5 Alasan Membuang Sampah di Gunung Berapi Bukan Solusi!

Ilustrasi Kondisi Lava Gunung Berapi zonaebt.com
Ilustrasi Kondisi Lava Gunung Berapi. Sumber: Phys.org
  • Insinerator modern yang digunakan untuk pembakaran sampah memiliki suhu sekitar 1.000 hingga 1.200°C dan ini sama dengan suhu lava gunung berapi yang berkisar 1.200°C.
  • Walau memungkinkan membakar sampah di lava gunung, tetapi banyak faktor berbahaya yang harus diperhatikan salah satunya dapat menghasilkan gas beracun seperti sulfur dioksida, klorin, dan karbon dioksida.
  • Selain itu lava gunung berapi tidak dapat melelehkan seluruh sampah. Contohnya besi (1.538°C), nikel (1.455°C), sampah medis, dan nuklir yang harus memiliki suhu lebih panas.
  • Pertentangan dengan kebudayaan masyarakat sekitar juga menjadi salah satu alasan pembuangan sampah ke gunung berapi tidak dilakukan. Seperti masyarakat Yogyakarta melaksanakan upacara Labuhan Merapi untuk penghormatan dan permohonan keselamatan di gunung Merapi.

Seiring meningkatnya krisis sampah dunia, banyak tempat berubah menjadi timbunan sampah yang hampir menyerupai bukit besar. Jika terus dibiarkan, hal ini akan menjadi masalah besar bagi manusia dan lingkungan. Pengolahan sampah yang belum optimal, ditambah dengan perbedaan prioritas di setiap negara, menyebabkan lemahnya penanganan dan regulasi terhadap sampah plastik. Bahkan jika sampah diolah dengan insinerator, proses pembakaran tetap membutuhkan biaya tinggi.

Baca Juga



Lantas, muncul berbagai pertanyaan unik tentang cara menghilangkan sampah plastik. Mulai dari ide mengubur sampah plastik di dalam tanah hingga membuangnya ke lahar gunung berapi. Sekilas, ide ini tampak masuk akal, tetapi kenyataannya jauh lebih rumit dan berbahaya daripada yang dibayangkan.

Apakah Lava Bisa Menghancurkan Sampah?

Perlu diketahui, suhu magma dan lava pada gunung stratovolcano umumnya bisa mencapai 1.200°C, suhu yang cukup tinggi untuk membakar berbagai jenis sampah. Sebagai perbandingan, insinerator modern untuk pembakaran sampah beroperasi pada suhu sekitar 1.000 hingga 1.200°C.

Di Indonesia, insinerator diwajibkan memiliki suhu minimal 800°C sesuai peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebagai contoh, lava dari Gunung Krakatau, Merapi, Semeru, dan Sinabung yang termasuk stratovolcano dapat mencapai suhu tersebut saat erupsi. Sementara itu, di Amerika, Gunung Kilauea di Hawaii memiliki lava basal yang panas dan encer.

Meskipun membakar sampah di lava gunung memungkinkan, ada banyak faktor berbahaya yang harus diperhatikan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa membuang sampah ke gunung berapi bukanlah solusi yang tepat.

1. Tidak Semua Sampah Bisa Meleleh

Klasifikasi Tipe Lava Gunung Berapi zonaebt.com
Klasifikasi Tipe Lava Gunung Berapi. Sumber: Coolgeography.co.uk

Suhu lava yang mencapai 1.000°C dapat melelehkan banyak benda, termasuk sampah rumah tangga. Namun, tidak cukup panas untuk melelehkan logam seperti baja, nikel, atau besi.

Berdasarkan komposisinya, lava terbagi menjadi empat jenis: basal, andesitik, dasitik, dan riolitik, dengan lava basal dan andesitik memiliki suhu tertinggi. Lava andesitik hingga basal, yang bersuhu sekitar 900–1.200°C, hanya dapat melelehkan logam seperti aluminium, perak, dan tembaga. Namun, suhu ini tidak cukup untuk melelehkan besi (1.538°C) atau nikel (1.455°C).

Akibatnya, sampah yang tidak dapat meleleh akan tetap bertahan di sana tanpa benar-benar hancur, menyebabkan akumulasi limbah. Sampah berbahaya seperti limbah medis atau nuklir memerlukan suhu yang jauh lebih tinggi agar dapat dihancurkan dengan aman. Dengan suhu sekitar 700–1.250°C, lava tidak cukup panas untuk menghancurkan sampah berbahaya ini secara efektif.

2. Hanya Sedikit Gunung Berapi yang Bisa

Dari ribuan gunung berapi di dunia, hanya beberapa yang diketahui memiliki danau lava aktif, dengan jumlah yang sangat terbatas. Sebagian besar gunung berapi tidak memiliki danau lava aktif. Beberapa di antaranya terdiri dari bebatuan vulkanik yang telah mendingin, seperti Gunung St. Helens, atau membentuk kaldera berisi air, seperti Danau Crater di Oregon, Amerika Serikat.

