- Kerusakan lingkungan bisa terjadi karena faktor kesengajaan atau kelalaian
- Salah satu tragedi lingkungan terjadi dalam insiden reaktor nuklir Chernobyl.
- Sebanyak 8,5 juta orang terpapar radiasi dan sekitar 500 ribu orang meninggal akibat efek radiasi dari kecelakaan Chernobyl.
Reaktor nuklir Chernobyl (The Chernobyl Power Complex) terletak kurang lebih 130 km utara Kiev, ibukota Ukraina, di Kawasan Eropa Timur dan sekitar 20 km sebelah selatan perbatasan Belarusia. Saat itu, Ukraina maupun Belarusia masih merupakan negara bagian Uni Soviet. Kementerian Luar Negeri Ukraina menyebut, total isotop radioaktif yang dilepaskan dari kecelakaan tersebut 30 kali lebih tinggi dibandingkan ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, pada 1945. Data polusi akibat bencana Chernobyl disembunyikan sampai tahun 1989, berselang dua tahun kemudian. Pelepasan zat radioaktif dalam jumlah besar ke lingkungan berlangsung selama 10 hari. Akibatnya, jutaan orang terkena dampaknya di seluruh Eropa.
Dilansir Ensyclopedia Britannica, detik-detik terjadinya ledakan bermula pada 26 April 1986. Ketika itu, teknisi di reaktor nomor empat mencoba bereksperimen. Mereka mencoba mematikan sistem pengaturan daya reaktor dan sistem keselamatan daruratnya. Setelah itu, para teknisi mereka menarik sebagian besar batang kendali dari inti reaktor sambil membiarkan reaktor terus berjalan dengan daya 7 persen. Pada pukul 01.23 pagi dini hari pada 26 April reaksi berantai di inti reaktor menjadi tidak terkendali. Setelah itu, terjadi lonjakan energi secara tiba-tiba dan tak diduga. Beberapa ledakan memicu bola api besar dan meledakkan baja berat dan tutup beton reaktor. Ketika teknisi mencoba mematikannya secara darurat, terjadi lonjakan daya sangat tinggi yang menyebabkan tangki reaktor pecah diikuti serangkaian ledakan. Kejadian ini melepaskan moderator neutron grafit di reaktor ke udara lalu terjadi kebakaran selama sepekan penuh. Kebakaran melepaskan debu radioaktif ke atmosfer secara meluas, hingga ke wilayah Pripyat.
Baca juga:
- PLTN , Solusi Ramah Lingkungan Wujudkan Indonesia Sejahtera dan Rendah Karbon Pada Tahun 2050
- Mencari Celah Pendapatan dari Energi Biomassa bersama Perhutani
Debu radioaktif kemudian tersebar ke kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Pada 27 April 1986, 30.000 penduduk Prypyat mulai dievakuasi. Uni Soviet mencoba menutup-nutupi kecelakaan itu. Namun, pada 28 April 1986 stasiun pemantau Swedia melaporkan tingginya tingkat radioaktivitas yang dibawa angin dan mendesak penjelasan. Setelah didesak, Pemerintah Uni Soviet baru mengakui telah terjadi kecelakaan di Chernobyl. Hal itu langsung direspons dengan munculnya aksi protes internasional atas bahaya yang ditimbulkan oleh emisi radioaktif. Pada 4 Mei 1986, panas dan radioaktif yang bocor dari inti reaktor dapat diatasi meskipun berisiko besar bagi para pekerja. Limbah-limbah radioaktif dikubur di sekitar 800 tempat sementara. Kemudian pada tahun itu pula, inti reaktor yang sangat mengandung radioaktif itu ditutup dengan sarkofagus beton dan baja.
Beberapa sumber menyatakan bahwa dua orang tewas dalam ledakan awal. Sedangkan sumber lain melaporkan bahwa jumlah korban tewas mendekati 50 orang. Lusinan orang terjangkit penyakit serius karena terpapar radiasi yang beberapa dari orang-orang ini kemudian meninggal. Debu radioaktif disebarkan oleh angin melalui Belarusia, Ukraina, dan segera mencapai hingga ke Perancis dan Italia barat. Jutaan hektar hutan dan lahan pertanian terkontaminasi dan meskipun ribuan orang dievakuasi, ratusan ribu hektare tetap berada di daerah yang terkontaminasi. Selain itu, pada tahun-tahun berikutnya banyak hewan ternak lahir dalam kondisi cacat. Sementara dampaknya kepada manusia, beberapa orang menderita penyakit yang disebabkan radiasi.
PBB dan WHO melaporkan sekitar 4000-an orang meninggal secara tidak langsung terkait dengan ledakan tersebut, karena kanker atau penyakit lain yang disebabkan oleh radiasi. Sekitar 117.000 orang dievakuasi dari Pripyat. Tragedi Chernobyl adalah salah satu bencana lingkungan terburuk yang pernah terjadi, tidak hanya dihitung dari segi biaya, tetapi juga dari segi berbagai dampak yang ditimbulkannya. Zona larangan Chernobyl dengan luas sekitar 2800 km persegi, mungkin dapat dikatakan sebagai salah satu zona paling terkontaminasi radioaktif di dunia. Sekitar 400-an hektar hutan pinus musnah seketika setelah bencana Chernobyl dan berbagai keanekaragaman hayati beserta sumber-sumber air yang ada di lokasi menjadi sangat terkontaminasi.
Baca juga:
- 5 Teknologi Tenaga Surya Ini Akan Selamatkan Masa Depan Bumi!
- DAHYSATNYA ANGIN INDONESIA MENJADI POTENSI ENERGI TERBESAR DI ASIA
Reaktor kedua Chernobyl lantas dimatikan setelah terjadi kebakaran pada 1991 sedangkan reaktor pertama tetap beroperasi sampai 1996. Raktor ketiga Chernobyl masih terus beroperasi sampai 2000. Dengan ditutupnya reaktor ketiga itu, praktis PLTN Chernobyl tinggal menjadi sejarah. Setelah bencana tersebut, Uni Soviet membuat zona eksklusi berbentuk lingkaran dengan radius sekitar 30 kilometer yang berpusat di PLTN Chernobyl. Zona eksklusi meliputi area sekitar 2.634 kilometer persegi di sekitar pabrik. Namun, kemudian diperluas menjadi 4.143 kilometer persegi untuk memasukkan area yang sangat terpancar di luar zona awal.
Meski telah puluhan tahun, dampak ledakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) masih dirasakan hingga saat ini dan mungkin sampai beberapa generasi ke depan. Hal tersebut lantaran masih adanya paparan zat radioaktif yang mengancam kesehatan manusia maupun lingkungan. Hingga saat ini, angka korban yang pasti masih menjadi perdebatan di antara para ahli. Namun, dampak jangka panjang yang diakibatkan paparan radiaoktif menjadi perhatian serius betapa bahaya kecelakaan nuklir terhadap umat manusia.
Menurut IAEA, kecelakaan nuklir Chernobyl adalah kecelakaan PLTN terburuk di dunia. Biaya yang ditimbulkan dari bencana Chernobyl sebesar 235 miliar solar AS. Kajian yang dilakukan oleh USC Institute of Global Health memperkirakan dampak radiasi Chernobyl menciptakan biaya hingga 700 miliar dolar AS. Ukraina dan Belarusia juga harus mengalokasikan anggaran untuk mengatasi dampak Chernobyl, termasuk santunan keluarga yang terkena dampak.
Kerugian sosial dan ekonomi akibat kecelakaan nuklir terbukti sangat besar. Tragedi Chernobyl menjadi pengingat buat kita bahwa di balik iming-iming yang ditawarkan PLTN, juga ada risiko kerugian yang besar. Ini yang harus dipertimbangkan dengan penuh kehati-hatian jangan sampai kita menyesal di kemudian hari. Kecelakaan nuklir besar seperti Chernobyl atau Fukushima memang tidak sering terjadi, tapi tidak berarti teknologi PLTN aman dan bebas risiko. Risiko-risiko kecelakaan yang berkaitan dengan teknologi, operasional, faktor manusia, dan alam sesungguhnya masih tetap besar.
zonaebt.com
Renewable Content Provider
#zonaebt #sebarterbarukan #PLTN #Nuklir #Chernobyl
Referensi:
1 Comment