Perubahan Iklim dan Kesehatan: Ancaman untuk Kesejahteraan Manusia

Ilustrasi Kesehatan Global. Sumber: Istock.com
  • Perubahan iklim secara signifikan mempengaruhi kesehatan manusia, dengan dampak seperti peningkatan kematian akibat gelombang panas, penyakit menular, dan gangguan pernapasan.
  • Upaya adaptasi dan mitigasi termasuk implementasi Perjanjian Paris, pengembangan RAN-APIK untuk meningkatkan kapasitas sistem kesehatan, dan inisiatif Desa–Desi untuk solusi lokal terhadap risiko iklim.
  • Pentingnya pemahaman publik dan kebijakan yang terintegrasi untuk memperkuat ketahanan kesehatan terhadap dampak perubahan iklim dan mendukung implementasi strategi adaptasi yang efektif.

Perubahan Iklim dan Kesehatan Manusia

Perubahan Iklim dan Kesehatan Manusia. Sumber: Istock.com

Perubahan iklim adalah salah satu permasalahan kompleks yang melibatkan banyak aspek, seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, masyarakat, dan politik. Masalah global ini terutama dirasakan dalam skala lokal dan berpotensi terus berlangsung selama ribuan tahun. Karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca (GRK) yang memerangkap panas adalah penyebab utama pemanasan global, bertahan di atmosfer selama ribuan tahun. Sementara itu, lautan memerlukan waktu yang lama untuk merespon pemanasan tersebut. Meskipun penduduk bumi berupaya menghentikan laju peningkatan emisi gas rumah kaca, kenyataan bahwa emisi gas rumah kaca, terutama akibat pembakaran batu bara, minyak, dan gas, terus meningkat dari waktu ke waktu.

Menurut laporan terbaru World Economic Forum (WEF), dampak perubahan iklim terhadap kesehatan pada tahun 2050 berpotensi menyebabkan 14,5 juta kematian dan kerugian ekonomi sebesar USD 12,5 triliun di seluruh dunia. Sistem pelayanan kesehatan juga diperkirakan menghadapi beban tambahan sebesar USD 1,1 triliun akibat perubahan iklim. Sobat EBT Heroes, analisis tersebut mengidentifikasi banjir dan kekeringan sebagai penyebab utama kematian terkait perubahan iklim, dan gelombang panas sebagai penyebab kerugian ekonomi terbesar. Laporan ini memperkirakan peningkatan dan penyebaran penyakit yang sensitif, seperti malaria dan demam berdarah.

Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia begitu parah dan dianggap sebagai “ancaman terbesar abad ke-21”. Perubahan iklim bukan hanya masalah untuk generasi mendatang. Suhu rata-rata yang terpapar pada manusia jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata permukaan global, karena kebanyakan tinggal di daratan, tempat pemanasan terjadi paling cepat. Lebih banyak manusia dapat terkena dampak bencana, penyakit yang sensitif terhadap iklim, dan kondisi kesehatan lainnya. Perubahan iklim menciptakan tantangan kesehatan masyarakat yang baru. Di seluruh dunia, hanya dengan mempertimbangkan beberapa indikator kesehatan, 250.000 kematian tambahan per tahun dapat terjadi sebagai akibat perubahan iklim.

Baca Juga:



Konsekuensi Nyata Perubahan Iklim terhadap Kesehatan

Kondisi Kesehatan Akibat Perubahan Iklim. Sumber: Istock.com

Sobat EBT Heroes, perubahan iklim berdampak terhadap kesehatan manusia secara langsung dan tidak langsung. Berikut beberapa dampak perubahan iklim terhadap kesehatan.

  • Masalah Kesehatan

Suhu yang lebih hangat menyebabkan hari menjadi lebih panas dan gelombang panas sering terjadi, sehingga berpotensi meningkatkan kematian. Paparan panas ekstrem menyebabkan serangan panas dan dehidrasi, penyakit kardiovaskular, pernapasan, dan serebrovaskular. Panas berlebihan lebih mungkin memengaruhi populasi di garis lintang utara, di mana masyarakat kurang siap menghadapi suhu yang berlebihan. Daerah perkotaan biasanya lebih hangat dibandingkan daerah pedesaan. Perubahan iklim diperkirakan meningkatkan kerentanan penduduk perkotaan terhadap kesehatan akibat panas di masa depan. Gelombang panas juga sering kali disertai periode stagnasi udara yang menyebabkan peningkatan polusi udara dan masalah kesehatan.

  • Penyakit Menular

Perubahan suhu dan curah hujan dapat mengubah kelangsungan hidup, distribusi, atau perilaku serangga dan spesies lain yang menyebabkan penyakit menular. Peningkatan curah hujan, gelombang badai, dan suhu laut menyebabkan lebih banyak penyakit yang berhubungan dengan air. Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan Escherichia coli menular melalui media air, karena kurangnya sarana air bersih dan fasilitas sanitasi. Hal ini meningkatkan risiko kontaminasi bakteri pada makanan dan minuman dan meningkatkan prevalensi kasus diare di populasi.

Penyakit yang ditularkan melalui vektor sangat dipengaruhi suhu yang ekstrem dan pola curah hujan. Perubahan iklim memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap penularan penyakit yang ditularkan melalui vektor dan pola infeksi. Ketika variabilitas iklim dan perubahan iklim mengubah penularan penyakit yang ditularkan melalui vektor, keduanya sangat mungkin berinteraksi dengan banyak faktor lain, termasuk cara patogen beradaptasi dan berubah, ketersediaan inang, perubahan ekosistem, dan perubahan iklim. Nyamuk dan hewan lain, misalnya, membawa penyakit menular, seperti malaria, dari satu tempat ke tempat lain (manusia ke manusia) hanya dapat berkembang biak di lingkungan tertentu. Seiring perubahan iklim regional, distribusi geografis dari vektor juga berubah.

  • Gangguan Pernapasan

Perubahan iklim memengaruhi udara baik di dalam dan di luar ruangan. Suhu yang lebih hangat dan perubahan pola cuaca dapat memperburuk kualitas udara, sehingga menyebabkan serangan asma dan dampak kesehatan pernapasan. Kebakaran hutan yang diperkirakan terus meningkat jumlah dan tingkat keparahannya seiring perubahan iklim, menimbulkan asap dan polutan udara tidak sehat. Kadar karbon dioksida yang meningkat dan suhu yang lebih hangat juga memengaruhi alergen di udara, seperti serbuk sari ragweed.

Suhu yang lebih hangat akibat perubahan iklim meningkatkan frekuensi hari dengan tingkat ozon di permukaan tanah yang tidak sehat, polutan udara berbahaya, dan kabut asap. Mereka yang terpapar ozon pada tingkat yang lebih tinggi di permukaan tanah memiliki risiko lebih besar untuk meninggal atau dirawat di rumah sakit akibat masalah pernapasan. Ozon di permukaan tanah merusak jaringan paru-paru dan menurunkan fungsinya. Hal ini dapat memperburuk asma atau penyakit paru-paru lainnya. Lanjut usia, anak-anak, pekerja di luar ruangan, dan penderita asma adalah kelompok paling berisiko terkena penyakit ini.

  • Infeksi Kulit

Ketika lapisan ozon pelindung bumi semakin menipis, maka lebih banyak sinar UV dari matahari yang menembus atmosfer bumi. Paparan radiasi yang lebih besar meningkatkan risiko penyakit kanker kulit dan sejumlah kondisi yang menyebabkan kulit menua sebelum waktunya. Pertumbuhan bakteri dan penyebaran virus meningkat seiring cuaca panas. Penyakit kulit jamur semakin menyebar dan membawa mikroba. Dalam kondisi perubahan iklim, risiko kanker kulit meningkat. Beberapa negara yang memiliki musim gugur sering kali terasa seperti musim panas. Oleh karena lebih hangat selama berminggu-minggu, masyarakat menghabiskan waktu di luar ruangan dan terkena lebih banyak paparan matahari.

Kanker kulit melanoma adalah bahaya terbesar yang dihadapi dari peningkatan radiasi kulit. Masalah kulit lainnya yang umum terjadi akibat perubahan iklim adalah eksim. Kondisi eksim memicu iritasi, ruam, dan gatal pada kulit. Eksim dapat kambuh akibat berbagai alasan, salah satunya polusi udara. Kebakaran hutan berdampak pada peningkatan wabah eksim, karena asapnya dapat mengiritasi kulit. Selain itu, polusi udara dapat menyebabkan psoriasis dan lupus.

Baca Juga:



Upaya Adaptasi dan Mitigasi Kesehatan di Tengah Krisis Iklim

Upaya Adaptasi dan Mitigasi Kesehatan. Sumber: Istock.com

Perubahan iklim berdampak dahsyat terhadap serangan penyakit dan menurunnya kualitas kesehatan manusia. Sobat EBT Heroes, pemahaman publik terhadap kenyataan ini perlu terus ditingkatkan untuk memperkuat aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Berikut beberapa upaya adaptasi dan mitigasi untuk sektor kesehatan yang lebih baik.

