Tenggelam di Pelukan Laut: Perjuangan Warga Timbulsloko Menghadapi Krisis Iklim

Desa Timbulsloko. Sumber: greenpeace.org
  • Kenaikan air laut mengancam kehidupan masyarakat pesisir terutama Desa Timbulsloko
  • Peningkatan air laut mengakibatkan wilayah Timbulsloko hampir tenggelam
  • Perubahan iklim membawa dampak negatif terhadap desa Timbulsloko dalam bidang ekonomi dan kesehatan

Siapa sangka, krisis iklim bisa berakibat fatal hingga dapat menyebabkan sebuah desa tenggelam. Nyatanya, krisis iklim mengancam seluruh aspek kehidupan manusia. Terlebih lagi, Timbulsloko, merupakan sebuah desa yang terletak di wilayah Demak, Jawa Tengah. Wilayah utara pulau Jawa merupakan wilayah yang sangat rentan terkena banjir apabila laut sedang pasang. Keberadaan Desa Timbulsloko saat ini tidak lagi terlihat di peta, hal tersebut dikarenakan terjadinya abrasi parah dan banjir yang mengakibatkan desa tersebut terancam tenggelam.

Bagaimana Perubahan Iklim Dapat Mengakibatkan Kenaikan Air Laut?

Kenaikan Air Laut. Sumber: greeners.co

Saat ini krisis iklim telah mengancam setiap aspek kehidupan manusia, baik itu dalam bidang ekonomi, sosial, maupun kesehatan. Krisis Iklim telah menimbulkan bencana besar, krisis iklim juga dapat dikatakan berbagai fenomena buruk karena menyebabkan permukaan air laut naik. Sebagai negara kepulauan, Indonesia seharusnya merasakan bahwa perubahan iklim dapat menenggelamkan pulau-pulau yang ada di Indonesia. 

Faktor yang mempengaruhi perubahan iklim salah satunya adalah polusi udara yang disebabkan oleh gas rumah kaca. Gas rumah kaca menyebabkan permukaan bumi memanas. Pemanasan planet yang berlebihan dan kejadiannya yang terus menerus akan menyebabkan lapisan es yang terdapat di wilayah kutub mencair. Es dari  kutub yang telah mencair dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut karena peningkatan volume air. IPCC berpendapat bahwa permukaan laut telah mengalami peningkatan yang awalnya dari sepersepuluh milimeter setiap tahun menjadi 2 milimeter setiap tahun.

Baca Juga



Pada saat seperti ini, kita sangat membutuhkan aksi nyata untuk iklim yang lebih baik. Terlebih lagi bantuan dari pemerintah sangat diperlukan karena pemerintah memiliki sumber daya yang cukup untuk menanggapi perubahan iklim. Mitigasi dan adaptasi adalah aksi krusial yang perlu dilakukan demi terhindar dari ancaman perubahan iklim yang lebih besar. Menghadapi krisis iklim merupakan perjuangan dalam upaya merawat alam dan kebudayaan. 

Tenggelamnya Desa Timbulsloko

Tenggelamnya Desa Timbulsloko. Sumber: mangrovemagz.com

Desa Timbulsloko merupakan sebuah desa pesisir yang terletak di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Saat ini, Desa Timbulsloko merupakan salah satu kawasan yang hampir tenggelam karena bertambahnya volume air laut. Desa Timbulsloko pada awalnya merupakan desa padat penduduk dan dihuni oleh masyarakat yang berjumlah 3.469 orang. Sebuah penelitian mengatakan bahwa sejak tahun 2015, di wilayah Timbulsloko telah tercatat ada sekitar 101 hektar luas tanah yang tenggelam.

Banjir karena meningkatnya volume air laut dan abrasi dipantai pertama kali terjadi di Desa Timbulsloko pada tahun 2012. Pada saat itu, banjir hanya muncul pada waktu tertentu dan surut kembali. Awalnya ketinggian banjir hanyalah 5-10 sentimeter. Akan tetapi, setelah sekian lama banjir semakin meninggi. Bahkan ketinggian banjir dapat menyentuh puluhan sentimeter hingga 1. 500 sentimeter. Bahkan apabila laut sedang pasang, banjir bisa menyentuh ketinggian 2.000 sentimeter atau 2 meter. 

