- Masih banyak peternak di Indonesia yang belum optimal dalam memanfaatkan limbah peternakan
- Mengolah limbah peternakan dengan baik merupakan upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan
- Biomassa limbah peternakan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat jika dikelola dengan baik
Peternakan merupakan salah satu usaha yang digunakan sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri dan dapat juga dijadikan sebagai sumber tenaga untuk membantu pekerjaan manusia. Hewan yang banyak diternakkan diantaranya sapi, ayam, kambing, domba dan babi. Hasil peternakan diantaranya daging, susu, telur dan bahan pakaian seperti wol.
Banyak dari penduduk di Indonesia menjadikan usaha peternakan sebagai sember mata pencaharian. Hal ini karena di Indonesia memiliki lahan yang luas dan terkenal akan sumber daya alamnya. Salah satu bentuk usaha peternakan yang cukup potensial dikembangkan adalah ternak sapi.
Ternak sapi merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan dalam jangka waktu yang panjang. Sekarang ini di Indonesia permintaan akan daging sapi dan susu semakin meningkat. Dilansir dari Badan Pusat Statistika (BPS), jumlah populasi sapi potong di Indonesia sebanyak 18,61 juta ekor pada tahun 2022. Jumlah itu lebih besar 3,52% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 17,98%.
Sebagaimana usaha lainnya, usaha peternakan juga menghasilkan limbah yang dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan. Masih banyak peternak di Indonesia yang belum optimal dalam hal pengolahan limbah peternakan. Jika limbah kotoran ternak tidak dimanfaatkan atau dikelola maka akan berdampak pada penumpukan kotoran ternak sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan.
Baca juga
- Webinar Energi Biomassa Untuk Meningkatkan Energi Baru Terbarukan di Indonesia
- Mengenal 5 Jenis Bioenergi Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfaatan Kotoran Limbah menjadi Briket
Pengelolaan limbah kotoran sapi dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Selain dapat dimanfaatkan sebagai kompos atau pupuk, sobat EBT heroes juga dapat memanfaatkan kotoran sapi menjadi briket, untuk mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh kotoran sapi.
Briket adalah bahan bakar padat yang mempunyai bentuk tertentu yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Briket yang paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa.
Penggunaan briket terutama briket yang dihasilkan dari biomassa, dapat menggantikan penggunaan minyak bumi dan energi lainnya yang berasal dari bahan bakar fosil. Bahan bakar briket dekat dengan kehidupan masyarakat karena biomassa limbah kotoran sapi dapat dijadikan sebagai briket.
Rata-rata produksi kotoran ruminansia besar seperti sapi dan kerbau berkisar 6,65 Kg/hari. Kotoran ruminansia ini menghasilkan kalor sekitar 4000 kal/gram dan gas metana (CH4) yang cukup tinggi. Gas metana ini lah yang merupakan salah satu unsur penting dalam pembuatan briket. Gas metana berfungsi sebagai penyulut agar briket yang dihasilkan mudah terbakar.
Kelebihan Briket
Kelebihan dari briket kotoran sapi adalah mempunyai panas pembakaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan arang biasa. Walaupun panas yang dihasilkan tinggi, tetapi asap yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan arang biasa. Proses produksi briket dari kotoran sapi lebih ramah untuk lingkungan sekitar.
Adapun kelebihan briket jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak adalah sebagai berikut:
- Briket merupakan energi terbarukan
Briket adalah sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil (minyak bumi) yang sifatnya dapat diperbaharui. Briket dapat diperbaharui dalam waktu yang singkat. Tidak seperti minyak bumi yang terbentuk dari fosil makhluk hidup dalam waktu yang sangat panjang, yaitu sekitar lima puluh juta tahun.
Baca juga
- Transitioning from Traditional Biomass Energy to Contemporary Biomass Energy
- 5 Manfaat Biomassa, Apa Sajakah Itu?
- Dapat mengurangi limbah
Briket dapat dibuat dari berbagai macam sampah atau limbah biomassa hasil pertanian, peternakan, kehutanan dan juga perkebunan. Sehingga pembuatan dan pengguanaan briket dapat mengubah sampah menjadi sumber energi yang lebih berguna.
- Biaya pembuatan lebih murah
Briket terbuat dari limbah biomassa yang memiliki harga relatif lebih murah daripada minyak bumi. Limbah biomassa juga mudah ditemukan dan memiliki jumlah yang banyak, seperti kotoran ternak, serbuk kayu, bonggol jagung, tempurung, sekam padi dan jerami. Pembuatan briket juga tidak memrlukan penuyllingan skala besar seperti yang dilakukan pada minyak bumi. Sehingga menghemat biaya pembuatannya.
Pembuatan Briket dari Kotoran Sapi
Alat dan bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan briket adalah kompor/tungku pembakar, wajan, alat cetakan, penumbuk, pengayak, kaleng, sekop, plastik, kotoran sapi, tepung tapioca, serbuk gergaji dan air.
Adapun cara pembuatan briket dari kotoran sapi adalah:
- Tahap pertama yang sobat EBT heroes lakukan adalah mengumpulkan terlebih dahulu bahan baku yang diperlukan, yaitu kotoran sapi dari hasil peternakan, tepung tapioca, dan serbuk gergaji.
- Selanjutnya yaitu dengan menimbang dosis kotoran sapi, tepung tapioca, dan serbuk gergaji, dicampur dengan air dan diaduk hingga merata.
- Pencampuran dilakukan sampai adonan merata dengan persentase 50% kotoran sapi ditambah 50% serbuk gergaji, dan 50% tepung tapioca.
- Selanjutnya briket dicetak dengan memasukkan adonan kedalam cetakan dari potongan paralon/bamboo yang besar
- Setelah itu dilakukan penjemuran sampai kering dan siap dibakar.
Briket sangat potensial untuk dikembangkan selain karena banyaknya keunggulannya. Biaya produksi dalam pembuatan briket juga rendah karena terbuat dari limbah biomassa. Briket juga ramah lingkungan karena dapat memanfaatkan limbah dari ternak.
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes
Editor: Gabriel Angeline Farenita Kusuma Putri
Referensi:
[1] Populasi Sapi Potong di Indonesia Sebanyak 18,61 Juta pada 2022