  • Perjanjian Paris

Perjanjian Paris adalah perjanjian internasional tentang perubahan iklim. Konferensi Para Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim pada tahun 2015 mencerminkan Perjanjian Paris sebagai perubahan lanskap dalam kebijakan iklim internasional dengan penekanan baru pada mitigasi emisi gas rumah kaca dan adaptasi perubahan iklim. Perjanjian ini memformalkan komitmen negara-negara untuk mencapai tujuan kebijakan terkait iklim melalui Nationally Determined Contributions (NDC) dan mendukung tujuan Konvensi. Hal ini menjadi peluang dan tantangan bagi banyak negara dalam mendorong pembuatan kebijakan dan kesadaran politik tentang manfaat kesehatan dari mengurangi emisi polutan yang merusak kesehatan. Pendekatan ini menerapkan kebijakan ramah iklim dan tindakan adaptasi.

Implementasi Perjanjian Paris memerlukan transformasi ekonomi dan sosial, berdasarkan ilmu pengetahuan terbaik yang tersedia. Perjanjian Paris bekerja pada siklus lima tahun aksi iklim yang dilakukan oleh negara-negara. Sejak 2020, negara-negara telah mengajukan rencana aksi iklim nasional mereka, yang dikenal sebagai NDC. Setiap NDC berikutnya dimaksudkan untuk mencerminkan tingkat ambisi yang semakin tinggi dibandingkan versi sebelumnya. Dalam NDC, negara-negara mengomunikasikan tindakan yang akan mereka ambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca guna mencapai tujuan Perjanjian Paris.

  • RAN–APIK

Kementerian Kesehatan dan WHO pada tahun 2019 mengembangkan Rencana Aksi Nasional–Adaptasi Perubahan Iklim Bidang Kesehatan (RAN–APIK atau Health National Adaptation Plan–HNAP), di bawah kerangka hukum Peraturan Menteri No. 1018 Tahun 2011 tentang Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan terhadap Dampak Perubahan Iklim. RAN–APIK mengintegrasikan risiko perubahan iklim ke dalam kebijakan dan program kesehatan dengan menitikberatkan pada penyakit yang sensitif terhadap perubahan iklim (climate-sensitive diseases).

RAN–APIK memasukkan pemetaan risiko dan kerentanan berdasarkan variabilitas iklim, indikator kesehatan, dan sosial ekonomi. Peta ini menjadi dasar Kementerian Kesehatan dalam merancang intervensi kesehatan dan rencana kesiapan situasi darurat kesehatan, dengan dan untuk kelompok rentan. Tujuan utama RAN–APIK adalah meningkatkan kapasitas nasional dalam membangun sistem kesehatan dan sektor kesehatan yang siap dan tangguh terhadap perubahan iklim. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan layanan, seperti air, sanitasi, kebersihan, pengelolaan sampah, dan energi listrik.

  • Desa–Desi

Kementerian Kesehatan dan WHO telah menyusun pedoman tentang desa tahan iklim “Desa–Desi” atau disebut juga Desa Sehat Iklim. Desa–Desi adalah inisiatif mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di bidang kesehatan yang dipimpin oleh sektor kesehatan tingkat desa untuk merespons risiko masyarakat dan rumah tangga akibat perubahan iklim. Inisiatif Desa–Desi menggunakan pendekatan partisipatif yang mendorong masyarakat mengajukan solusi lokal dan menentukan kegiatan adaptasi perubahan iklim yang relevan dengan konteks lokal. Misalnya, desa dengan sejarah kekeringan dapat mempertimbangkan memasang teknologi hemat air, seperti pemanenan air hujan atau menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak air.

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

Editor: Savira Oktavia

Referensi:

[1] Quantifying the Impact of Climate Change on Human Health

[2] Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat dalam Menghadapi Perubahan Iklim

[3] The Paris Agreement

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

8 Comment

  1. I was suggested this web site by my cousin Im not sure whether this post is written by him as no one else know such detailed about my trouble You are incredible Thanks

  2. I was recommended this website by my cousin. I am not sure whether this post is written by him as nobody else know such detailed about my trouble. You are amazing! Thanks!

  3. Hi my loved one I wish to say that this post is amazing nice written and include approximately all vital infos Id like to peer more posts like this

  4. you are in reality a just right webmaster The site loading velocity is incredible It seems that you are doing any unique trick In addition The contents are masterwork you have performed a wonderful task on this topic

  5. Hi there! This is my first visit to your blog! We are a
    collection of volunteers and starting a new project in a community in the same niche.

    Your blog provided us useful information to work on. You have done a outstanding job!