PSPE Buka Peluang Emas: 11 Area Strategis dengan Potensi Energi Terbarukan

Data 11 Area Kontes PSPE. Sumber: Instagram zonaebt
  • PLN menggelar PSPE membuka 11 area strategis kapasitas total 776 MW dengan investasi Rp 8 hingga 12 triliun
  • Lokasi kunci meliputi Jenawi 195 MW dan Panti 131 MW dengan potensi angin surya air dan geotermal
  • Dampak program mempercepat transisi energi bersih memperluas elektrifikasi daerah namun menghadapi tantangan perizinan dan logistik

Indonesia kembali menunjukkan keseriusan dalam transisi energi berkelanjutan melalui Kontes Pembangkit Sistem Pembangkit Energi (PSPE) yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Makin Tahu Indonesia, Kontes ini membuka kesempatan bagi pengembang swasta untuk menggarap 11 area strategis dengan total kapasitas mencapai 776 megawatt (MW), tersebar dari ujung barat hingga timur Nusantara.

Ini bukan sekadar tender biasa. Dengan total investasi proyeksi mencapai triliunan rupiah, PSPE menjadi ajang berburu ‘tambang energi terbarukan’ terbesar yang pernah ada di Indonesia. Sebelas area prospek ini tersebar bagaikan permata tersembunyi: dari Panti di Sumatra Barat yang menyimpan potensi 131 MW hingga Jenawi di Jawa Tengah dengan kapasitas fantastis 195 MW. Setiap lokasi menawarkan cerita unik – ada yang mengandalkan deras air pegunungan, ada yang memanfaatkan hembusan angin pesisir, dan ada pula yang menggali panas perut bumi. Para pengembang energi kini berlomba merebut kesempatan emas ini, siap mengubah tantangan geografis menjadi solusi energi masa depan.

Baca juga:



Sumatra Barat

Pemandangan dari Pasa Ateh
Kawasan Sumatra Barat. Sumber: detik.com

Kawasan Sumatra Barat menjadi sorotan utama dengan tiga lokasi unggulan yang menawarkan potensi energi terbarukan signifikan. 

  • Panti, memimpin dengan kapasitas tertinggi mencapai 131 MW, memanfaatkan kondisi geografis yang ideal dengan kombinasi aliran sungai deras, intensitas sinar matahari tinggi, dan angin kencang di kawasan perbukitan. Lokasi ini strategis karena berada di jalur lintas Sumatra dengan akses jalan yang relatif baik untuk mobilisasi peralatan konstruksi. 
  • Cubadak dengan kapasitas 66 MW menawarkan potensi pengembangan PLTA mini yang optimal , didukung topografi berbukit dengan banyak aliran sungai kecil yang dapat dimanfaatkan untuk sistem run-of-river. 
  • Pincurak dengan 50 MW memiliki keunggulan dalam hal stabilitas aliran air sepanjang tahun karena berada di kawasan hulu dengan curah hujan tinggi.

Ketiga lokasi di Sumatra Barat ini tidak hanya menawarkan potensi teknis yang menjanjikan, tetapi juga dampak sosial ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat. Pengembangan proyek energi terbarukan di kawasan ini diproyeksikan dapat menciptakan ribuan lapangan kerja, mulai dari fase konstruksi hingga operasional. Infrastruktur pendukung seperti jalan akses, jembatan, dan fasilitas telekomunikasi yang akan dibangun juga akan meningkatkan konektivitas daerah terpencil dengan pusat ekonomi. 

Jenawi, Jawa Tengah

undefined
Kecamatan Jenawi, Jawa Tengah. Sumber: Wikipedia

Jenawi di Jawa Tengah muncul sebagai area prospek kedua terbesar dengan kapasitas 195 MW, menjadikannya lokasi paling strategis dalam kontes PSPE. Wilayah ini memiliki kombinasi ideal antara potensi energi terbarukan yang beragam dan aksesibilitas infrastruktur yang excellent. 

Kondisi topografi Jenawi yang berupa dataran tinggi dengan lereng-lereng bukit memberikan peluang optimal untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin, sementara intensitas radiasi matahari yang tinggi sepanjang tahun membuatnya cocok untuk solar farm skala besar. Keberadaan beberapa aliran sungai kecil juga membuka peluang untuk pengembangan sistem hibrid yang menggabungkan tenaga air, angin, dan surya.

Papandayan, Jawa Barat

Gunung Papandayan Kabupaten Garut. Sumber: Mongabay

Papandayan di Jawa Barat dengan kapasitas 64 MW menawarkan peluang unik untuk pengembangan energi geotermal memanfaatkan aktivitas vulkanik Gunung Papandayan. Lokasi ini memiliki potensi panas bumi yang telah diidentifikasi melalui berbagai studi geologi, dengan suhu reservoir yang cukup untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi skala menengah. Keunggulan energi geotermal adalah kemampuannya menghasilkan listrik secara konsisten 24 jam tanpa tergantung cuaca, menjadikannya baseload yang ideal dalam sistem kelistrikan.

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara 

Selatan - perkim.id
Peta Sulawesi. Sumber: perkim.id

Kawasan Sulawesi menunjukkan potensi luar biasa dengan tiga area prospek yang tersebar di dua provinsi yaitu Bilituang, Maranda Kawende dan Kadidia

  • Bittuang di Sulawesi Selatan menawarkan kapasitas 75 MW dengan keunggulan dalam hal potensi energi angin yang konsisten sepanjang tahun. Lokasi ini berada di kawasan pesisir dengan kecepatan angin rata-rata 6-8 m/s, ideal untuk pengembangan wind farm dengan teknologi turbin angin modern. Selain itu, kondisi tanah yang relatif datar memudahkan proses konstruksi dan maintenance.
  • Sulawesi Tenggara, Maranda Kawende dengan kapasitas 46 MW dan Kadidia dengan 66 MW menawarkan kombinasi potensi energi air dan surya yang optimal. Kedua lokasi ini berada di kawasan pegunungan dengan banyak aliran sungai deras yang dapat dimanfaatkan untuk PLTA mini, sementara iklim tropis dengan sinar matahari melimpah memberikan peluang pengembangan solar PV.

Pengembangan energi terbarukan di ketiga lokasi Sulawesi ini akan memberikan dampak transformatif bagi perekonomian regional. Sulawesi Selatan dan Tenggara selama ini menghadapi tantangan pasokan listrik yang belum merata, terutama di daerah-daerah terpencil. Kehadiran pembangkit energi terbarukan dengan total kapasitas 187 MW dari ketiga lokasi ini dapat secara signifikan meningkatkan rasio elektrifikasi dan mendukung pengembangan sektor produktif seperti industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan.

Lampung, Srirejo

Bandar Lampung Masuk Dalam Daftar Kota Terpanas di Asia Tenggara
Daerah Bandar Lampung. Sumber: tvrinews

Srirejo di Lampung dengan kapasitas 40 MW memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang antara Sumatra dan Jawa. Lokasi ini menawarkan keunggulan dalam hal aksesibilitas logistik dan kemudahan koneksi ke jaringan transmisi nasional. Potensi energi terbarukan di Srirejo didominasi oleh tenaga surya dengan intensitas radiasi yang tinggi, didukung oleh lahan yang relatif datar dan luas untuk pengembangan solar farm. 

Kondisi iklim yang stabil dengan curah hujan yang tidak terlalu tinggi menjadikan lokasi ini ideal untuk operasional panel surya jangka panjang dengan efisiensi optimal. Selain itu, keberadaan pelabuhan Bakauheni di sekitar area memberikan kemudahan untuk mobilisasi peralatan besar selama fase konstruksi.

Kawasan Timur Indonesia

Peta kawasan Indonesia Timur. Sumber: wikipedia

Representasi Indonesia bagian barat dan timur diwakili oleh dua lokasi dengan karakteristik geografis yang unik. 

  • Lokop di Aceh dengan kapasitas 41 MW berada di kawasan yang memiliki potensi energi terbarukan yang beragam, mulai dari tenaga air, angin, hingga surya. Kondisi topografi Aceh yang bergunung-gunung dengan banyak aliran sungai memberikan peluang optimal untuk pengembangan PLTA mini dengan sistem cascade yang dapat memaksimalkan potensi energi air. Lokasi Lokop juga strategis karena berada tidak jauh dari pusat ekonomi Banda Aceh, sehingga distribusi energi dapat dilakukan dengan efisien. Keberadaan infrastruktur jalan yang cukup baik hasil program rekonstruksi pasca tsunami juga mendukung kemudahan akses untuk pengembangan proyek.
  • Adum di Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas 30 MW mewakili tantangan sekaligus peluang pengembangan energi terbarukan di kawasan kepulauan timur Indonesia. Lokasi ini memiliki potensi energi surya yang excellent dengan intensitas radiasi matahari yang tinggi sepanjang tahun, ditambah potensi energi angin yang konsisten karena pengaruh angin muson. 

Baca juga:



Makin Tahu Indonesia, Total kapasitas 776 MW dari 11 area prospek PSPE diproyeksikan membutuhkan investasi sekitar 8-12 triliun rupiah, tergantung pada teknologi dan skala pengembangan masing-masing lokasi. Besaran investasi ini akan memberikan efek multiplier yang signifikan terhadap perekonomian daerah, mulai dari penyerapan tenaga kerja selama fase konstruksi yang dapat mencapai ribuan orang per proyek, hingga dampak jangka panjang berupa operational expenditure yang akan mengalir ke ekonomi lokal. 

Pengembangan proyek energi terbarukan juga akan mendorong tumbuhnya industri pendukung seperti manufaktur komponen, jasa maintenance, dan layanan logistik yang dapat menciptakan rantai nilai ekonomi baru di daerah-daerah tersebut.

Meski menawarkan potensi besar, pengembangan 11 area prospek PSPE menghadapi berbagai tantangan kompleks yang memerlukan strategi implementasi yang tepat. Aspek perizinan menjadi tantangan utama, mengingat proyek energi terbarukan melibatkan multiple stakeholder dari tingkat pusat hingga daerah dengan regulasi yang terkadang tumpang tindih. Kondisi geografis yang beragam, mulai dari dataran tinggi berbukit hingga kepulauan terpencil, membutuhkan pendekatan teknologi dan logistik yang berbeda-beda untuk setiap lokasi.

#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan 

Referensi:

[1] Kebijakan Energi Terbarukan Indonesia – Kementerian ESDM

[2] Program PSPE PLN – PT PLN

[3] Roadmap Energi Terbarukan Indonesia – IRENA

[4] Potensi Energi Terbarukan Indonesia – Institute for Essential Services Reform