Mudik Pakai Kendaraan Listrik, Amankah?

Seorang pengunjung menjajal motor listrik Gesits (Foto: Abdurrachman/Bisnis.com)
  • Penggunaan Kendaraan Listrik telah semakin banyak, sehingga banyak yang akan digunakan untuk mudik
  • Fasilitas SPKLU sendiri sudah diupayakan oleh PLN agar tersedia untuk mencukupi kebutuhan pemudik
  • Namun, fasilitas tersebut masih terbatas dan tidak merata, terutama di kota kota kecil

Halo Sobat EBT Heroes! Dalam rangka menyambut hari raya idul fitri, hampir semua orang Indonesia berupaya memanfaatkannya untuk menjadi momen bersilaturahmi dan bertemu dengan sanak saudaranya. Bagi perantau, biasanya akan melakukan mudik atau pulang ke kampung halamannya. Menariknya, jumlah orang yang melakukan mudik juga tidak sedikit lho, karena tidak hanya umat muslim yang memutuskan untuk pulang, namun karena menjadi libur nasional dengan masa cuti yang panjang, masyarakat non-muslim yang tidak merayakan juga akan melakukan mudik.

Nah, karena semakin banyaknya pengguna kendaraan listrik, baik mobil atau motor, tentu muncul pertanyaan, apakah kendaraan listrik ini sanggup dan cocok untuk dipakai mudik? Dan di tulisan ini kita akan membahas kemungkinan penggunaan kendaraan listrik untuk mudik, nih. Jadi baca dengan seksama ya, terutama untuk Sobat EBT Heroes yang akan menggunakan kendaraan listrik untuk mudik!

Kemampuan Kendaraan

Kendaraan yang umum dipakai (secara pribadi) adalah motor atau mobil. Sehingga jika kita membahas soal kendaraan listrik, tak lepas dari motor dan mobil listrik.

Dalam jenis motor listrik, terdapat beragam produsen yang menawarkan produk produknya. Umumnya mereka menawarkan jenis motor listrik dengan satu atau dua baterai. Berikut adalah beberapa pabrikan yang produknya tersedia di pasar Indonesia.

Baca Juga


Mengenal Bikun UI, Bus Listrik Lokal Pertama yang beroperasi di Jalur TJ

Mengenal Lucid Group, Pesaing Berat Tesla


Pertama, ada United T1800. Brand United sendiri sudah tidak asing di telinga para pengguna sepeda, nih. United sendiri melengkapi motor ini dengan baterai 60V 28 Ah berjenis lithium. Motor ini diklaim bisa menempuh jarak hingga 60 km, dan hanya membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam saja untuk mengisi baterai hingga penuh.

Kedua, ada GESITS. Motor ini dilengkapi pabrikan dengan dua baterai yang bisa membawa motor ini melesat sejauh 100 km. Motor ini sendiri cukup sporty dan memiliki tampilan yang mirip dengan Honda Vario. Dengan kecepatan yang bisa mencapai 70 km, motor ini hanya membutuhkan waktu 3-4 saja dalam pengisian setiap baterainya. 

Mobil listrik Toyota bZ4X (Foto: Auto2000)

Ketiga, ada NIU N GT. Motor ini bisa dibilang merupakan salah satu motor listrik dengan jarak tempuh terjauh di Indonesia. Dengan dua baterai yang masing masing berkapasitas 60 V 35 Ah, kendaraan ini diklaim sanggup menempuh perjalanan hingga 130 km. Tentu ini menjadi salah satu kelebihan dari motor ini, yaitu bisa diajak menempuh perjalanan yang cukup jauh. 

Sementara dalam mobil listrik terdapat beberapa merk populer, yang bisa dibilang paling banyak digunakan di Indonesia. Spesifikasi masing masing tentu terdapat perbedaan satu sama lain.

Sebagai mobil dengan penjualan terlaris di Indonesia, Wuling Air EV sendiri memiliki jarak tempuh mulai dari 200 hingga 300 km. Waktu pengisian baterai sendiri berkisar antara 4 sampai 8 jam untuk mencapai baterai penuh.

Sementara untuk Hyundai Ioniq 5, mobil ini bisa menempuh jarak dari 380 hingga 480 km. Sementara itu membutuhkan waktu pengisian mulai dari 5 sampai 6 jam pengisian.

Dari beberapa merk motor dan mobil listrik diatas bisa dilihat bahwa merk merk yang umum tersebut memiliki jarak tempuh yang cukup “terbatas”, sehingga membutuhkan tempat pengisian baterai di jalan. Karena umumnya mudik dilakukan melewati jalur trans jawa yang bisa mencapai ratusan kilometer. Lalu, apakah infrastruktur nya telah lengkap?

Fasilitas Pengisian Baterai

PT PLN sendiri telah berupaya untuk bisa menyediakan fasilitas pengisian baterai bagi kendaraan listrik bagi para pengguna di berbagai tempat. Sebelum itu harus dipahami bahwa fasilitas tersebut disebut sebagai SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum), sehingga masyarakat umum bisa bebas mengisi baterai kendaraan nya disini. 

Jalur utama dan paling ramai digunakan oleh pemudik salah satunya adalah tol trans jawa, dan di jalur ini telah disediakan sekitar 9 titik pengisian. Sementara di jalur trans sumatera telah tersedia sekitar 6 titik pengisian. 

Darmawan Prasodjo selaku Direktur Utama PT PLN, menyatakan bahwa ada sekitar 616 SPKLU yang siap operasional pada saat lebaran dan siap melayani para penggunanya di 237 lokasi di Indonesia.

Selain itu fasilitas yang disediakan juga cukup lengkap, karena selain bertempat di rest area, yang berarti para pengguna bisa memanfaatkannya untuk beristirahat juga, SPKLU juga memiliki beragam mode pengisian. Mode tersebut mulai dari medium, fast hingga ultra-fast charging. 

Tentunya fasilitas fasilitas ini bisa memudahkan dan menjadi solusi bagi para pemudik yang menggunakan kendaraan listrik. Sehingga para pengguna bisa merencanakan perjalanan dengan lebih seksama, terutama dalam mengatasi masalah terbatasnya jarak tempuh dari kendaraannya.

Tidak Direkomendasikan?

Meski penggunanya sendiri telah cukup banyak, serta didukung oleh upaya penyediaan fasilitas pengisian di berbagai SPKLU, namun mudik dengan menggunakan kendaraan listrik sendiri tidak direkomendasikan. Selain karena memang fungsi dan peran utamanya sebagai kendaraan kota, kendaraan listrik saat ini masih menghadapi berbagai kendala dan tantangan untuk penggunaan dalam jarak yang jauh.

Mobil listrik Merces EQ (Foto: Septia Farhan/Detik.com)

Menurut seorang praktisi jalan raya, yakni Jusri Pulubuhu, kendala terbesar dalam penggunaan mobil listrik di jarak yang jauh adalah masalah jarak tempuh dan fasilitas pengisian daya. Menurutnya fasilitas pengisian ini belum selengkap dengan infrastruktur pengisian bagi kendaraan konvensional. Sehingga ia menyarankan bagi para pengguna kendaraan listrik untuk tidak melakukan perjalanan lebih dari 6 jam perjalanan, atau sekitar 300 km.

Jika kita perhatikan saran yang disampaikan olehnya, yang juga founder dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), memang tepat adanya. Apalagi ia juga menambahkan bahwa masalah terbesar adalah ketika tujuan mudik kita berada di kota kota terpencil, yang jauh dari fasilitas fasilitas pengisian SPKLU. 

Jika kita perhatikan di Google Maps, memang sebagian besar fasilitas SPKLU terkonsentrasi di kota kota besar, sehingga persebarannya belum merata. Selain tentunya di Jakarta, di Jawa barat sendiri fasilitas tersebut masih terfokus di sekitar Bandung saja. Begitupun di provinsi lain, yang terkonsentrasi di kota kota seperti Semarang, Jogja, hingga Surabaya. Begitu pun di Sumatera, yang meski sedikit lebih tersebar, namun jumlahnya masih terlalu sedikit. 

Baca Juga


Mengenal Bus Listrik BYD yang Digunakan Oleh Transjakarta

Adu Kualitas BF Goodrich V7 Vs Exotic Sprinter Prime, Mana yang Lebih Oke?


Maka bisa kita tarik kesimpulan, bahwa penggunaan kendaraan listrik untuk mudik sah sah saja. Namun, untuk jarak diatas 300 km maka akan lebih baik dipertimbangkan kembali. Karena umumnya kendaraan listrik memiliki daya tempuh yang terbatas, sementara fasilitas SPKLU sendiri masih sangat terbatas. Walaupun telah diupayakan oleh PLN, namun perlu waktu lebih untuk memastikan bahwa persebarannya telah merata. 

Sehingga bagi Sobat EBT Heroes yang tujuan mudik nya bukan di kota kota besar, perlu memikirkan kembali untuk menggunakan kendaraan listrik dalam mudik tahun ini. Perlu dipertimbangkan cara memenuhi kebutuhan baterai listriknya selama perjalanan, serta untuk penggunaan di wilayah wilayah yang akses ke SPKLU nya sulit dan terbatas.

#zonaebt #kendaraanlistrik #energiterbarukan #mobillistrik #motorlistrik

Editor: Himatul Azqiya

Referensi:

[1] Mudik Lebih Dari 300 Km? Sebaiknya Jangan Pakai Mobil Listrik

[2] Catat, Ini Lokasi SPKLU PLN di Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera

[3] Motor Listrik Jarak Tempuh Terjauh Di Indonesia, Penasaran?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *