5 Raksasa Hidro, Bukti Kejayaan Indonesia di Sektor Energi Terbarukan

Ilustrasi hidropower
Ilustrasi Hydropower. Sumber: pixabay.com
  • Kelima PLTA terbaik di Indonesia menunjukkan bagaimana negara ini memanfaatkan potensi sumber daya airnya secara optimal untuk memenuhi kebutuhan energi nasional sekaligus mendukung transisi menuju energi bersih.
  • Selain memberikan kontribusi besar terhadap pasokan listrik nasional, keberadaan PLTA juga membawa manfaat tambahan seperti pengendalian banjir, irigasi pertanian, perikanan, hingga pariwisata.

Sebagai negara dengan sumber daya alam melimpah, Indonesia menjadi salah satu negara paling potensial dalam pemanfaatan energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Keberadaan sejumlah sungai diiringi curah hujan yang tinggi membuat Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan PLTA sebagai salah satu solusi energi bersih dan ramah lingkungan. Bukan hanya menjadi sumber energi yang berkelanjutan, tetapi PLTA juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. 

PLTA serupa konstruksi esensial Indonesia yang diharapkan mampu berperan dalam transisi energi nasional. Agar mengetahui lebih dalam, artikel ini akan menyuguhkan lima PLTA terbaik di Indonesia yang memiliki kapasitas besar, teknologi canggih, dan peran penting dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional.

1. PLTA Cirata

Ilustrasi PLTA
Ilustrasi PLTA. Sumber: zonaebt

PLTA Cirata terletak di Waduk Cirata, yang membentang di tiga kabupaten Jawa Barat, yaitu Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. PLTA Cirata setidaknya mengantongi total kapasitas terpasang sebesar 1.008 MW. PLTA ini merupakan PLTA terbesar di Indonesia sekaligus terbesar kedua di Asia Tenggara. Waduk Cirata sendiri memiliki luas sekitar 6.200 hektare dan menjadi salah satu proyek strategis nasional sejak pembangunannya pada tahun 1988.

PLTA Cirata mampu menghasilkan listrik rata-rata sebesar 1.428 GWh per tahun, yang disalurkan ke sistem kelistrikan Jawa-Bali. Energi yang dihasilkan oleh PLTA ini sangat penting untuk menopang kebutuhan listrik di pulau Jawa, sebagai pusat ekonomi dan populasi terbesar di Indonesia. Selain menghasilkan listrik, Waduk Cirata juga dimanfaatkan untuk kegiatan lain seperti irigasi pertanian, perikanan, hingga pariwisata. Keindahan waduk ini menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menikmati pemandangan alamnya.

PLTA Cirata sempat menjadi sorotan dunia karena pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di atas waduknya. Proyek ini diagendakan mampu menyimpan kapasitas sebesar 145 MWp dan akan menjadi PLTS terapung terbesar di dunia setelah selesai. Kombinasi antara PLTA dan PLTS ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memanfaatkan teknologi energi terbarukan secara maksimal.

2. PLTA Saguling

Ilustrasi PLTA
Ilustrasi PLTA. Sumber: zonaebt

PLTA Saguling berlokasi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat tepatnya di Sungai Citarum. Dengan kapasitas terpasang sebesar 844,36 MW, PLTA ini menjadi salah satu tulang punggung penyediaan listrik di sistem kelistrikan Jawa-Bali.

PLTA Saguling mampu menghasilkan energi listrik sebesar 3.000 GWh per tahun. Selain itu, pembangkit ini kerap dimanfaatkan sebagai cadangan beban puncak (peak load) untuk menjaga kestabilan pasokan listrik selama jam-jam penggunaan tertinggi.

Sebagai bagian dari ekosistem Sungai Citarum, waduk Saguling juga berfungsi mengendalikan banjir serta menyediakan air baku untuk kebutuhan domestik dan industri. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah pengelolaan limbah domestik dan industri yang masuk ke sungai tersebut. Waduk Saguling juga dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan keramba jaring apung serta menjadi destinasi wisata lokal. Keindahan alam sekitar waduk menjadikannya tempat favorit bagi masyarakat untuk berlibur.

Baca Juga:



3. PLTA Poso

Ilustrasi PLTA
Ilustrasi PLTA. Sumber: zonaebt

PLTA Poso terletak di Desa Sulewana, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Dikelola oleh PT Poso Energy, PLTA ini merupakan pembangkit listrik terbesar di kawasan Indonesia Timur dengan kapasitas total mencapai 515 MW.

Pembangunan PLTA Poso dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah PLTA Poso Eksisting dengan tiga unit turbin masing-masing berkapasitas 65 MW. Kemudian, tahap kedua adalah PLTA Poso Ekstension dengan empat unit turbin masing-masing berkapasitas 30 MW. Secara keseluruhan, pembangkit ini mampu menghasilkan energi listrik setara 2.000 GWh per tahun, yang disalurkan ke jaringan kelistrikan Sulawesi.

PLTA Poso dilengkapi dengan regulating dam untuk mengatur debit air dari Danau Poso sehingga aliran air dapat dimanfaatkan secara optimal sepanjang tahun. Kemampuan start-stop yang cepat juga memungkinkan pembangkit ini merespons perubahan permintaan listrik dalam waktu kurang dari 15 menit.

Selain menghasilkan listrik, proyek ini turut berdampak sosial-ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui peningkatan infrastruktur jalan, lapangan kerja lokal, dan pengembangan ekonomi daerah.

4. PLTA Batang Toru

Ilustrasi PLTA
Ilustrasi PLTA. Sumber: pixabay.com

PLTA Batang Toru berada di Sungai Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Dengan kapasitas total sebesar 510 MW, proyek ini dirancang sebagai pembangkit run-of-river, yaitu memanfaatkan aliran sungai tanpa memerlukan waduk besar. Proyek ini diproyeksikan mampu menghasilkan energi listrik sekitar 2.124 GWh per tahun, cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik lebih dari dua juta rumah tangga di Sumatera Utara.

Sebagai pembangkit run-of-river, PLTA Batang Toru memiliki dampak lingkungan lebih minor dibandingkan PLTA konvensional karena tidak memerlukan bendungan besar yang dapat mengubah ekosistem sungai secara drastis.  Meskipun ramah lingkungan، proyek ini sempat menuai kontroversi karena lokasinya berada dekat habitat orangutan Tapanuli yang terancam punah. Namun, pihak pengembang telah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk meminimalkan dampak terhadap satwa liar tersebut.

Baca Juga



5. PLTA Tangga

Ilustrasi PLTA
Ilustrasi PLTA. Sumber: zonaebt

PLTA Tangga terletak di Desa Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Dengan kapasitas terpasang sebesar 317 MW, PLTA Tangga memanfaatkan aliran Sungai Asahan yang berasal dari Danau Toba. Pembangkit ini memiliki empat turbin dengan kapasitas masing-masing 79,2 MW dan dirancang untuk memanfaatkan kembali air dari PLTA Sigura-gura yang berada di hulu sungai tersebut.

Keberadaan PLTA Tangga turut mendukung pengembangan pariwisata Danau Toba sebagai destinasi wisata internasional sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui berbagai program pemberdayaan komunitas.

PLTA ini memiliki sebuah rupa teknologi unik, yaitu bendungan PLTA Tangga yang menjadi bendungan tipe busur pertama di Indonesia dengan desain cekung seperti busur panah yang memberikan kekuatan struktural tinggi sekaligus efisiensi dalam menahan tekanan air.

Pengembangan PLTA dalam negeri cukup menjanjikan seperti yang telah dijabarkan dalam artikel ini. Namun, pengembangan PLTA harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan dan sosial agar manfaatnya dapat dirasakan oleh generasi mendatang tanpa merusak ekosistem alam yang ada.

#ZonaEBT #serbaterbarukan #EBTHeroes

Editor: Tri Indah Lestari

Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *