Perbandingan Bursa Karbon di Asia: Indonesia, Malaysia, dan Jepang

Data Perbandingan Bursa Karbon Asia. Sumber: Instagram Zonaebt
  • Indonesia memimpin volume perdagangan karbon di Asia dengan IDXCarbon mencatat 1.604.527 unit sejak diluncurkan September 2023.
  • Malaysia menggunakan sistem lelang khusus dalam bursa karbonnya dengan 7 produk karbon dan akses terbuka bagi investor asing.
  • Jepang menawarkan produk karbon tervariasi dengan 18 jenis melalui JPX CCM dan target net zero emission 2050.

Asia semakin aktif dalam mengembangkan perdagangan karbon sebagai bagian dari upaya global mengatasi perubahan iklim. Indonesia, Malaysia, dan Jepang menjadi tiga negara utama di Asia yang membangun bursa karbon dengan volume perdagangan signifikan untuk mendorong transisi hijau dan mengurangi emisi karbon. Artikel ini akan membahas secara mendalam perbandingan bursa karbon di ketiga negara tersebut, mencakup periode perdagangan, volume perdagangan, jumlah produk, serta akses investor asing.

Bursa karbon adalah platform perdagangan yang memungkinkan perusahaan dan negara untuk membeli dan menjual izin emisi karbon. Tujuannya adalah mengendalikan total emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke udara dengan cara memberikan insentif finansial pada pengurangan emisi. Dengan semakin banyaknya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, pasar karbon menjadi alat vital dalam mencapai target net zero emission di berbagai negara. Berikut adalah perbandingan Bursa Karbon di 3 Negara Asia

Baca juga:



Indonesia: Bursa Karbon IDXCarbon yang Baru dan Progresif

Peluncuran Bursa Karbon Indonesia. Sumber: Agung / Humas Setkab

Indonesia meluncurkan IDXCarbon sebagai bursa karbon resmi pada 26 September 2023 dengan periode perdagangan yang direncanakan hingga 15 Agustus 2025. IDXCarbon langsung mencatatkan volume perdagangan sebesar 1.604.527 unit, jauh mengungguli bursa karbon negara lain di Asia dalam periode yang sama. Indonesia menawarkan 8 produk karbon yang diperdagangkan di pasar ini.

Dalam hal akses, IDXCarbon membatasi investor asing hanya untuk unit yang memiliki izin resmi, menunjukkan pendekatan caution dan pengawasan yang ketat untuk menjaga kestabilan pasar dan integritas perdagangan karbon Indonesia.

Indonesia diuntungkan oleh potensi besar dalam pengurangan emisi dari sektor kehutanan dan energi terbarukan yang menjadi fokus utama pembangunan berkelanjutan di negara ini. Bursa karbon ini berperan penting untuk mendukung komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris dan target pengurangan emisi 29% pada 2030 dengan usaha sendiri (BAU) dan hingga 41% dengan bantuan internasional.

Malaysia: Bursa Malaysia dengan Model Lelang dan Berbagai Periode Perdagangan

Bursa Malaysia, Kuala Lumpur. Sumber: Bussines Time

Malaysia menjalankan bursa karbon melalui Bursa Malaysia dengan metode perdagangan yang sedikit berbeda, yakni melakukan sesi lelang pada tanggal tertentu seperti 16 Maret 2023 dan 25 Juli 2024, selain periode perdagangan utama dari 25 September 2023 hingga 15 Agustus 2025. Volume perdagangan pada Bursa Malaysia mencapai 220.547 unit.

Malaysia menawarkan 7 produk karbon, namun hanya 4 yang aktif diperdagangkan. Meski volume perdagangan lebih kecil dibanding Indonesia dan Jepang, Malaysia memberikan akses pada investor asing sesuai dengan aturan yang berlaku, menunjukkan kebijakan terbuka yang tetap terkontrol.

Bursa karbon Malaysia berfokus pada skema perdagangan karbon yang mendukung pengurangan emisi sektor energi dan industri, serta mendorong partisipasi lebih luas dari pelaku industri untuk berkontribusi pada target ambisius negara tersebut.

Jepang: JPX CCM dengan Volume Besar dan Produk Variatif

Ilustrasi Bursa Jepang JPX CCM. Sumber: blog.hsb.co.id

Jepang melalui JPX CCM (Japan Exchange Group Carbon Market) memulai perdagangan karbon pada 11 Oktober 2023 dengan masa berlaku sampai 15 Agustus 2025. Volume perdagangan di JPX CCM mencapai 910.375 unit, menjadikannya yang kedua terbesar setelah Indonesia.

Jumlah produk yang ditawarkan Jepang adalah 18, di mana 12 produk aktif diperdagangkan. Akses investor asing diizinkan berdasarkan regulasi yang ketat, sehingga JPX CCM menjadi pasar karbon yang besar dan dinamis di Asia dengan produk beragam yang memungkinkan berbagai jenis emisi dan kredit karbon diperdagangkan.

Jepang juga dikenal dengan pendekatan teknologi tinggi dalam mitigasi emisi karbon dan telah mengintegrasikan bursa karbon ini sebagai salah satu instrumen utama untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2050.

Baca Juga:



Ketiga negara, Indonesia, Malaysia, dan Jepang, menunjukkan tren signifikan dalam pengembangan bursa karbon sebagai instrumen pasar untuk mengatur dan menekan emisi karbon. Indonesia unggul dalam volume perdagangan dan produk yang ditawarkan, Malaysia dengan pendekatan lelang dan kebijakan investor asing yang berimbang, serta Jepang dengan produk variatif dan teknologi pasar yang maju.

Makin tahu Indonesia Perdagangan karbon di Asia masih terus berkembang dan berpotensi menjadi pusat global jika didukung oleh kebijakan pemerintah yang konsisten dan partisipasi aktif dari sektor swasta serta investor asing.

Mengikuti perkembangan bursa karbon di tiga negara ini memberikan gambaran penting bagaimana Asia mendukung agenda global menekan dampak perubahan iklim sekaligus mendorong peluang investasi hijau yang prospektif di masa depan.

#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan 

Referensi:

[1] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia

[2] IDXCarbon

[3] Bursa Malaysia

[4] Kementerian Alam Sekitar dan Air Malaysia

[5] Ministry of the Environment, Japan