Baca Juga



Dulunya, Timbulsloko adalah desa agrikultur, kebanyakan warga desanya memiliki matapencaharian sebagai petani. Akan tetapi, mata pencaharian warga Timbulsloko secara terpaksa harus dipindah ke mata pencaharian lain karena lahan pertanian mereka terendam banjir. Banyak masyarakat yang awalnya merupakan petani terpaksa menjadi penambak ikan. Pada 30 tahun terakhir ini, garis pantai telah menyusut akibat abrasi sepanjang 3-5 km. Hal tersebut menyebabkan masyarakat tidak memiliki mata pencaharian baru karena tambak ikanpun terkena dampak langsung dari banjir rob. 

Menanggapi persoalan tersebut, beberapa organisasi masyarakat sipil berusaha untuk mendesak pemerintah agar pemerintah dapat menyusun rencana konservasi sebagai upaya dalam melindungi masyarakat desa Timbulsloko yang terkena dampak perubahan iklim. Apabila dilihat dari Pasal 12 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016, pemerintah seharusnya menetapkan rencana konservasi bagi masyarakat Desa Timbulsloko agar dapat memberikan jaminan kepastian niaga, jaminan jaminan keselamatan dan jaminan keamanan. 

Dampak Tenggelamnya Desa Timbulsloko Terhadap Warga

Warga Timbulsloko. Sumber: greenpeace.org

Warga Desa Timbulsloko dengan berat hati harus menyaksikan desanya tenggelam di bawah ancaman krisis iklim. Saat ini, para warga juga sudah melakukan berbagai upaya untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang terendam air. Para warga beradaptasi dengan cara meninggikan rumah dan jalan. Banyak warga yang merasa kurang nyaman memutuskan untuk pindah ke wilayah yang lebih aman untuk ditinggali. 

Sayangnya, untuk pindah ke wilayah lain diperlukan dana yang cukup besar sehingga beberapa warga yang ekonominya kurang lebih memilih untuk tetap tinggal di Desa Timbulsloko. Awalnya keluarga yang mendiami Desa Timbulsloko berjumlah 400. Saat ini keluarga yang masih tinggal di desa Timbulsloko hanya berjumlah 103 keluarga saja.

Selain masalah perekonomian, masalah lain juga timbul akibat peningkatan air laut di desa Timbulsloko ini, seperti gangguan kesehatan baik itu penyakit kulit atau penyakit pencernaan. Para warga sering mengeluhkan diare dan gatal-gatal. Namun, beberapa warga mengaku tidak merasakan penyakit seperti itu setelah lama beradaptasi, karena merasa tubuh mereka telah kebal terhadap penyakit tersebut. Bantuan medis juga sangat sulit untuk dicari, terlebih ketika malam hari dan air sedang pasang. Warga harus menggunakan perahu kecil dari ember plastik dan mendayung hingga ujung desa. 

Hal ini berdampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat pesisir di Desa Timbulsloko. Banyak masyarakat petani dan nelayan harus beralih karir, menjadi buruh bangunan, buruh pabrik, dll. Beberapa penduduk desa masih tetap tinggal di daerah tersebut. Hal ini merupakan bentuk dari kritik terhadap model kebijakan pembangunan masyarakat pesisir yang kurang terkelola dengan baik.

Upaya tersebut tentunya dapat mengingatkan pembuat kebijakan bahwa tanah air masyarakat desa pesisir memiliki sejarah yang melekat. Krisis iklim tidak hanya tentang masalah naiknya permukaan air laut. Akan tetapi, pembuat kebijakan juga memiliki tanggung jawab untuk mengatasi masalah pengelolaan pesisir dan pulau kecil. Kita juga sebagai masyarakat harus ikut serta mempertimbangkan hubungan alam dengan manusia secara keseluruhan agar kita Makin Tahu Indonesia.

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes #makintahuindonesia

Editor: Azahra Nabila

Referensi:

[1] Desanya Tenggelam, Warga Timbulsloko Tanam 1 Juta Mangrove

[2] Lebaran di Desa yang Tenggelam

[3] Desa Timbulsloko di Jateng Nyaris Tenggelam dan Hilang dari Peta, Ini Saran Susi Pudjiastuti

[4] Fakta Desa Timbulsloko di Jawa Tengah, Kawasan yang Kini Tenggelam Akibat Krisis Iklim

[5] Dampak Kenaikan Muka Air Laut Akibat Perubahan Iklim

[6] Desa Timbulsloko Sayung Demak Tenggelam, 101 Hektar Wilayah Hilang

[7] Kisah Desa Timbulsloko di Demak yang Dikepung Air Laut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 Comment

  1. Wow, incredible blog structure! How long have you been blogging for?

    you make blogging glance easy. The whole glance of your site is great, as
    neatly as the content! You can see similar here
    dobry sklep