Selain itu, sebagian besar gunung berapi aktif terletak di daerah terpencil, sehingga mengangkut sampah ke sana akan membutuhkan biaya besar, bahan bakar dalam jumlah banyak, serta sumber daya yang tidak sedikit.

3. Memicu Gejolak Lava Aktif

Kondisi Sampah dan Air dibuang ke Lava Gunung Mengakibatkan Ledakan yang Eksplosif. Sumber: Kanal Youtube Bradley White (NewZcam)

Membuang sampah ke danau lava tidak semudah yang dibayangkan. Lava memang tampak keras di permukaannya karena adanya proses pendinginan, tetapi bagian bawahnya tetap dalam kondisi cair dan panas. Hal ini dapat memicu ledakan jika terjadi gangguan eksternal, seperti perubahan tekanan atau masuknya material tertentu.

Masuknya material basah, seperti air atau bebatuan dengan kandungan air tinggi, dapat menyebabkan reaksi termal yang menghasilkan ledakan uap bertekanan tinggi. Fenomena ini dikenal sebagai ledakan freatomagmatik.

Gunung berapi tipe stratovolcano juga memiliki potensi erupsi sewaktu-waktu akibat meningkatnya tekanan gas dan magma di dalamnya. Dilansir dari Tempo.co (14/01/22), peristiwa seperti ini terjadi pada Gunung Semeru pada tahun 2021, ketika runtuhnya kubah lava di puncak menyebabkan pelepasan energi yang besar dan memicu erupsi berupa awan panas.

4. Menghasilkan Gas Beracun dan Polusi Udara

Erupsi gunung berapi secara alami menghasilkan awan panas dan debu vulkanik. Jika sampah dibakar di lava gunung berapi, jumlah gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer akan semakin meningkat. Padahal, tanpa tambahan sampah pun, gunung berapi sudah mengeluarkan gas beracun dalam jumlah besar, seperti sulfur dioksida (SO₂), hidrogen klorida (HCl), dan karbon dioksida (CO₂).

Gas sulfur dapat membentuk kabut asam (vog), yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Pencampuran gas vulkanik beracun dengan emisi dari pembakaran sampah akan meningkatkan kadar polutan di atmosfer secara signifikan.

Jika sampah dibakar di insinerator modern, asap pembakaran dapat disaring sebelum dilepaskan ke udara. Namun, jika pembakaran terjadi di gunung berapi, polusi akan langsung dilepaskan ke atmosfer tanpa penyaringan. Polusi yang dilepaskan dapat memperburuk efek rumah kaca dan berkontribusi pada penipisan lapisan ozon.

5. Bertentangan dengan Kepercayaan Budaya

Ritual Labuhan Merapi oleh Masyrakat Yogyakarta untuk Penghormatan dan Permohonan Keselamatan zonaebt.com
Ritual Labuhan Merapi oleh Masyrakat Yogyakarta untuk Penghormatan dan Permohonan Keselamatan. Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Banyak komunitas adat menganggap gunung berapi sebagai tempat sakral. Misalnya, di Hawaii, kawah Halemaʻumaʻu dipercaya sebagai rumah Dewi Api, Pele.

Di Indonesia, masyarakat di lereng Gunung Merapi mempercayai keberadaan kerajaan gaib yang dipimpin oleh tokoh spiritual seperti Empu Rama dan Empu Permadi. Setiap tahun, masyarakat Yogyakarta menggelar upacara Labuhan Merapi sebagai bentuk penghormatan dan permohonan keselamatan.

Tradisi ini mencerminkan keyakinan bahwa menjaga hubungan harmonis dengan alam akan mendatangkan perlindungan dan kesejahteraan.

Baca Juga



Meskipun membuang sampah ke gunung berapi terdengar seperti solusi cepat, faktanya justru sebaliknya. Risiko ledakan, pelepasan gas beracun, polusi udara, serta pertimbangan budaya dan logistik membuat cara ini tidak efektif. Daripada mencari jalan pintas yang tidak masuk akal, kita bisa memulai langkah-langkah sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik, mendaur ulang, dan mendukung inovasi pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Mulailah dari diri sendiri dengan melihat bagaimana alam dan makhluk hidup lainnya dapat saling berdampingan. Dengan begitu, kita akan lebih bijak dalam menjaga alam, terutama dari pencemaran sampah plastik.

Sobat EBT Heroes juga bisa berkontribusi dengan melakukan hal kecil, seperti membagikan tulisan ini kepada lebih banyak orang. Agar semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam!

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes #KurangiPlastik

Editor : Alfidah Dara Mukti

Referensi:

[1] Mengapa kita tidak buang saja semua sampah kita ke gunung berapi dan membakarnya?

[2] This Is Why We Can’t Throw All Our Trash Into Volcanoes

[3] Why don’t we just throw all our garbage into volcanoes?

[4] Kondisi Gunung Semeru Terkini: Tersisa 3 Juta Meter Kubik Kubah Lava

[5] Kearifan Lingkungan Masyarakat Lereng Gunung Berapi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *