsur pemerintah, perwakilan negara asing, mitra pembangunan, kalangan bisnis, akademisi, maupun masyarakat sipil yang berjumlah kurang lebih 100 orang.
Wakil Ketua MPR, Bapak Eddy D. Soeparno, SH, MH, menekankan perlunya semua pihak terkait berbicara untuk memecahkan hambatan-hambatan dalam akselerasi tata kelola NEK dalam memanfaatkan potensi ekonomi karbon Indonesia yang sangat besar. “Perdagangan karbon akan menjadi salahsatu pilar ekonomi Indonesia di masa depan. Dan pengembangannya membutuhkan dukungan kuat dari sisi kebijakan dan regulasi. Potensi besar yang ada ini jangan kita sia-siakan. Indonesia memiliki potensi penampungan karbon yang sangat besar mencapai 600 gigaton, apalagi Indonesia berada dalam jarak yang ekonomis di antara negara-negara penghasil karbon seperti Singapura, China, Korea, dan Jepang. Jangan sampai kita ketinggalan dengan negara-negara tetangga. Perdagangan karbon di Indonesia sudah bisa diakselerasi dengan adanya bursa karbon di IDX. Dari sisi regulasi, masalah utamanya adalah komunikasi. Banyak pihak datang ke saya mengeluhkan hambatan-hambatan yang ada termasuk regulasi. Dengan posisi saya sebagai Wakil Ketua MPR dan anggota DPR Komisi XII dengan lingkup tugas di bidang energi, lingkungan hidup dan investasi, saya dapat mengetuk pintu pejabat-pejabat terkait agar tercapai solusi atas masalah-masalah yang ada.” Demikian disampaikan oleh Bapak Eddy Soeparno.
Ketua Dewan Pembina ACEXI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS. menyatakan bahwa jangan sampai potensi NEK Indonesia yang luar biasa dan dapat dikatakan terbesar di dunia hanya dimanfaatkan oleh pihak asing. “Di sinilah ACEXI dapat memainkan peran penting dalam menyediakan ahli-ahli emisi karbon. Jangan sampai kegiatan-kegiatan terkait NEK seperti perdagangan karbon, penyimpanan karbon atau kalkulasi karbon didominasi oleh pihak-pihak dari luar negeri.”
Ketua Umum ACEXI, Lastyo K. Lukito, ST, MCP, menjelaskan bahwa acara ini adalah momentum penting untuk menegaskan dukungan ACEXI terhadap pemerintah untuk mewujudkan tata kelola NEK yang berkualitas, serta merumuskan langkah strategis ke depan dalam pengendalian perubahan iklim. “Kami bangga bahwa dalam umur kami yang muda ini kami berkembang cepat dan secara aktif berpartisipasi dalam dialog-dialog dengan para pemangku kepentingan baik dari badan legislatif, pemerintah, swasta, masyarakat sipil maupun mitra pembangunan negara sahabat dalam rangka akselerasi tata kelola NEK yang berkualitas. “Dengan tata kelola NEK yang berkualitas, akan tercipta peluang-peluang baru di bidang perdagangan karbon yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja,” demikian Lastyo K. Lukito tambahkan.
Didirikan pada tahun 2023 dan diluncurkan secara resmi pada 14 Desember 2023, ACEXI hadir sebagai wadah bagi para ahli, praktisi, akademisi, dan pemerhati di bidang pengelolaan emisi karbon. Tujuan utama ACEXI adalah meningkatkan kapasitas para praktisi dalam mendukung ekosistem Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) dan mengoptimalkan tata kelola NEK bagi seluruh lapisan masyarakat.
Program ACEXI mencakup pendidikan pengembangan kapasitas, kegiatan advokasi dan kebijakan serta kemitraan dengan para pemangku kepentingan. Yang dalam kegiatannya mencakup pelatihan-pelatihan, sertifikasi dan workshop-workshop untuk menciptakan ekosistem tata kelola NEK yang berkualitas.
Talk Show dalam rangka ulang tahun ACEXI yang pertama ini membahas isu-isu strategis terkait PPI dan NEK, termasuk regulasi, sistem registrasi nasional karbon, perdagangan karbon, dan kontribusi tata kelola NEK terhadap pertumbuhan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja di Indonesia. ACEXI juga berkomitmen untuk hadir sebagai mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan target-target pencapaian pengurangan emisi karbon nasional.
Kegiatan ini dirancang sebagai forum dialog, knowledge sharing, dan networking antara anggota ACEXI, calon anggota, mitra ACEXI, akademisi, peneliti, dan media. Diharapkan acara ini dapat memperkuat kontribusi ACEXI dalam mempercepat implementasi NEK dan menciptakan pembangunan nasional ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan.
Tentang ACEXI
Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia (ACEXI) adalah organisasi yang beranggotakan para ahli, praktisi, akademisi, dan pemerhati di bidang pengelolaan emisi karbon. ACEXI memiliki program utama dalam penguatan ekosistem karbon, peningkatan kapasitas dan kompetensi anggota, serta sertifikasi keahlian pengelolaan PPI dan tata kelola NEK. ACEXI bertujuan untuk menjadi mitra strategis bagi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mewujudkan target pengurangan emisi karbon nasional.
1 Comment